Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat (2-3 kalimat).
Jelaskan definisi mineral esensial menurut sumber yang diberikan.
Apa perbedaan utama antara mineral makro dan mineral mikro berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tubuh?
Bagaimana bioavailabilitas mikromineral didefinisikan, dan apa dua hal penting yang perlu dipahami mengenai hal tersebut?
Sebutkan fungsi utama Natrium (Na) dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Bagaimana peran Klor (Cl) dalam memelihara keseimbangan asam basa di lambung?
Selain menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, sebutkan dua fungsi penting Kalium (K) dalam tubuh.
Sebutkan dua faktor peningkat (enhancer) dan dua faktor penghambat (inhibitor) penyerapan Kalsium (Ca).
Di mana sebagian besar Fosfor (P) ditemukan dalam tubuh, dan fungsi utamanya dalam struktur tubuh?
Bagaimana Magnesium (Mg) berperan dalam kontraksi otot, dan bagaimana fungsinya berlawanan dengan Kalsium?
Jelaskan mengapa bioavailabilitas zat besi dari sumber hewani lebih tinggi dibandingkan nabati.
Mineral esensial adalah bahan anorganik yang dibutuhkan untuk proses kehidupan, baik dalam bentuk ion maupun elemen bebas. Mereka diperoleh dari makanan karena tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri, dan meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil, mereka memiliki peran penting bagi tubuh.
Mineral makro diperlukan oleh tubuh lebih dari 100 mg/hari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg/hari dan menyusun kurang dari 0,01% berat badan tubuh.
Bioavailabilitas mikromineral adalah proporsi total mikromineral dalam pangan yang diutilisasi untuk fungsi tubuh normal, tergantung pada bentuk kimianya di lumen usus. Dua hal penting yang perlu dipahami adalah bioavailabilitas bukanlah sifat mutlak pangan melainkan respon seseorang terhadap pangan, dan menggambarkan integrasi berbagai komponen dalam proses zat gizi menjadi tersedia secara biologis.
Fungsi utama Natrium (Na) dalam menjaga keseimbangan cairan adalah sebagai kation utama dalam cairan ekstraseluler, mengatur tekanan osmosis untuk menjaga cairan tidak keluar atau masuk sel secara berlebihan, serta berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.
Klor (Cl) memelihara suasana asam di lambung sebagai bagian dari Asam Klorida (HCl). Keberadaan HCl ini penting untuk membantu penyerapan mineral tertentu dan proses pencernaan.
Dua fungsi penting Kalium (K) selain menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit adalah: bersama kalsium berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot, serta sebagai katalisator dalam metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein.
Dua faktor peningkat (enhancer) penyerapan Kalsium (Ca) adalah Vitamin D (1,25 (OH)D3) dan Asam Klorida di lambung. Dua faktor penghambat (inhibitor) adalah asam oksalat (dalam bayam) dan asam fitat (dalam sereal).
Sebagian besar Fosfor (P) (85%) ditemukan dalam tubuh dalam bentuk garam kalsium fosfat di tulang dan gigi, yang memberikan kekuatan dan kekakuan pada tulang. Selain itu, fosfat juga merupakan bagian dari DNA dan RNA serta fosfolipid dalam struktur dinding sel.
Dalam kontraksi otot, fungsi Magnesium (Mg) berlawanan dengan Kalsium (Ca). Kalsium menyebabkan ketegangan saraf, sedangkan Magnesium melemaskan saraf. Magnesium juga berperan dalam pembentukan enzim dan katalisator metabolisme energi.
Bioavailabilitas zat besi dari sumber hewani (heme iron) lebih tinggi karena bentuknya lebih mudah diserap oleh tubuh. Sebaliknya, zat besi dari sumber nabati (non-heme iron) cenderung memiliki bioavailabilitas yang sedang hingga rendah karena sering mengandung zat inhibitor seperti oksalat dan fitat.
