1/29
Looks like no tags are added yet.
Name | Mastery | Learn | Test | Matching | Spaced |
---|
No study sessions yet.
atribusi
proses yang menjelaskan penyebab perilaku seseorang maupun orang lain dalam melakukan sesuatu. Atribusi ini bisa dari internal (disposisional) dan eksternal (situasional). Atribusi ini penting untuk menafsirkan perilaku seseorang
internal (disposisional/personal)
perilaku muncul karena faktor di dalam diri, biasanya berupa motivasi dan kepribadian. “dia terlambat karena dia pemalas”
consistency high + distinctiveness low + consensus low
eksternal (situasional)
perilaku muncul karena faktor dari luar diri, biasnya berupa tekanan, situasi, lingkungan, sifatnya tidak tentu/situasional. “dia terlambat karena hujan”
consistency high + distinctiveness high+ consensus high
Atributional Biases
kesulitan dalam menafsirkan ini masuknya atribusi yang mana, atau sulit menafsirkan pola perilaku seseorang
faktor atribusional biases
consistency
distinctiveness
consensus
Consistency
kalau kim itu selalu bilang kalau artnya membosankan meskipun ada gap waktu seminggu, berarti konsistensinya tinggi
Distinctiveness (keunikan)
apakah responnya khas? jika kim cuma gak suka sama art 319, berarti keunikannya tinggi. kalo dia bilang kalo sebagian besar dari kursusnya itu membosankan, berarti keunikannya rendah
Consensus
gimana tanggapan orang lain? kalo orang lain setuju sama komentarnya kim, berarti artnya emang jelek, kalo gak ada yang setuju berarti konsensusnya rendah
Fundamental Attribution Error
terlalu fokus dari segi internal (disposisional) aja, dan mengabaikan dari faktor eksternal (situasional)
Self serving bias
biasanya ini cenderung terjadi karena individu itu berusaha untuk mempertahankan self esteemnya. menilai bahwa keberhasilan itu karena faktor internal, sedangkan kegagalan karena faktor eksternal
primacy effect
mengacu pada kecenderungan kita untuk mengaitkan lebih banyak pentingnya informasi awal yang kita pelajari tentang seseorang. jadi kaya hello effect gitu lo
self fulfilling prophecy
suatu fenomena psikologis di mana harapan atau keyakinan seseorang terhadap suatu peristiwa atau orang lain secara tidak langsung memengaruhi perilaku sehingga harapan tersebut menjadi kenyataan
theory of planned behaviour
niat kita untuk terlibat dalam suatu perilaku adalah yang paling kuat ketika kita memiliki sikap positif terhadap perilaku tersebut, ketika kita percaya bahwa perilaku tersebut berada dalam kendali kita
cognitive dissonance
perasaan ketika dua atau lebih kognisi saling bertentangan, jadi orang terdorong untuk mengurangi tension dengan mengubah sikap atau beliefnya. contoh: tau kalo merokok itu berbahaya tapi tetep aja ngerokok
self perception
ketika menilai orang lain kita cenderung menilai orang tuh berdasarkan caranya dia berperilaku. jadi self perception tuh konsepnya sama, kita membuat kesimpulan tentang sikap kita dengan mengamati bahaimana kita berperilaku
the communicator
seberapa dapat dipercaya kita mempersepsikan komunikator, jadi komunikatornya ni harus kredibel. komponen kredibel: keahlian dan kepercayaan
the message
pendekatan refutasi dua sisi (teknik persuasi yang menyajikan dua sisi argumen: yang mendukung pandangan dan yang menolak pandangan), jadi pendengar akan menyadari bahwa ada dua sisi dari masalah tsb dan pesannya bisa kurang bias
the audience
karena tiap audiens itu kepentingannya berbeda beda
jadi ada dua jalur untuk persuasi mereka:
central route to persuasion (jalur sentral) → untuk persuasi terjadi ketika orang berpikir dengan cermat tentang pesan tersebut dan dipengaruhi karena mereka menemukan argumen yang meyakinkan
peripheral route to persuasion (jalur periferal) → untuk persuasi terjadi ketika orang tidak mengamati pesan tetapi lebih dipengaruhi oleh faktor lain seperti daya tarik pembicara atau daya tarik emosional dari pesan
bentuk bentuk pengaruh sosial dan perilaku
social norm → ekspetasi bersama tentang bagaimana cara seseorang harus berpikir, merasakan, dan berperilaku. norma ini lah yang menyatukan sistem sosial. bentuknya ada yang formal dan implisit
social role → kumpulan norma yang menjadi karakteristik bagaimana seseorang harus berperilaku ketika diberikan status sosial tertentu. peran sosial seperti mahasiswa, profesor, polisi membawa harapan perilaku yang berbeda
conformity → penyesuaian perilaku, sikap, dan keyainan individu sesuai dengan standar kelompoknya
conformity → penyesuaian perilaku, sikap, dan keyainan individu sesuai dengan standar kelompoknya
informational social influence → mengikuti opini/perilaku orang lain karena kita yakin dia punya ilmu yang akurat dan apa yang dilakukannya pasti benar
normative social influence → konformitas untuk mendapatkan reward berupa diterima oleh orang lain dan menghindari penolakan
passion
infatuation, biasanya ketertarikan fisik
commitment
empty love, biasanya kaya perjodohan
intimacy
liking, persahabatan dan suka tanpa konteks romantis
intimacy + love
= romantic love, orang yang saling tertarik secara emosional dan fisik
intimacy + commitment
= companionate love, pasangan yang udah lama nikah
passion + commitment
= fatuous love, cinta bodoh karena tanpa keintiman
kombinasi ketiganya
consummate love = ideal dan seimbang
ostracism
kondisi di mana seseorang mengalami penolakan, pengucilan, atau pengabaian oleh kelompok sosial atau lingkungan sekitarnya. Dalam konteks sosial, ostracism berarti individu tersebut diabaikan atau dikucilkan sehingga merasa tidak dianggap keberadaannya oleh orang lain.