Trombosit berperan krusial dalam proses hemostasis untuk menghentikan pendarahan
Jumlah trombosit yang abnormal dapat mengindikasikan risiko perdarahan atau trombosis
Umumnya berkisar antara 150.000 – 450.000/µL (nilai dapat bervariasi antar laboratorium)
Trombosit rendah (trombositopenia) dapat menyebabkan perdarahan
Trombosit tinggi (trombositosis) berisiko meningkatkan kejadian trombosis
Penghitungan trombosit secara mikroskopik menggunakan hemocytometer (misalnya Neubauer)
Pengenceran darah dengan larutan pengencer khusus (biasanya menggunakan garam natrium atau formalin)
Memuat sampel ke dalam ruang hitung hemocytometer
Menghitung jumlah trombosit di beberapa petak hitung dan menghitung rata-rata
Perhitungan akhir didasarkan pada faktor pengencer dan volume ruang hitung
Biaya relatif rendah
Dapat dilakukan di laboratorium dengan peralatan dasar
Memerlukan keterampilan operator yang baik
Rentan terhadap kesalahan subjektif dan variabilitas antar pengamat
Memakan waktu jika jumlah sampel banyak
Mengukur perubahan hambatan listrik ketika sel darah (termasuk trombosit) melewati lubang kecil pada sirkuit
Setiap partikel menghasilkan impuls yang besarnya sebanding dengan volume sel
Cepat dan dapat menghitung ribuan sel per menit
Reproduksibilitas yang tinggi dan minim kesalahan operator
Dapat mengalami gangguan oleh partikel lain (misalnya, sel darah kecil, debris)
Pseudotrombositopenia dapat terjadi pada kondisi agregasi trombosit atau adanya artefak
Menggunakan prinsip hamburan cahaya (light scatter) dan/atau pewarnaan fluoresens untuk mengidentifikasi dan menghitung trombosit
Sel-sel diidentifikasi berdasarkan ukuran, kompleksitas internal, dan sifat optiknya
Sangat akurat dan mampu membedakan trombosit dari debris atau sel lain
Dapat mendeteksi agregasi trombosit dan memberikan informasi tambahan tentang volume platelet (MPV)
Biaya alat dan reagen relatif tinggi
Membutuhkan kalibrasi dan pemeliharaan alat yang teliti
Metode | Kelebihan | Kekurangan | Catatan |
---|---|---|---|
Manual (Hemocytometer) | Biaya rendah, mudah dilakukan | Variabilitas antar operator, memakan waktu | Cocok untuk laboratorium dengan volume sampel kecil |
Otomatis – Impedance | Cepat, reproduksibilitas tinggi | Rentan gangguan oleh debris, agregasi trombosit | Umum digunakan di laboratorium klinis modern |
Otomatis – Optik | Akurat, dapat mendeteksi parameter tambahan | Biaya tinggi, perawatan alat intensif | Ideal untuk analisis komprehensif dan diferensiasi sel |
Agregasi trombosit
Pseudotrombositopenia (akibat antibodi EDTA)
Debris seluler dan partikel asing dalam sampel
Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit merupakan aspek penting dalam evaluasi fungsi hemostasis dan diagnosis gangguan perdarahan atau trombosis.
Metode Manual dengan hemocytometer memberikan alternatif biaya rendah, namun bergantung pada keterampilan operator.
Metode Otomatis (impedance dan optik) menawarkan kecepatan dan akurasi tinggi dengan kelebihan masing-masing, meskipun memerlukan investasi alat dan reagen yang lebih besar.
Pemilihan metode harus disesuaikan dengan kebutuhan klinis, ketersediaan peralatan, dan volume sampel yang akan diperiksa.
1. (P) Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit berbagai metode
Trombosit berperan krusial dalam proses hemostasis untuk menghentikan pendarahan
Jumlah trombosit yang abnormal dapat mengindikasikan risiko perdarahan atau trombosis
Umumnya berkisar antara 150.000 – 450.000/µL (nilai dapat bervariasi antar laboratorium)
Trombosit rendah (trombositopenia) dapat menyebabkan perdarahan
Trombosit tinggi (trombositosis) berisiko meningkatkan kejadian trombosis
Penghitungan trombosit secara mikroskopik menggunakan hemocytometer (misalnya Neubauer)
Pengenceran darah dengan larutan pengencer khusus (biasanya menggunakan garam natrium atau formalin)
Memuat sampel ke dalam ruang hitung hemocytometer
Menghitung jumlah trombosit di beberapa petak hitung dan menghitung rata-rata
Perhitungan akhir didasarkan pada faktor pengencer dan volume ruang hitung
Biaya relatif rendah
Dapat dilakukan di laboratorium dengan peralatan dasar
Memerlukan keterampilan operator yang baik
Rentan terhadap kesalahan subjektif dan variabilitas antar pengamat
Memakan waktu jika jumlah sampel banyak
Mengukur perubahan hambatan listrik ketika sel darah (termasuk trombosit) melewati lubang kecil pada sirkuit
Setiap partikel menghasilkan impuls yang besarnya sebanding dengan volume sel
Cepat dan dapat menghitung ribuan sel per menit
Reproduksibilitas yang tinggi dan minim kesalahan operator
Dapat mengalami gangguan oleh partikel lain (misalnya, sel darah kecil, debris)
Pseudotrombositopenia dapat terjadi pada kondisi agregasi trombosit atau adanya artefak
Menggunakan prinsip hamburan cahaya (light scatter) dan/atau pewarnaan fluoresens untuk mengidentifikasi dan menghitung trombosit
Sel-sel diidentifikasi berdasarkan ukuran, kompleksitas internal, dan sifat optiknya
Sangat akurat dan mampu membedakan trombosit dari debris atau sel lain
Dapat mendeteksi agregasi trombosit dan memberikan informasi tambahan tentang volume platelet (MPV)
Biaya alat dan reagen relatif tinggi
Membutuhkan kalibrasi dan pemeliharaan alat yang teliti
Metode | Kelebihan | Kekurangan | Catatan |
---|---|---|---|
Manual (Hemocytometer) | Biaya rendah, mudah dilakukan | Variabilitas antar operator, memakan waktu | Cocok untuk laboratorium dengan volume sampel kecil |
Otomatis – Impedance | Cepat, reproduksibilitas tinggi | Rentan gangguan oleh debris, agregasi trombosit | Umum digunakan di laboratorium klinis modern |
Otomatis – Optik | Akurat, dapat mendeteksi parameter tambahan | Biaya tinggi, perawatan alat intensif | Ideal untuk analisis komprehensif dan diferensiasi sel |
Agregasi trombosit
Pseudotrombositopenia (akibat antibodi EDTA)
Debris seluler dan partikel asing dalam sampel
Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit merupakan aspek penting dalam evaluasi fungsi hemostasis dan diagnosis gangguan perdarahan atau trombosis.
Metode Manual dengan hemocytometer memberikan alternatif biaya rendah, namun bergantung pada keterampilan operator.
Metode Otomatis (impedance dan optik) menawarkan kecepatan dan akurasi tinggi dengan kelebihan masing-masing, meskipun memerlukan investasi alat dan reagen yang lebih besar.
Pemilihan metode harus disesuaikan dengan kebutuhan klinis, ketersediaan peralatan, dan volume sampel yang akan diperiksa.