Diskusikan pentingnya mineral esensial bagi tubuh manusia, termasuk konsekuensi defisiensi jangka panjang dan mengapa tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri.
Bandingkan dan bedakan fungsi Natrium, Kalium, dan Klor dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, serta implikasi kesehatan dari ketidakseimbangan masing-masing mineral.
Jelaskan mekanisme penyerapan Kalsium dalam tubuh, termasuk peran Vitamin D, pH lambung, dan faktor-faktor diet yang dapat meningkatkan atau menghambat absorpsinya.
Analisis peran ganda Fosfor dan Magnesium dalam tubuh, menyoroti fungsi struktural, metabolik, dan regulatorisnya, serta menjelaskan bagaimana defisiensi atau kelebihan masing-masing dapat mempengaruhi kesehatan.
Uraikan secara komprehensif metabolisme Besi dalam tubuh, mulai dari penyerapan hingga penyimpanan dan transportasinya. Jelaskan pula faktor-faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas Besi dari makanan dan dampak defisiensi Besi pada kesehatan manusia.
Mineral Esensial: Bahan anorganik yang dibutuhkan tubuh untuk proses kehidupan, diperoleh dari makanan karena tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri.
Mineral Makro: Mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg/hari. Contoh: Kalsium, Fosfor, Natrium.
Mineral Mikro (Trace Mineral): Mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari 100 mg/hari dan menyusun kurang dari 0,01% berat badan. Contoh: Besi, Seng, Yodium.
Bioavailabilitas: Proporsi total mikromineral dalam pangan yang dapat diutilisasi untuk fungsi tubuh normal.
Homeostasis: Kemampuan tubuh untuk mempertahankan kondisi internal yang stabil dan relatif konstan.
Natrium (Na): Kation utama dalam cairan ekstraseluler, berperan dalam keseimbangan cairan, asam basa, transmisi saraf, dan kontraksi otot.
Klor (Cl): Anion utama cairan ekstraseluler, memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit, serta bagian dari HCl di lambung.
Kalium (K): Ion bermuatan positif yang terutama berada di dalam sel, penting untuk keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa, transmisi saraf, dan relaksasi otot.
Kalsium (Ca): Mineral paling banyak dalam tubuh, 99% di tulang dan gigi, berperan dalam pembekuan darah, kontraksi otot, dan transmisi sinyal.
Fosfor (P): Mineral terbanyak kedua, sebagian besar dalam bentuk kalsium fosfat di tulang, juga bagian dari DNA, RNA, dan fosfolipid.
Magnesium (Mg): Kation paling banyak kedua setelah natrium dalam cairan intraseluler, berperan dalam pembentukan enzim, metabolisme energi, transmisi saraf, dan kontraksi otot.
Besi (Fe): Mineral mikro penting untuk transportasi oksigen (sebagai bagian hemoglobin), metabolisme energi, dan sistem kekebalan tubuh.
Transferrin: Protein yang mengangkut besi ke seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan.
Ferritin: Bentuk simpanan besi dalam tubuh.
Oksalat: Senyawa yang ditemukan dalam beberapa sayuran (misalnya bayam) yang dapat menghambat penyerapan kalsium dan besi.
Fitat (Asam Fitat): Senyawa yang ditemukan dalam sereal yang dapat membentuk kompleks dengan mineral (seperti kalsium dan besi) dan menghambat penyerapannya.
Aldosteron: Hormon yang diatur oleh kelenjar adrenal untuk mengontrol ekskresi natrium dan kalium oleh ginjal.
Anemia Gizi Besi (AGB): Kondisi kekurangan zat besi yang menyebabkan penurunan kadar hemoglobin dan berdampak pada produktivitas serta kekebalan tubuh.
Osteoporosis: Kondisi tulang rapuh akibat kehilangan kalsium tulang yang berlebihan.
Tetani: Kejang otot yang disebabkan oleh kekurangan kalsium.
