Slide 1: Judul
POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN
Slide 2: Definisi Populasi
Menurut Hastono (2013:4), populasi adalah keseluruhan unit dalam pengamatan yang akan diteliti.
Sugiyono (2001:55) menyebut populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki karakteristik tertentu.
Margono (2004:118) menyatakan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang dan waktu tertentu.
Slide 3: Contoh Populasi
Contoh: Meneliti kejadian anemia pada ibu hamil di Kabupaten X.
Populasi: Seluruh ibu hamil di Kabupaten X.
Populasi dapat berupa manusia, benda, atau fenomena yang memiliki karakteristik tertentu.
Slide 4: Definisi Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diukur untuk menduga karakteristik populasi (Hastono, 2013:4).
Sampel harus mewakili populasi agar hasil penelitian dapat digeneralisasi.
Slide 5: Jenis Populasi
Populasi terbatas (finit): Memiliki batas kuantitatif yang jelas.
Contoh: 1.000.000 tenaga kesehatan pada awal tahun 2010.
Populasi tak terbatas (infinit): Tidak memiliki batas kuantitatif yang jelas.
Contoh: Jumlah tenaga kesehatan di Indonesia sepanjang waktu.
Slide 6: Populasi dalam Penelitian
Populasi teoretis: Ditentukan secara kualitatif untuk memperluas generalisasi hasil penelitian.
Contoh: Guru berumur 25-40 tahun, lulusan S1 jalur skripsi.
Populasi yang tersedia: Populasi yang dapat dinyatakan secara kuantitatif.
Contoh: 250 guru di kota Bandung.
Slide 7: Sifat Populasi
Populasi homogen: Unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama.
Contoh: Golongan darah dalam sampel darah.
Populasi heterogen: Unsur-unsurnya memiliki variasi dalam sifat atau keadaan.
Contoh: Populasi manusia dalam penelitian sosial.
Slide 8: Kesimpulan
Populasi adalah keseluruhan unit yang diamati dalam penelitian.
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili keseluruhan.
Populasi dapat dikategorikan berdasarkan batasan dan sifatnya.
Pemilihan populasi dan sampel yang tepat menentukan validitas hasil penelitian.
Slide 9: Referensi
Hastono (2013), Sugiyono (2001), Margono (2004), Arikunto (2002), Kerlinger (Furchan, 2004), Nazir (2005).
Judul: PENGERTIAN DAN PENARIKAN SAMPEL DALAM PENELITIAN
SLIDE 1: Judul
PENGERTIAN DAN PENARIKAN SAMPEL DALAM PENELITIAN
Metodologi Penelitian
SLIDE 2: Pengertian Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. (Arikunto, 2002:109; Furchan, 2004:193)
Sugiyono (2001:56): Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik populasi.
Digunakan ketika populasi terlalu besar untuk diteliti secara keseluruhan.
Sampel yang representatif menggambarkan kondisi populasi.
SLIDE 3: Alasan Penarikan Sampel
Mengapa dalam penelitian lebih sering digunakan sampel? (Hastono, 2013:178)
Populasi sangat besar → Tidak mungkin meneliti seluruh populasi karena keterbatasan waktu.
Homogenitas populasi → Tidak perlu meneliti semua unit yang seragam.
Efisiensi → Menghemat biaya dan waktu.
Ketepatan pengukuran → Lebih teliti dibandingkan meneliti populasi besar.
Penelitian destruktif → Beberapa penelitian memerlukan penghancuran sampel (misalnya pengujian darah).
SLIDE 4: Syarat-Syarat Sampel yang Ideal
Sampel yang baik harus memenuhi kriteria berikut:
Mewakili karakter populasi secara tepat.
Menentukan presisi hasil penelitian dengan memperhatikan simpangan baku.
Sederhana dan mudah diterapkan.
Memberikan informasi sebanyak mungkin dengan biaya rendah.
SLIDE 5: Kerangka Sampel (Sampling Frame)
Definisi: Daftar semua unsur dalam populasi yang bisa menjadi sampel.
Contoh: Daftar penduduk, jumlah penderita penyakit tertentu, peta wilayah.
Pentingnya data terkini: Data terbaru memastikan keakuratan pemilihan sampel.
Masalah di negara berkembang: Sensus kadang tidak akurat → Peneliti perlu menyusun kerangka sampel sendiri.
