1/41
Looks like no tags are added yet.
Name | Mastery | Learn | Test | Matching | Spaced |
|---|
No study sessions yet.
Q: Apa itu Ekspor Neto (NX)
A: Ekspor Neto (NX) = Ekspor - Impor. Menunjukkan selisih nilai barang/jasa yang dijual ke luar negeri dengan yang dibeli dari luar negeri.
Q: Apa yang dimaksud dengan Surplus Perdagangan (Trade Surplus)
A: Kondisi ketika NX > 0, artinya nilai ekspor lebih besar dari impor. Negara lebih banyak menjual barang ke luar negeri dibanding membeli dari luar negeri.
Q: Apa yang dimaksud dengan Defisit Perdagangan (Trade Deficit)
A: Kondisi ketika NX < 0, artinya nilai impor lebih besar dari ekspor. Negara lebih banyak membeli barang dari luar negeri dibanding menjual ke luar negeri.
Q: Sebutkan 6 faktor yang mempengaruhi ekspor, impor, dan net ekspor
A: (1) Selera konsumen, (2) Harga barang di dalam dan luar negeri, (3) Kurs pertukaran, (4) Pendapatan konsumen, (5) Biaya transport antarnegara, (6) Kebijakan pemerintah tentang perdagangan internasional.
Q: Apa itu Aliran Modal Neto/Net Capital Outflow (NCO)
A: NCO = Aliran modal keluar - Aliran modal masuk. Atau: nilai pembelian aset luar negeri oleh warga dalam negeri dikurangi nilai pembelian aset dalam negeri oleh warga asing.
Q: Apa perbedaan Foreign Direct Investment (FDI) dan Foreign Portfolio Investment
A: FDI = Investasi langsung asing di mana pihak asing aktif mengelola investasinya (contoh: bangun pabrik). Portfolio Investment = Investasi di mana pihak asing pasif, hanya membeli saham/obligasi tanpa mengelola.
Q: Apa arti NCO positif
A: NCO > 0 berarti capital outflow, yaitu nilai pembelian aset luar negeri oleh warga dalam negeri lebih besar dari pembelian aset dalam negeri oleh warga asing. Modal "keluar" dari negara.
Q: Apa arti NCO negatif
A: NCO < 0 berarti capital inflow, yaitu nilai pembelian aset dalam negeri oleh warga asing lebih besar dari pembelian aset luar negeri oleh warga dalam negeri. Modal "masuk" ke negara.
Q: Sebutkan 4 faktor yang mempengaruhi aliran modal neto
A: (1) Tingkat suku bunga riil aset luar negeri, (2) Tingkat suku bunga riil aset dalam negeri, (3) Kondisi ekonomi dan risiko politik luar negeri, (4) Kebijakan pemerintah terhadap kepemilikan aset.
Q: Apa hubungan antara Ekspor Neto (NX) dan Aliran Modal Neto (NCO)
A: NX = NCO. Nilai ekspor neto selalu sama dengan nilai aliran modal neto. Jika ada transaksi yang mempengaruhi salah satu, maka yang lain juga akan terpengaruh.
Q: Mengapa NX selalu sama dengan NCO
A: Karena uang hasil ekspor pasti akan digunakan untuk membeli barang impor atau membeli aset luar negeri. Jika surplus perdagangan (NX>0), uang hasil ekspor digunakan untuk beli aset luar (NCO>0). Jika defisit (NX<0), perlu jual aset untuk biayai impor (NCO<0).
Q: Jika perekonomian mengalami surplus perdagangan, apa yang terjadi pada NCO
A: NCO juga positif (NCO > 0). Karena uang hasil ekspor yang lebih banyak akan digunakan untuk membeli aset luar negeri, sehingga terjadi capital outflow.
Q: Jika perekonomian mengalami defisit perdagangan, apa yang terjadi pada NCO
A: NCO negatif (NCO < 0). Karena untuk membiayai defisit perdagangan, negara harus menjual aset ke asing, sehingga terjadi capital inflow.