Hiperkalemia: Kondisi kelebihan kalium dalam darah, yang dalam kasus akut bisa menyebabkan gagal jantung.
Tentu, ini adalah rangkuman mendetail dari sumber yang Anda berikan, berfokus pada tema-tema utama, ide-ide penting, dan fakta-fakta kunci, dengan kutipan yang relevan:
Dokumen ini menyajikan tinjauan komprehensif tentang mineral esensial yang dibutuhkan untuk proses kehidupan manusia. Sumber yang diberikan, "MINERAL 2025.pdf" oleh LEERSIA YUSI RATNAWATI, membahas definisi, pengelompokan, bioavailabilitas, fungsi, metabolisme, masalah kesehatan terkait, dan interaksi antar mineral. Mineral, sebagai bahan inorganik, tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus diperoleh dari makanan. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil, perannya sangat penting, dan kekurangan kronis dapat menimbulkan gejala defisiensi. Saat ini, 24 mineral dianggap esensial bagi tubuh.
Mineral didefinisikan sebagai:
"bahan inorganik yang dibutuhkan proses kehidupan baik dalam bentuk ion ataupun elemen bebas. Diperoleh dari makanan (tubuh tidak dapat memproduksi sendiri). Dibutuhkan dalam jumlah kecil (jika dibandingkan dengan zat gizi makro) namun memiliki peran yang penting bagi tubuh."
Kekurangan mineral cenderung menunjukkan gejala dalam jangka waktu yang panjang (kronis).
Mineral dibagi menjadi dua kelompok utama berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tubuh:
Mineral Makro: Dibutuhkan lebih dari 100 mg/hari. Jenis-jenisnya meliputi:
Kalsium (Ca)
Fosfor (P)
Sulfur (S)
Magnesium (Mg)
Natrium (Na)
Kalium (K)
Klorin (Cl)
Mineral Mikro: Dibutuhkan kurang dari 100 mg/hari dan menyusun kurang dari 0,01% berat badan. Jenis-jenisnya meliputi:
Besi (Fe)
Seng (Zn)
Yodium (I)
Selenium (Se)
Mangan (Mn)
Fluorida (F)
Tembaga (Cu)
Chromium (Cr)
Molibdenum (Mo)
Kobalt (Co)
Dan beberapa lainnya.
Bioavailabilitas mengacu pada proporsi mineral yang dapat dimanfaatkan tubuh untuk fungsi normal. Sumber mendefinisikannya sebagai:
"proporsi mikromineral total dalam pangan, makanan atau menu yang diutilisasi untuk fungsi-fungsi tubuh normal, dan akan tergantung pada bentuk kimianya dalam lumen usus yang diberikan pada sel-sel absorptive (dalam hal ini absorbabilitasnya)."
Poin-poin penting mengenai bioavailabilitas:
Mineral harus dalam bentuk yang dapat diambil oleh sel mukosa.
Efisiensi penyerapan merupakan jalur utama untuk menjaga homeostasis pada beberapa mineral, terutama besi.
Mineral lain, seperti Zn dan Cu, menjaga keseimbangan melalui pengaturan ekskresi endogen.
Bioavailabilitas bukanlah semata-mata sifat makanan, melainkan respon seseorang terhadap makanan.
Bioavailabilitas menggambarkan integrasi berbagai komponen dari proses di mana suatu zat gizi menjadi tersedia secara biologis.
Fungsi: Kation utama dalam cairan ekstraseluler; menjaga keseimbangan cairan, mengatur tekanan osmosis, menjaga keseimbangan asam basa, transmisi saraf dan kontraksi otot, absorbsi glukosa dan transportasi zat gizi.
Sumber: Garam dapur (NaCl), MSG, kecap, makanan yang diawetkan.
Kebutuhan: Dewasa 500 mg/hari. WHO membatasi konsumsi garam dapur hingga 6 gram (2400 mg natrium). Kebutuhan meningkat dengan kehilangan cairan dan suhu lingkungan yang panas.
