Review
Pengetahuan Mitis (Mythical Knowledge)
Pengetahuan Filosofis (Philosophical Knowledge)
Pengetahuan Saintifik (Scientific Knowledge)
Pengetahuan Ideologis (Ideological Knowledge)
Sains dan Kebenaran (Science and Truth)
Refleksi Kritis: Pengetahuan sebagai karasteristik dari citra Allah (Critical Reflection: Knowledge as a characteristic of the image of God)
Sebagai suatu pengetahuan, mitos:
Tidak mudah menjadi sebuah fiksi.
Merupakan sebuah cara masyarakat pra-saintifik untuk mengerti atau menjelaskan dunia.
Meski demikian, mitos memang bukan merupakan cara yang memadai untuk menggambarkan realitas.
Isi dari penjelasan-penjelasan mitis banyak mengandung komponen-komponen kepercayaan, yang belum dapat diuji secara empirik.
Mitos merupakan sebuah metode yang berusaha menjelaskan atau membenarkan realitas dengan narasi-narasi, yang kebenaran-kebenarannya tidak dipertanyakan. Mitos imun terhadap kritik. Carakternya otoritatif dan dogmatis.
Tidak ada separasi atau pembedaan yang jelas antara realitas dunia di sini dan realitas di dunia lain; Mitos memberi tahu kepada kita tentang intervensi-intervensi supranatural yang tidak dapat diverifikasi.
Berpijak pada observasi, sains memberikan kepada kita bukti empirik untuk membenarkan kepercayaan kita (Sains adalah justifikasi/pembenaran terhadap keyakinan yang benar).
Penjelasan-penjelasan saintifik tidak menggunakan narasi/cerita tetapi mencoba meyakinkan kita secara rasional dengan argumen, analisis, dan logika. Semua penjelasan terbuka terhadap kritik.
Penjelasan-penjelasan saintifik membuat perbedaan antara realitas natural dan realitas supranatural dan membatasi dirinya hanya pada proses natural dan empiris.
Dalam zaman Teogoni (Dewa-dewi) dan Kosmogoni (asal-usul dan gerak dalam alam semesta), Thales mengatakan bahwa dunia terbentuk dari air. Air sebagai arche (prinsip dasar) dari segala realitas empirik.
Setelah Thales, para pemikir/filosof Yunani Kuno lain (Anaximenes, Empedocles, etc.) menjelaskan asal-usul segala sesuatu dari berbagai substansi yang berbeda-beda, seperti api, air, dan tanah.
Pengetahuan filosofis menjelaskan asal-usul segala sesuatu bukan dengan cerita/narasi melainkan dengan argumen-argumen rasional.
Referensi argumen filosofis adalah substansi empirik (contoh Air) yang dapat ditunjukkan secara empirik, sedangkan referensi mitos, seperti teogoni, adalah dunia supranatural.
Pengetahuan filosofis berdasar pada spekulasi rasional.
Meskipun referensi pengetahuan filosofis adalah dunia empirik, tetapi referensi tersebut diabstraksikan secara rasional sehingga tidak lagi menjadi faktual.
Karakter abstrak merupakan hal mendasar dalam pengetahuan filosofis. Hal itu disebut “arche” atau “substansi dasar” yang tidak dapat dibuktikan secara empirik.
Pengetahuan filosofis terbuka pada minat investigasi rasional tentang alam. Kosmogoni tersubstitusi oleh kosmologi, dan kosmologi dikembangkan sebagai astronomi modern dan fisika.
Pengetahuan filosofis menjernihkan kita dari kepentingan-kepentingan supranatural, sehingga kita masuk ke dunia natural. Penjernihan ini merupakan sebuah persiapan bagi perkembangan sains modern.
Cara berpikirnya (logika deduktif) menjadi suatu dasar bagi sains modern untuk menganalisis komponen-komponen dasar dari dunia dan “mekanisme-mekanismenya”.
Pengetahuan Filosofis | Pengetahuan Saintifik | |
---|---|---|
Metode | Semata-mata menggunakan rasio untuk menjelaskan objek-objeknya. | Pengetahuan saintifik membatasi dirinya pada fakta-fakta atau data-data empirik. |
Cara Memperoleh | Pengetahuan filosofis dapat diperoleh melalui metode-metode rasional (deduktif atau induktif). | Pengetahuan saintifik diperoleh khususnya melalui metode induktif. |
Fokus | Pengetahuan filosofis berfokus pada ketepatan dan koherensi berpikir. | Pengetahuan saintifik berfokus pada pembuktian dan korespondensi antara pikiran dan fakta. |
Kutipan dari A. Platinga, Where the Conflict Really Lies:
“Kita serupa dengan Allah, secara khusus dalam hal kemampuan mengetahui dan memahami segala sesuatu yang menyangkut diri kita, dunia kita, dan Tuhan.”
“Sains modern merupakan sebuah cara yang sangat berkesan, yang melaluinya manusia secara komunal merefleksikan kodrat yang ilahi, sebuah perkembangan yang menyolok dari citra Tuhan dalam kemanusiaan.”
Konsep-konsep yang dipelajari:
Realitas supranatural
Mitos
Pengetahuan mitis
Pengetahuan filosofis
Pengetahuan saintifik