Q: Apa rumus GDP untuk perekonomian terbuka
A: Y = C + I + G + NX, di mana Y = GDP, C = Konsumsi, I = Investasi, G = Pengeluaran pemerintah, NX = Ekspor neto.
Q: Apa rumus Tabungan Nasional (S)
A: S = Y - C - G (pendapatan dikurangi konsumsi dan pengeluaran pemerintah).
Q: Apa hubungan antara Tabungan (S), Investasi (I), dan NCO
A: S = I + NCO. Tabungan nasional dapat digunakan untuk investasi dalam negeri (I) atau untuk membeli aset luar negeri (NCO).
Q: Apa perbedaan penggunaan tabungan di ekonomi tertutup vs terbuka
A: Ekonomi tertutup: S = I (tabungan hanya untuk investasi dalam negeri). Ekonomi terbuka: S = I + NCO (tabungan bisa untuk investasi dalam negeri DAN luar negeri).
Q: Apa itu Nilai Tukar (Exchange Rate)
A: Harga atau nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Atau: jumlah uang domestik yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
Q: Apa itu Nilai Tukar Nominal
A: Tingkat pertukaran mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Contoh: USD 1 = Rp 13.000 atau Rp 1 = USD 0.000077.
Q: Apa itu Apresiasi mata uang
A: Penguatan mata uang, di mana mata uang dapat ditukarkan dengan lebih banyak mata uang asing. Contoh: nilai tukar berubah dari USD 0.0001/Rp menjadi USD 0.0002/Rp (rupiah menguat).
Q: Apa itu Depresiasi mata uang
A: Pelemahan mata uang, di mana mata uang dapat ditukarkan dengan lebih sedikit mata uang asing. Contoh: nilai tukar berubah dari USD 0.01/Rp menjadi USD 0.009/Rp (rupiah melemah).
Q: Jika rupiah mengalami apresiasi, apa yang terjadi pada dolar Amerika
A: Dolar Amerika mengalami depresiasi. Apresiasi suatu mata uang berarti depresiasi bagi mata uang pasangannya.
Q: Apa itu Nilai Tukar Riil
A: Tingkat pertukaran barang/jasa suatu negara dengan barang/jasa negara lain. Menunjukkan harga relatif barang antar negara. Contoh: 1 ton rotan Malaysia = 2 ton rotan Indonesia.
Q: Apa rumus Nilai Tukar Riil
A: Nilai tukar riil = (nilai tukar nominal × harga dalam negeri) / harga luar negeri. Atau: (e × P) / P, di mana e = nilai tukar nominal, P = indeks harga dalam negeri, P = indeks harga luar negeri.
Q: Apa yang terjadi jika nilai tukar riil mengalami depresiasi
A: Harga barang domestik menjadi lebih murah relatif terhadap barang luar negeri. Akibatnya: ekspor naik, impor turun, sehingga ekspor neto (NX) meningkat.
Q: Apa yang terjadi jika nilai tukar riil mengalami apresiasi
A: Harga barang domestik menjadi lebih mahal relatif terhadap barang luar negeri. Akibatnya: ekspor turun, impor naik, sehingga ekspor neto (NX) menurun.
Q: Mengapa nilai tukar riil penting
A: Karena nilai tukar riil menentukan apakah barang dalam negeri lebih murah atau lebih mahal dibanding barang luar negeri, yang merupakan determinan utama ekspor dan impor suatu negara.
Q: Apa yang terjadi pada permintaan mata uang asing jika kurs mata uang asing tinggi
A: Permintaan mata uang asing turun, karena harga barang di negara lain menjadi relatif lebih mahal, sehingga orang kurang tertarik membeli barang dari negara tersebut.
Q: Apa yang terjadi pada penawaran mata uang asing jika kurs mata uang asing tinggi
A: Penawaran mata uang asing naik, karena harga barang dalam negeri menjadi relatif lebih murah bagi orang asing, sehingga mereka lebih banyak membeli barang dalam negeri dan menukar mata uang mereka dengan mata uang domestik.