Defisiensi: Jarang, dapat menyebabkan kejang, apatis, kehilangan nafsu makan (disebabkan oleh kehilangan cairan seperti diare, latihan berat, suhu panas). Pemberian tablet garam saat air terbatas tidak disarankan karena dapat menyebabkan dehidrasi.
Kelebihan: Keracunan akut yang menyebabkan edema dan hipertensi.
Fungsi: Anion utama cairan ekstraseluler; memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit, bagian dari HCl untuk suasana asam di lambung, membantu keseimbangan asam basa, membantu mengangkut CO2 ke paru-paru.
Sumber: Bersama natrium dalam garam dapur, sayuran, dan buah.
Kebutuhan: Minimum 750 mg/hari.
Defisiensi: Jarang terjadi, dapat disebabkan kehilangan cairan (diare, muntah, keringat berlebih). Bayi yang mengonsumsi susu formula yang tidak difortifikasi klor rentan defisiensi.
Fungsi: Ion bermuatan positif utama di dalam sel; memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit serta asam basa, berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot (bersama kalsium), katalisator metabolisme energi, sintesis glikogen dan protein, pertumbuhan sel, berpengaruh pada tekanan darah.
Sumber: Buah-buahan (pisang, durian, alpukat, pepaya, mangga), sayuran (bayam, tomat, wortel), kacang-kacangan (kacang merah, hijau, kedelai, tanah, kelapa).
Kebutuhan: Minimum 2000 mg/hari.
Defisiensi: Jarang terjadi. Kehilangan kalium dapat disebabkan diare, muntah, obat laksan, atau obat diuretik. Gejala: lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau, konstipasi, jantung berdebar.
Kelebihan: Hiperkalemia akut dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian. Kronis dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal.
Fungsi: Mineral terbanyak di tubuh (1.5-2% berat badan); 99% di tulang dan gigi; mengatur pembekuan darah, katalisator reaksi biologis (vit B12, enzim pemecah lemak, ekskresi insulin), kontraksi otot, meningkatkan fungsi transpor membran sel.
Absorbsi: 30-20%, tertinggi pada masa pertumbuhan dan menurun saat menua. Absorbsi aktif di duodenum, membutuhkan pH 6.
Faktor Penguat (Enhancer): Vitamin D, asam klorida lambung, asam amino tertentu, laktosa (dengan enzim laktase cukup), aktivitas fisik.
Faktor Penghambat (Inhibitor): Asam oksalat (bayam), asam fitat (serealia), serat, stres, kurang gerak, suasana basa bersama fosfat, rasio fosfat dan kalsium.
Sumber: Susu dan olahannya, udang/teri kering, kacang kedelai dan olahannya, bayam, sawi, daun katuk, daun melinjo, selada air, daun singkong.
Kebutuhan: Masa pertumbuhan (10-18 tahun) 1000 mg/hari, dewasa 800 mg/hari. Tambahan saat hamil dan menyusui.
Defisiensi: Gangguan pertumbuhan tulang, osteoporosis (tulang rapuh), osteomalacia (ricketsia), tetani (kejang otot).
Kelebihan: Jika konsumsi >2500 mg/hari menyebabkan batu ginjal dan gangguan ginjal, konstipasi.
Fungsi: Mineral kedua terbanyak di tubuh (1% berat badan); 85% dalam bentuk garam kalsium fosfat untuk kekuatan tulang; bagian dari DNA dan RNA, fosfolipid dinding sel; mengatur peralihan energi, absorbsi dan transportasi zat gizi, pengaturan keseimbangan asam basa.
Absorbsi: 85-90% untuk ASI, 65-70% susu sapi, 50-70% makanan lain.
Sumber: Protein hewani (daging, ayam, susu dan olahannya, teri), kacang-kacangan, serealia.
