reaksi redoks

0.0(0)
studied byStudied by 0 people
0.0(0)
full-widthCall Kai
learnLearn
examPractice Test
spaced repetitionSpaced Repetition
heart puzzleMatch
flashcardsFlashcards
GameKnowt Play
Card Sorting

1/98

encourage image

There's no tags or description

Looks like no tags are added yet.

Study Analytics
Name
Mastery
Learn
Test
Matching
Spaced

No study sessions yet.

99 Terms

1
New cards
2
New cards
3
New cards
4
New cards
5
New cards
Reaksi Redoks
6
New cards
Salah satu jenis reaksi kimia adalah reaksi reduksi dan oksidasi, atau reaksi redoks.
7
New cards
Reaksi redoks ditandai dengan perubahan bilangan oksidasi saat pereaksi berubah menjadi hasil
8
New cards
reaksi. Reaksi oksidasi adalah bila pereaksi melepaskan elektron sehingga mengalami kenaikan
9
New cards
bilangan oksidasi (biloks). Reaksi reduksi adalah bila pereaksi menerima elektron sehingga
10
New cards
mengalami penurunan biloks. Reaksi oksidasi dan reduksi selalu terjadi bersamaan. Jika ada zat
11
New cards
yang mengalami oksidasi maka zat yang lain mengalami reduksi. Jumlah total elektron yang
12
New cards
lepas oleh satu zat selalu sama dengan jumlah total elektron yang diterima zat lain. Zat yang
13
New cards
menerima elektron atau mengalami reduksi disebut zat pengoksidasi (oksidator). Demikian
14
New cards
pula, zat yang melepas elektron atau mengalami oksidasi disebut zat pereduksi (reduktor)
15
New cards
karena memberikan elektron kepada zat lain untuk reduksi.
16
New cards
Misalnya, reaksi antara logam natrium dan air melibatkan hilangnya elektron oleh
17
New cards
natrium (oksidasi natrium) dan perolehan elektron oleh air (reduksi air). Reaksi reaksi logam
18
New cards
natrium dan air adalah sebagai berikut.
19
New cards
Sel elektrokimia dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sel Volta (sel Galvani) dan sel
20
New cards
elektrolisis. Sel Galvani/Volta adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri dari dua buah
21
New cards
elektroda yang dapat menghasilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi secara spontan. Salah
22
New cards
satu contoh sel Volta yang terdiri dari elektroda seng, Zn(s)|Zn2+(aq), dan elektroda tembaga,
23
New cards
Cu(s)|Cu2+(aq), seperti yang terlihat pada Gambar 1.
24
New cards
17
25
New cards
Gambar 1 Contoh Sel Volta
26
New cards
Laboratorium Kimia Terapan
27
New cards
Politeknik Negeri Bandung
28
New cards
Apabila kedua elektroda dihubungkan dengan pengukur arus listrik maka elektron akan
29
New cards
mengalir dari Zn ke Cu. Elektron ini berasal dari reaksi oksidasi yang spontan terjadi pada
30
New cards
elektroda Zn. Reaksi oksidasi pada Zn adalah sebagai berikut :
31
New cards
Zn (s) → Zn2+ (aq) + 2e
32
New cards
Elektron yang tiba di elektroda Cu akan bereaksi dengan ion Cu2+ (mengalami reaksi reduksi)
33
New cards
dan mengendap sebagai logam Cu pada elektroda Cu dengan reaksi sebagai berikut
34
New cards
Cu2+ (aq) + 2e → Cu (s)
35
New cards
Elektroda tempat terjadi reaksi oksidasi disebut anoda sedangkan elektroda tempat terjadi
36
New cards
reaksi reduksi disebut katoda. Persamaan reaksi totalnya dapat ditulis dengan :
37
New cards
Anoda (oksidasi)
38
New cards
Katoda (reduksi)
39
New cards
Reaksi sel
40
New cards
: Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-
41
New cards
: Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
42
New cards
: Cu2+(aq) + Zn(s) → Zn2+(aq) + Cu(s)
43
New cards
Dengan notasi sel sebagai berikut : Zn(s)|Zn2+(aq)║Cu2+(aq)|Cu(s)
44
New cards