Q: Bagaimana perubahan cita rasa masyarakat mempengaruhi nilai tukar
A: Jika masyarakat lebih suka barang lokal, permintaan mata uang asing turun, nilai tukar domestik menguat (apresiasi). Jika lebih suka barang impor, permintaan mata uang asing naik, nilai tukar domestik melemah (depresiasi).
Q: Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai tukar
A: Inflasi cenderung menurunkan nilai mata uang (depresiasi) karena: (1) harga dalam negeri lebih mahal sehingga impor meningkat, (2) harga barang ekspor lebih mahal sehingga ekspor menurun. Kedua hal ini meningkatkan permintaan mata uang asing.
Q: Bagaimana suku bunga mempengaruhi nilai tukar
A: Suku bunga tinggi menarik modal luar negeri masuk (capital inflow), meningkatkan penawaran mata uang asing, sehingga nilai tukar domestik menguat (apresiasi). Suku bunga rendah mendorong modal keluar (capital outflow), meningkatkan permintaan mata uang asing, nilai tukar domestik melemah (depresiasi).
Q: Bagaimana pertumbuhan ekonomi mempengaruhi nilai tukar
A: Jika pertumbuhan didorong ekspor: permintaan mata uang domestik naik, nilai tukar menguat. Jika pertumbuhan didorong impor: permintaan mata uang asing naik lebih cepat, nilai tukar domestik melemah.
Q: Apa itu Undervalued Currency
A: Mata uang yang dinilai terlalu rendah oleh pemerintah, di mana harga mata uang domestik ditetapkan lebih rendah dari harga pasar bebas. Tujuannya biasanya untuk mendorong ekspor.
Q: Apa itu Overvalued Currency
A: Mata uang yang dinilai terlalu tinggi oleh pemerintah, di mana harga mata uang domestik ditetapkan lebih tinggi dari harga pasar bebas. Tujuannya biasanya untuk membuat impor lebih murah.
Q: Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar nominal
A: (1) Permintaan dan penawaran mata uang asing, (2) Cita rasa masyarakat, (3) Harga barang ekspor dan impor, (4) Inflasi, (5) Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi, (6) Pertumbuhan ekonomi, (7) Campur tangan pemerintah.
Q: Apa yang dimaksud dengan Balanced Trade
A: Keseimbangan perdagangan di mana nilai ekspor sama dengan nilai impor (NX = 0). Negara tidak mengalami surplus atau defisit perdagangan.
Q: Jika Indonesia ekspor rotan ke Jerman lalu uang hasilnya digunakan untuk membeli saham perusahaan Jerman, apa yang terjadi pada NX dan NCO
A: NX naik (karena ekspor naik) dan NCO juga naik (karena ada pembelian aset luar negeri). Keseimbangan NX = NCO tetap terjaga.
Q: Jika Indonesia ekspor rotan ke Jerman lalu uang hasilnya digunakan untuk membeli mobil Jerman, apa yang terjadi pada NX dan NCO
A: Ekspor naik tapi impor juga naik dalam jumlah yang sama, sehingga NX tetap (terjadi balanced trade). NCO juga tetap karena tidak ada pembelian aset. Keseimbangan NX = NCO tetap terjaga.
Q: Mengapa harga barang ekspor yang turun bisa meningkatkan nilai tukar
A: Harga ekspor turun membuat barang dalam negeri lebih murah, ekspor meningkat, penawaran mata uang asing bertambah (orang asing tukar mata uangnya dengan mata uang domestik untuk membeli barang kita), nilai tukar domestik menguat.
Q: Apa hubungan antara inflasi tinggi dengan permintaan valuta asing
A: Inflasi tinggi membuat harga dalam negeri lebih mahal, sehingga: (1) orang domestik lebih suka beli barang impor (permintaan valuta asing naik), (2) orang asing kurang tertarik beli barang ekspor kita (penawaran valuta asing turun). Hasilnya: mata uang domestik melemah.