Kebutuhan: Masa pertumbuhan (10-18 tahun) 1000 mg/hari, dewasa 600 mg/hari.
Defisiensi: Jarang terjadi, namun dapat menyebabkan kerusakan tulang dan gangguan pembentukan tulang pada bayi.
Kelebihan: Kejang (jarang terjadi).
Fungsi: Kation kedua terbanyak setelah natrium dalam cairan intraseluler; 60% dalam tulang, 26% dalam otot; pembentukan enzim, katalisator metabolisme energi, KH, protein, lemak, dan asam nukleat; berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot (mengendorkan otot), pembekuan darah; mencegah kerusakan gigi dengan menahan kalsium di email gigi.
Absorbsi: Dipengaruhi faktor yang sama dengan kalsium kecuali Vit. D. Jika kalsium turun, absorbsi Mg meningkat.
Sumber: Sayuran hijau, serealia, biji-bijian, kacang-kacangan, daging, susu, coklat.
Kebutuhan: Meningkat seiring usia, dewasa 300 mg/hari.
Defisiensi: Kurang nafsu makan, gangguan pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang, gangguan sistem saraf pusat, gagal jantung (disebabkan kehilangan karena KEP, komplikasi penyakit, diare, muntah, penggunaan diuretika).
Kelebihan: Jarang diketahui, umumnya gangguan ginjal.
Fungsi: Mineral mikro terbanyak pada manusia (3-5 gr); alat angkut O2 dari paru-paru ke jaringan, metabolisme energi, pembentukan hemoglobin, produktivitas kerja, prestasi belajar, sistem imunitas (sel limfosit T), pelarut obat-obatan.
Absorbsi: Terjadi di duodenum, diangkut transferin (ke jaringan) dan feritin (bentuk simpanan). Bentuk feri direduksi menjadi fero sebelum diangkut.
Bioavailabilitas: Tertinggi pada sumber hewani.
Faktor Penguat (Enhancer): Protein, Vitamin C, bentuk besi (hem atau non-hem).
Faktor Penghambat (Inhibitor): Asam fitat (serat serealia), oksalat (sayuran), tanin (teh, kopi), tingkat keasaman lambung (kekurangan klorida atau penggunaan antasida).
Sumber: Hewani (daging, ayam, ikan, telur), nabati (serealia tumbuk, sayuran hijau, buah).
Kebutuhan: Tertinggi pada usia 13-15 tahun (19 mg/hari), dewasa 13 mg/hari. Peningkatan kebutuhan saat hamil dan menyusui.
Defisiensi: Anemia Gizi Besi (AGB) yang memengaruhi produktivitas kerja, prestasi belajar, BBLR, abortus. Menurunnya imunitas tubuh yang meningkatkan risiko infeksi.
Kelebihan: Jarang terjadi, bisa karena suplemen. Gejala: mual, muntah, diare, denyut jantung meningkat, sakit kepala, pingsan.
Bagian sumber ini tidak memberikan detail spesifik mengenai Seng selain menyebutkan adanya bagian "ZINK (Zn)" tanpa isi. Oleh karena itu, tidak ada informasi untuk diringkas mengenai seng dari sumber yang diberikan.
Mineral adalah komponen esensial yang sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh, mulai dari pembentukan struktur keras seperti tulang dan gigi hingga peran dalam metabolisme energi, transmisi saraf, dan sistem kekebalan tubuh. Tubuh tidak dapat memproduksinya, sehingga asupan yang cukup melalui makanan sangat krusial. Pemahaman tentang pengelompokan mineral, bioavailabilitas, serta faktor-faktor yang memengaruhi penyerapan dan pemanfaatannya, sangat penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah masalah defisiensi atau kelebihan yang dapat timbul. Dokumen ini telah merinci beberapa mineral makro dan mikro penting, fungsi spesifiknya, sumber makanan, kebutuhan, serta konsekuensi dari kekurangan atau kelebihannya.