Potensial Redoks dan Reaksi Redoks Sederhana
45
New cards
Aplikasi dari penggunaan reaksi redoks adalah dapat memprediksikan suatu reaksi itu
46
New cards
berlangsung atau tidak di dalam sistem logam dan dan larutan logam lainnya. Sebagai contoh
47
New cards
adalah logam perak apakah larut didalam larutan tembaga sulfat. Dimana potensial reduksi
48
New cards
standar (E°) dari perak (Ag+-Ag)adalah +0,80 volt dan untuk tembaga (Cu2+- Cu) adalah +0,34
49
New cards
volt. Dimana nilai E° dari perak lebih positif dibandingkan dengan tembaga (Cu) maka nilai
50
New cards
potensial sel standar (E°sel) masih negatif seperti pada persamaan dibawah ;
51
New cards
Ag+ (aq) + e-
52
New cards
Cu2+ (aq) + 2 e-
53
New cards
→ Ag (s)
54
New cards
→ Cu (s)
55
New cards
Eo = + 0,80 V
56
New cards
Eo = + 0,34 V
57
New cards
(3)
58
New cards
(4)
59
New cards
Eo sel = Eokatoda – Eoanoda
60
New cards
= Eoreduksi – Eooksidasi
61
New cards
= +0,34 – (+0,80)
62
New cards
= - 0,46 v
63
New cards
Dari hasil ini terlihat bahwa Ag memiliki tendensi kurang terhadap kehilangan elektron
64
New cards
maka sudah dapat diprediksi bahwa reaksi tidak akan dengan mudah berlangsung secara
65
New cards
spontan (lambat/susah). Kesimpulannya Ag tidak mudah teroksidasi didalam larutan tembaga
66
New cards
sulfat.
67
New cards
Potensial sel standar adalah potensial dalam keadaan standar yakni pada temperatur
68
New cards
25°C dengan konsentrasi elektrolit masing-masing 1 M. Karena sel galvani sering digunakan
69
New cards
tidak hanya pada 25°C dan konsentrasi elektrolit 1 M, persamaan nernst menggambarkan
70
New cards
bagaimana hubungan potensial sel dengan konsentrasi elektrolit dan suhu.
71
New cards
Untuk reaksi : α A + β B → γ C + δ D
72
New cards
Persamaan nernst pada suhu 25°C : Esel = E°sel – 0,059
73
New cards
n
74
New cards
log [C]γ[D]δ
75
New cards
[A]α[B]β
76
New cards
18
77
New cards
Laboratorium Kimia Terapan
78
New cards
Politeknik Negeri Bandung
79
New cards
Korosi dan Passivasi
80
New cards
Sel Galvani, baik sel komposisi (adanya dua logam yang memiliki potensial elektroda
81
New cards
berbeda) maupun sel konsentrasi (logam sejenis) dapat menyebabkan terjadinya korosi pada
82
New cards
logam. Pada sel komposisi logam yang anodik akan terkorosi terlebih dahulu sedangkan sel
83
New cards
konsenrasi bisa terjadi karena adanya oksigen dan air yang tidak sama konsentrasinya pada
84
New cards
permukaan logam.
85
New cards
Untuk mencegah terjadinya korosi ini dapat dilakukan dengan cara elektroplating dan
86
New cards
dengan membentuk lapisan oksida logam yang koheren secara efektif memblok reaksi oksidasi
87
New cards
selanjutnya (passivasi) pada logam yang akan dilindungi. Salah satu contoh pembentukan
88
New cards
lapisan oksida adalah lapisan oksida aluminium. Aluminium memiliki lapisan oksida stabil
89
New cards
setebal sekitar 2 nm bila ditempatkan pada udara terbuka dalam temperatur ruang. Oksida pada
90
New cards
temperatur tinggi (350-450C) menghasilkan lapisan Al2O3 setebal 40 nm. Bila anodasi ini
91
New cards
dilakukan dalam larutan elektrolit seperti asam sulfat encer, tebal lapisan oksida bisa mencapai
92
New cards
104 nm. Reaksi yang terjadi dalam larutan asam sulfat encer adalah
93
New cards
Anoda
94
New cards
Katoda
95
New cards
: 2 Al + 3 H2O → Al2O3 + 6 H+ + 6e
96
New cards
: 6e + 6H+
97
New cards
→ 3 H2
98
New cards
Bila pembentukan lapisan oksida yang koheren ini dicegah, misalnya dengan aliasi logam
99
New cards
merkuri pada permukaanya, maka alumunium akan bereaksi cepat dengan oksigen.