1/23
Looks like no tags are added yet.
Name | Mastery | Learn | Test | Matching | Spaced |
---|
No study sessions yet.
Q: Berapa persen kontribusi konsumsi terhadap PDB Indonesia
A: Hampir 60 persen dari total PDB Indonesia
Q: Apa yang dimaksud dengan pendapatan disposabel
A: Pendapatan yang tersedia untuk dibelanjakan setelah dikurangi beban pajak yang harus dibayar
Q: Siapa yang memperkenalkan konsep fungsi konsumsi
A: John Maynard Keynes
Q: Apa yang ditunjukkan oleh garis 45° pada grafik fungsi konsumsi
A: Garis yang menunjukkan titik dimana tingkat konsumsi sama dengan tingkat pendapatan (break even point)
Q: Bagaimana rumus untuk menghitung tabungan
A: Tabungan = Pendapatan - Konsumsi
Q: Apa yang dimaksud dengan dissaving atau bukan tabungan
A: Kondisi dimana konsumsi melebihi pendapatan, sehingga terjadi hutang (tabungan negatif)
Q: Kapan fungsi konsumsi berada di atas garis 45°
A: Ketika rumah tangga memiliki hutang (konsumsi > pendapatan)
Q: Kapan fungsi konsumsi berada di bawah garis 45°
A: Ketika rumah tangga memiliki tabungan (konsumsi < pendapatan)
Q: Apa kepanjangan dan definisi MPC
A: Marginal Propensity to Consume - besarnya tambahan konsumsi saat memperoleh tambahan pendapatan
Q: Bagaimana rumus untuk menghitung MPC
A: MPC = ΔC/ΔYD = (C1-C0)/(Yd1-Yd0)
Q: Apa kepanjangan dan definisi MPS
A: Marginal Propensity to Save - pembagian setiap tambahan rupiah dari pendapatan yang masuk ke dalam tabungan tambahan
Q: Bagaimana hubungan antara MPC dan MPS
A: MPC + MPS = 1 atau MPS = 1 - MPC
Q: Bagaimana rumus untuk menghitung MPS
A: MPS = ΔS/ΔYd = (S1-S0)/(Yd1-Yd0) atau MPS = 1 - MPC
Q: Sebutkan 3 faktor penentu tingkat konsumsi nasional
A: 1) Tingkat pendapatan disposabel, 2) Pendapatan permanen dan teori siklus konsumsi, 3) Tingkat kekayaan
Q: Apa yang dimaksud dengan pendapatan permanen (permanent income)
A: Rata-rata tingkat pendapatan yang akan diterima oleh rumah tangga dalam jangka panjang, ketika ada kemungkinan terjadi fluktuasi dalam jangka pendek
Q: Bagaimana pola konsumsi rumah tangga berpendapatan rendah
A: Fokus pada kebutuhan primer (sandang, pangan, papan) dan menghabiskan sebagian besar pendapatan untuk keperluan dasar
Q: Bagaimana pola konsumsi rumah tangga berpendapatan menengah
A: Selain kebutuhan dasar, juga mengalokasikan untuk tempat tinggal permanen, pendidikan, transportasi, rekreasi, dan pakaian berkualitas lebih baik
Q: Bagaimana pola konsumsi rumah tangga berpendapatan tinggi
A: Mampu membeli barang mewah, konsumsi bertambah seiring naiknya pendapatan, dan memiliki alokasi tabungan yang besar
Q: Apa yang dimaksud dengan slope dari fungsi konsumsi
A: Slope mengukur perubahan konsumsi setiap perubahan rupiah dalam pendapatan, yang disebut sebagai Marginal Propensity to Consume (MPC)
Q: Mengapa studi tentang konsumsi agregat suatu negara penting
A: Karena konsumsi merupakan komponen utama perhitungan pendapatan nasional dari sisi pengeluaran, dan bagian yang tidak dikonsumsi menjadi tabungan yang dapat diinvestasikan untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Q: Apa perbedaan antara kekayaan dan pendapatan dalam konteks ekonomi
A: Kekayaan adalah konsep stok (total aset yang dimiliki), sedangkan pendapatan adalah konsep aliran/flow (uang yang diterima secara berkala)
Q: Bagaimana efek kekayaan mempengaruhi konsumsi
A: Orang dengan tingkat kekayaan lebih tinggi dapat mengonsumsi lebih banyak tanpa takut bangkrut, meskipun pendapatan bulanannya sama dengan orang yang kekayaannya lebih rendah
Q: Kapan konsumen cenderung menaikkan konsumsi secara proporsional
A: Ketika perubahan pendapatan terjadi secara permanen (seperti kenaikan gaji), bukan perubahan sementara (seperti bonus)
Q: Mengapa orang berpendapatan tinggi cenderung menabung lebih banyak
A: Karena kebutuhan dasar mereka sudah terpenuhi, sehingga ada surplus pendapatan yang dapat dialokasikan untuk tabungan, sedangkan orang berpendapatan rendah harus menghabiskan hampir seluruh pendapatannya untuk kebutuhan dasar