SLIDE 6: Kesimpulan
Sampel digunakan untuk menggantikan penelitian populasi yang terlalu besar.
Pemilihan sampel harus mempertimbangkan efisiensi, akurasi, dan representasi populasi.
Kerangka sampel memastikan sampel diambil dengan tepat dan sesuai dengan rencana penelitian.
SLIDE 7: Terima Kasih
PERTANYAAN?
Slide 1: Judul Teknik Sampling dalam Penelitian
Slide 2: Pengertian Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56).
Menurut Margono (2004: 125), teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel sebagai sumber data.
Mempertimbangkan sifat populasi dan penyebaran sampel agar hasil representatif.
Slide 3: Jenis Teknik Sampling
Menurut Hastono (2013: 180), teknik sampling dibagi menjadi:
Probability Sampling (Pengambilan sampel secara acak)
Non-Probability Sampling (Pengambilan sampel secara tidak acak)
Slide 4: Istilah Terkait Teknik Sampling
Kerangka Sampel (Sampling Frame): Daftar unit populasi yang akan diambil sebagai sampel. Contoh:
Jumlah ibu hamil di suatu daerah
Jumlah balita di posyandu
Daftar nomor telepon
Kerangka sampel harus up to date agar tidak mengalami kesulitan saat penelitian.
Slide 5: Rancangan Sampel
Rancangan sampel meliputi:
Cara pengambilan sampel
Penentuan ukuran sampel
Membantu peneliti memperoleh sampel yang representatif.
Harus disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Slide 6: Random Sampling
Teknik pengambilan sampel secara acak.
Semua unit dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih.
Digunakan jika penelitian bertujuan untuk:
Menguji hipotesis
Melakukan generalisasi hasil penelitian
Slide 7: Non-Random Sampling
Teknik pengambilan sampel secara tidak acak.
Digunakan jika penelitian tidak bertujuan menguji hipotesis atau melakukan generalisasi.
Slide 8: Kesimpulan
Pemilihan teknik sampling harus mempertimbangkan:
Sifat populasi
Tujuan penelitian
Kerangka dan rancangan sampel sangat penting dalam memastikan validitas hasil penelitian.
Probability sampling digunakan jika ingin menggeneralisasi hasil penelitian.
Non-probability sampling digunakan jika tidak memerlukan generalisasi.
Slide 1: Judul
Teknik Sampling Secara Acak (Probability Sampling)
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian
Dosen: [Nama Dosen]
Slide 2: Pengantar
Probability Sampling: teknik pengambilan sampel di mana setiap elemen populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih.
Tujuan: mendapatkan sampel yang representatif.
Metode utama:
Simple Random Sampling (SRS)
Systematic Random Sampling
Stratified Random Sampling
Cluster Sampling
Multistage Sampling
Slide 3: Simple Random Sampling (SRS)
Digunakan jika populasi tidak terlalu heterogen dan tersebar secara geografis.
Membutuhkan daftar populasi (sampling frame).
Metode pemilihan sampel:
Undian
Tabel bilangan random
Program komputer
Slide 4: Systematic Random Sampling
Sampel pertama dipilih secara acak, sisanya ditentukan secara sistematis.
Syarat:
Kerangka sampling tersedia
Pola populasi beraturan (misal: nomor rumah, daftar pasien)
Contoh:
Dari 500 pasien, akan diambil 25 sampel
Probabilitas pemilihan: 25/500 = 1/20
Jika nomor pertama terpilih adalah 15, maka sampel berikutnya adalah 35, 55, 75, dst.
Slide 5: Stratified Random Sampling
Digunakan ketika populasi heterogen.
Populasi dibagi ke dalam strata berdasarkan karakteristik tertentu (misal: ekonomi, pendidikan).
Syarat:
Dalam strata harus homogen
Antar strata harus heterogen
Sampel diambil secara proporsional berdasarkan jumlah masing-masing strata.
Contoh: pendidikan (SD, SMP, SMA), setiap tingkat diambil sampel secara proporsional.
Slide 6: Cluster Sampling
Digunakan ketika sulit memperoleh kerangka sampel.
Populasi dibagi ke dalam gugus yang diasumsikan memiliki variasi yang akan diteliti.
Gugus dipilih secara acak, kemudian sampel diambil dari dalam gugus tersebut.
