Neurologi Klinis – Saraf Kranial, Nyeri Kepala, Epilepsi, Vertigo

Kartu kosakata berbahasa Indonesia yang merangkum konsep penting neurologi — saraf kranial, nyeri kepala primer & sekunder, epilepsi, vertigo, serta terapi terkait — sesuai catatan kuliah.

Bell’s palsy

Paralisis saraf fasialis perifer idiopatik yang menyebabkan hemifasial lumpuh mendadak, kelopak mata tidak menutup dan sudut mulut turun.

Glasgow Coma Scale (GCS)

Skala penilaian kesadaran 3-15 berdasarkan respon Eye (E), Verbal (V), dan Motor (M).

Eye Opening pada GCS

4 spontan, 3 terhadap suara, 2 terhadap nyeri, 1 tidak ada.

Respon Verbal GCS

5 orientasi baik, 4 bingung, 3 kata tidak tepat, 2 suara tak dimengerti, 1 diam.

Respon Motorik GCS

6 ikuti perintah, 5 lokalisasi nyeri, 4 fleksi menjauhi, 3 fleksi abnormal, 2 ekstensi, 1 tidak ada.

Skor GCS untuk koma

Nilai ≤8 menandakan koma dan biasanya butuh intubasi.

Saraf Kranial I (Olfaktorius)

Fungsi sensorik penciuman.

Saraf Kranial II (Optikus)

Fungsi sensorik penglihatan.

Saraf Kranial III (Oculomotorius)

Motorik sebagian besar gerakan bola mata, elevasi palpebra, konstriksi pupil.

Saraf Kranial IV (Trochlearis)

Motorik otot oblik superior; gerak mata ke bawah-dalam.

Saraf Kranial V (Trigeminal)

Sensorik wajah & motorik otot pengunyah (campuran).

Saraf Kranial VI (Abducens)

Motorik otot rektus lateralis; abduksi bola mata.

Saraf Kranial VII (Fasialis)

Motorik otot mimik, rasa 2/3 anterior lidah, parasimpatis lakrimasi & ludah (campuran).

Saraf Kranial VIII (Vestibulokoklear)

Sensorik pendengaran & keseimbangan.

Saraf Kranial IX (Glosofaringeus)

Rasa 1/3 posterior lidah, refleks gag, sekresi parotis, motorik faring (campuran).

Saraf Kranial X (Vagus)

Motorik & sensorik viseral luas, fonasi, menelan, parasimpatis organ torako-abdominal (campuran).

Saraf Kranial XI (Aksesoris)

Motorik otot sternokleidomastoideus dan trapezius.

Saraf Kranial XII (Hipoglosus)

Motorik gerakan lidah.

Mnemonik fungsi saraf kranial

“Some Say Money Matters But My Brother Says Big Brains Matter More” (S = sensori, M = motor, B = campuran).

Skala refleks tendon dalam

0 tidak ada, 1 hiporefleks, 2 normal, 3 hiper, 4 klonus/hiperaktif.

Upper Motor Neuron (UMN)

Lesi menimbulkan spastisitas, hiperrefleks, Babinski (+).

Lower Motor Neuron (LMN)

Lesi menyebabkan hiporefleks, atrofi, fasikulasi, tonus rendah.

Tension-Type Headache (TTH)

Sakit kepala bilateral seperti ditekan tanpa denyut, terkait ketegangan otot perikrani.

Klasifikasi TTH

Episodik infrequent (

Terapi abortif TTH

Analgesik/NSAID; parasetamol 1.000 mg atau ibuprofen 400-800 mg.

Terapi preventif TTH

Amitriptilin 10-25 mg tiap malam.

Migren tanpa aura

Nyeri kepala unilateral berdenyut 4-72 jam, fotofobia, mual, tanpa aura neurologik.

Migren dengan aura

Migren klasik didahului gejala neurologik reversibel 5-60 menit sebelum nyeri.

Obat abortif migren

NSAID dosis tinggi, sumatriptan 50-100 mg PO/6 mg SC, ergotamin.

Obat preventif migren

Propranolol 40-240 mg, amitriptilin 10-25 mg, asam valproat 250-1.000 mg per hari.

Cluster headache

Serangan nyeri unilateral periorbital hebat 15-180 menit dengan lakrimasi & hidung tersumbat, pola klaster.

Terapi abortif cluster

Oksigen 100 % 7-10 L/menit + sumatriptan 6 mg SC atau ergotamin.

Terapi preventif cluster

Verapamil 160-320 mg/hari ± amitriptilin 10-25 mg.

Trigeminal neuralgia (tic doloreux)

Nyeri tajam seperti sengatan listrik pada area N.V, dipicu sentuhan ringan wajah.

Obat pilihan trigeminal neuralgia

Karbamazepin 200-1.200 mg/hari; alternatif amitriptilin.

Arteritis sel raksasa (temporal)

Vaskulitis arteri besar pada lansia dengan nyeri temporal, ESR tinggi, risiko kebutaan.

Terapi arteritis sel raksasa

Kortikosteroid dosis tinggi (metilprednisolon 1 g IV, lalu prednisone oral).

Terapi Bell’s palsy

Prednison 60 mg tappering 7-10 hari ± asiklovir 5×800 mg bila curiga HSV.

Ramsay Hunt syndrome

Paralisis fasialis + vesikel herpes zoster di kanalis auditorius; lebih nyeri & prognosa buruk.

Kejang parsial (fokal)

Aktivitas listrik terbatas area otak; simple (sadar utuh) atau kompleks (gangguan sadar); bisa generalisasi sekunder.

Kejang umum (generalized)

Aktivitas listrik bilateral sejak awal; tipe tonik-klonik, absans, mioklonik, atonik.

Status epileptikus

Kejang >5 menit atau dua kejang tanpa sadar penuh di antaranya; keadaan gawat darurat.

Terapi status epileptikus

Diazepam 0,3-0,5 mg/kg rektal/IV, lanjut fenitoin 15-20 mg/kg IV pelan atau fenobarbital.

BPPV

Vertigo singkat akibat otokonia lepas di kanal semisirkular; benign paroxysmal positional vertigo.

Tes Dix-Hallpike

Manuver provokasi posisional untuk mendiagnosis BPPV; memicu nistagmus torsional.

Manuver Epley

Reposisi partikel kanal posterior pada BPPV; dilanjutkan Brandt-Daroff di rumah.

Penyakit Meniere

Pusing, tinnitus, hilang pendengaran fluktuatif karena hidrops endolimfe telinga dalam.

Penatalaksanaan Meniere

Diet rendah garam/kafein, diuretik HCT, betahistin 3×12 mg, antihistamin vestibulosupresan.

Vestibular neuritis

Inflamasi saraf vestibular; vertigo hebat mendadak tanpa gangguan pendengaran; terapi simtomatik.

Betahistin

Analog histamin (H3 antagonis/H1 agonis lemah) untuk mengurangi vertigo, dosis 3×12-24 mg.