1/30
Looks like no tags are added yet.
Name | Mastery | Learn | Test | Matching | Spaced |
|---|
No study sessions yet.
Q: Apa definisi kebijakan fiskal
A: Langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan dalam sistem pajak atau sistem pembelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.
Q: Apa saja 3 komponen utama sistem fiskal
A: 1) Pengeluaran pemerintah, 2) Perpajakan, 3) Utang negara
Q: Mengapa kebijakan fiskal pertama kali muncul pada tahun 1930-an
A: Karena tidak mampunya kebijakan moneter dalam menanggulangi depresi ekonomi. Kebijakan moneter tidak efektif karena investor tidak berani investasi meskipun suku bunga turun.
Q: Siapa tokoh yang menerbitkan buku "The General Theory of Employment Interest and Money" tahun 1936 yang menjadi dasar teori kebijakan fiskal
A: John Maynard Keynes
Q: Apa perbedaan fundamental antara pandangan klasik dan Keynes tentang kebijakan fiskal
A: Klasik: anggaran harus seimbang, pemerintah jangan banyak campur tangan, pasar bebas. Keynes: pemerintah harus aktif campur tangan karena pengeluaran pemerintah berbeda dari individu dalam pengaruhnya terhadap ekonomi.
Q: Sebutkan 4 macam kebijakan fiskal berdasarkan perkembangannya
A: 1) Pembiayaan fungsional (functional finance), 2) Pengelolaan anggaran (managed budget), 3) Stabilisasi anggaran otomatis (stabilizing budget), 4) Anggaran belanja seimbang (balanced budget)
Q: Apa prinsip utama pembiayaan fungsional (functional finance) menurut A.P. Lerner
A: Pengeluaran pemerintah ditentukan berdasarkan akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional untuk meningkatkan kesempatan kerja. Pajak dipakai untuk mengatur pengeluaran swasta bukan untuk meningkatkan penerimaan. Pada masa pengangguran, pajak tidak diperlukan sama sekali.
Q: Siapa tokoh dari pendekatan managed budget dan apa sarannya
A: Alvin Hansen. Sarannya: dalam masa depresi dengan banyak pengangguran, pengeluaran pemerintah yang meningkat adalah satu-satunya obat.
Q: Bagaimana cara kerja stabilisasi anggaran otomatis dalam masa depresi
A: Penerimaan pajak turun otomatis (terutama pajak pendapatan), pengeluaran pemerintah meningkat otomatis (gaji, pensiun, tunjangan), sehingga timbul defisit yang mendorong sektor swasta berkembang.
Q: Apa kebaikan dan kelemahan pendekatan balanced budget yang mempertahankan anggaran seimbang tanpa defisit
A: Kebaikan: pinjaman/utang negara tidak akan meningkat. Kelemahan: sektor swasta menjadi kurang bersemangat karena kurang percaya diri.
Q: Apa yang dimaksud dengan stabilisator terpasang (built-in stabilizer)
A: Segala sesuatu yang dapat menurunkan kecenderungan membelanjakan marjinal dari pendapatan nasional sehingga dapat mengurangi angka multiplier dan fluktuasi ekonomi.
Q: Sebutkan 3 stabilisator terpasang utama
A: 1) Pajak (terutama pajak langsung), 2) Pengeluaran pemerintah, 3) Pembayaran transfer pemerintah
Q: Bagaimana pajak bertindak sebagai stabilisator terpasang
Berikan contoh dengan angka
Q: Kapan kebijakan fiskal diskresioner perlu dilakukan
A: Bila stabilisator terpasang tidak bisa menghilangkan fluktuasi ekonomi, atau muncul kesenjangan yang lebih besar dan lebih lama.
Q: Apa yang dimaksud dengan kebijakan fiskal ekspansif
A: Kebijakan yang membuat permintaan agregat meningkat sehingga pendapatan nasional cenderung meningkat. Contoh: menaikkan pengeluaran pemerintah atau menurunkan pajak.