Syarat:
Dalam gugus harus homogen
Antar gugus harus heterogen
Disebut juga sebagai area sampling
Slide 7: Multistage Sampling
Digunakan untuk populasi yang tersebar luas secara geografis.
Pengambilan sampel dilakukan bertahap.
Contoh: penelitian puskesmas di Indonesia
Tahap 1: Pilih 5 provinsi secara acak
Tahap 2: Pilih kabupaten dalam provinsi secara acak
Tahap 3: Pilih puskesmas dalam kabupaten secara acak
Slide 8: Kesimpulan
Probability sampling memastikan sampel yang representatif.
Metode yang digunakan bergantung pada sifat populasi dan tujuan penelitian.
Pemilihan teknik sampling yang tepat akan meningkatkan validitas dan reliabilitas penelitian.
Slide 9: Sesi Tanya Jawab
Diskusi dan pertanyaan dari mahasiswa.
Draft PowerPoint: Sampling Secara Tidak Acak (Non-Probability Sampling)
Slide 1: Judul
Sampling Secara Tidak Acak (Non-Probability Sampling)
Metodologi Penelitian
Nama & Institusi
Slide 2: Pengertian
Berbeda dengan sampling acak, tidak semua unsur dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Digunakan ketika karakteristik populasi tidak memungkinkan dilakukan pengambilan sampel acak.
Contoh: Dalam penelitian kasus langka seperti penderita HIV di suatu daerah.
Slide 3: Jenis-jenis Non-Probability Sampling
Purposive Sampling
Incidental Sampling
Quota Sampling
Slide 4: Purposive Sampling
Sampel dipilih berdasarkan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan.
Biasanya dilakukan oleh peneliti yang memahami karakter populasi.
Contoh: Studi tentang efektivitas tablet zat besi pada ibu hamil (sampel: ibu hamil trimester 2 dan 3).
Slide 5: Incidental Sampling
Sampel dipilih berdasarkan ketersediaan tanpa perencanaan khusus.
Digunakan dalam kondisi darurat atau situasi mendesak.
Contoh: Pengumpulan data saat terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa).
Slide 6: Quota Sampling
Sampel diambil hingga jumlah tertentu yang telah ditentukan.
Setelah kuota terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.
Contoh: Survei opini publik tentang larangan merokok di tempat umum dengan target 1000 responden.
Slide 7: Besar Sampel
Penentuan besar sampel mempertimbangkan:
Jenis penelitian
Skala ukur variabel dependen
Derajat ketepatan perkiraan
Besar sampel tidak hanya bergantung pada jumlah tetapi juga metode pengambilan sampelnya.
Slide 8: Estimasi Proporsi dengan Presisi Mutlak
Digunakan untuk mengetahui proporsi kejadian tertentu dalam populasi.
Rumus:
n=(Z1−α/22×P(1−P)d2)n = \left( \frac{Z_{1-\alpha/2}^2 \times P(1-P)}{d^2} \right)
Contoh: Direktur RS ingin mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap layanan laboratorium (p=35%, d=10%, Z=1,96 → n=88 pasien).
Slide 9: Estimasi Proporsi dengan Presisi Relatif
Digunakan saat presisi yang diinginkan adalah persentase dari proporsi.
Contoh: Jika proporsi masyarakat yang mengobati sendiri saat demam adalah 60% dan presisi relatif 10%, maka sampel yang diperlukan adalah 257 orang.
Slide 10: Besar Sampel untuk Estimasi Rata-rata
Digunakan untuk variabel kontinu seperti berat badan, tinggi badan.
Contoh: Menentukan berat rata-rata tablet (SD=50 mg, simpangan maksimum=20 mg → n=25 tablet).
Slide 11: Besar Sampel untuk Penelitian Survei
Digunakan untuk survei kepuasan atau opini publik.
Contoh: Survei kepuasan pasien terhadap layanan farmasi RS dengan proporsi kepuasan 60%.
Slide 12: Kesimpulan
Non-probability sampling digunakan ketika sampling acak tidak memungkinkan.
Pemilihan metode bergantung pada tujuan penelitian dan kondisi populasi.
Besar sampel ditentukan oleh metode pengambilan sampel dan tujuan penelitian.
Slide 13: Terima Kasih
Q&A
Diskusi