Q: Apa yang dimaksud dengan kebijakan fiskal kontraktif
A: Kebijakan yang membuat permintaan agregat menurun sehingga pendapatan nasional mengalami penurunan. Contoh: mengurangi pengeluaran pemerintah atau menaikkan pajak.
Q: Apa tujuan utama kebijakan fiskal
A: Kestabilan ekonomi yang lebih mantap, yaitu mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang layak tanpa pengangguran berarti dan tanpa ketidakstabilan harga-harga umum (inflasi).
Q: Apa yang dimaksud dengan jurang deflasi (deflationary gap)
A: Situasi ketika tingkat kegiatan ekonomi belum mencapai potensi maksimal dan terjadi pengangguran karena pengeluaran agregat terlalu rendah.
Q: Bagaimana kebijakan fiskal mengatasi jurang deflasi
A: Dengan menaikkan pengeluaran pemerintah dan mengurangi pajak, yang akan menghasilkan anggaran belanja defisit untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan mengurangi pengangguran.
Q: Apa yang dimaksud dengan jurang inflasi (inflationary gap)
A: Situasi ketika pengeluaran agregat melebihi kemampuan perekonomian untuk memproduksi barang dan jasa, sehingga terjadi inflasi.
Q: Bagaimana kebijakan fiskal mengatasi jurang inflasi
A: Dengan mengurangi pengeluaran pemerintah dan menaikkan pajak, yang akan menghasilkan anggaran belanja surplus untuk mengurangi pengeluaran agregat dan mengendalikan inflasi.
Q: Apa perbedaan pendapatan nasional dengan pendapatan disposabel
A: Pendapatan nasional adalah total pendapatan, sedangkan pendapatan disposabel adalah pendapatan setelah dikurangi pajak yang dapat digunakan untuk konsumsi dan menabung.
Q: Apa yang dimaksud dengan MPC (Marginal Propensity to Consume)
A: Kecenderungan untuk mengkonsumsi dari tambahan pendapatan. Contoh: MPC 0,8 berarti dari setiap tambahan Rp1 pendapatan, Rp0,8 digunakan untuk konsumsi.
Q: Mengapa pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa bersifat stabil
A: Karena sebagian besar pengeluaran pemerintah sudah disetujui oleh peraturan sebelumnya sehingga hanya sebagian kecil yang dapat diubah-ubah.
Q: Bagaimana pembayaran transfer pemerintah bertindak sebagai stabilisator
A: Pembayaran transfer membuat pendapatan disposabel menjadi stabil sehingga pengeluaran konsumsi juga stabil dan fluktuasi pendapatan nasional dapat dihadapi.
Q: Apa yang harus dilakukan departemen terkait agar kebijakan fiskal diskresioner efektif
A: Mengamati kecenderungan ekonomi, menganalisa kondisi, membuat ramalan tentang ekonomi masa depan, dan membuat undang-undang yang diperlukan bila ekonomi tidak baik.
Q: Apa akibat jangka panjang kebijakan fiskal aktif terhadap siklus perusahaan
A: Gerak naik turunnya siklus perusahaan dapat diperkecil sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan lebih stabil, masalah depresi, pengangguran, dan inflasi dapat dikurangi.
Q: Apa yang dimaksud dengan built-in flexibility
A: Kemampuan sistem fiskal untuk menyesuaikan diri secara otomatis terhadap perubahan ekonomi. Peranannya dapat ditingkatkan dengan menambah pengeluaran pemerintah pada proyek pekerjaan umum.
Q: Dalam pendekatan managed budget, bagaimana anggaran disesuaikan dalam jangka panjang
A: Dalam masa depresi ditempuh anggaran belanja defisit, sedangkan dalam masa inflasi ditempuh anggaran belanja surplus, sehingga dalam jangka panjang mencapai keseimbangan.
Q: Apa risiko jika pemerintah gagal mempertahankan keseimbangan anggaran dalam jangka panjang
A: Dapat menimbulkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan meningkatnya utang negara.