Apa itu mineral dan mengapa mereka penting bagi tubuh?
Mineral adalah bahan anorganik yang dibutuhkan untuk proses kehidupan, baik dalam bentuk ion maupun elemen bebas. Tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri sehingga harus diperoleh dari makanan. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil dibandingkan zat gizi makro, mineral memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh. Kekurangan mineral dalam jangka waktu lama (kronis) dapat menunjukkan gejala defisiensi. Saat ini, dikenal ada 24 mineral esensial bagi tubuh.
Bagaimana mineral dikelompokkan dan apa saja contohnya?
Mineral dikelompokkan menjadi dua kategori utama berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh:
Mineral Makro: Dibutuhkan oleh tubuh lebih dari 100 mg/hari. Contohnya meliputi Kalsium (Ca), Fosfor (P), Sulfur (S), Magnesium (Mg), Natrium (Na), Kalium (K), dan Klorin (Cl).
Mineral Mikro: Dibutuhkan tubuh kurang dari 100 mg/hari dan untuk menyusun tubuh diperlukan kurang dari 0,01% berat badan. Contohnya adalah Besi (Fe), Seng (Zn), Yodium (I), Selenium (Se), Mangan (Mn), Fluorida (F), Tembaga (Cu), Kromium (Cr), Molibdenum (Mo), dan Kobalt (Co), serta beberapa lainnya.
Apa yang dimaksud dengan bioavailabilitas mineral dan faktor apa yang memengaruhinya?
Bioavailabilitas didefinisikan sebagai proporsi mikromineral total dalam pangan, makanan, atau menu yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh untuk fungsi normalnya. Ini sangat bergantung pada bentuk kimianya di dalam lumen usus yang dapat diserap oleh sel-sel absorptif (absorbabilitasnya). Mineral tersebut harus dalam bentuk yang dapat diambil oleh sel-sel mukosa. Bioavailabilitas bukanlah semata-mata sifat pangan atau makanan, melainkan respons seseorang terhadap pangan, dan menggambarkan integrasi berbagai komponen dari proses di mana suatu zat gizi menjadi tersedia secara biologis. Efisiensi penyerapan mineral seperti besi merupakan jalur utama untuk menjaga homeostasis, sementara mineral lain seperti seng dan tembaga menjaga keseimbangan melalui pengaturan ekskresi endogen.
Apa fungsi utama Natrium (Na) dalam tubuh dan bagaimana tubuh mengaturnya?
Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler. Fungsi utamanya meliputi:
Menjaga keseimbangan cairan sebagai kation utama dalam cairan ekstraseluler, mengatur tekanan osmosis untuk mencegah cairan keluar masuk sel secara tidak semestinya.
Menjaga keseimbangan asam basa dengan mengimbangi zat-zat pembentuk asam.
Transmisi saraf dan kontraksi otot.
Membantu absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat gizi melalui membran.
Natrium diabsorbsi secara aktif di usus halus dan dibawa ke aliran darah serta ginjal. Kelebihan natrium akan dikeluarkan melalui urine yang diatur oleh hormon aldosteron dari kelenjar adrenal.
Bagaimana peran Kalsium (Ca) dan Fosfor (P) dalam tubuh, dan apa saja faktor yang memengaruhi penyerapannya?
Kalsium (Ca): Merupakan mineral terbanyak dalam tubuh (99% di tulang dan gigi). Fungsinya termasuk pembentukan tulang dan gigi, mengatur pembekuan darah, katalisator reaksi biologis (misalnya, vitamin B12, enzim pemecah lemak, ekskresi insulin), kontraksi otot, dan meningkatkan fungsi transpor membran sel.
Faktor penguat (enhancer) absorbsi Ca: Vitamin D, asam klorida (pH rendah), asam amino tertentu, laktosa (jika enzim laktase cukup), dan aktivitas fisik.
Faktor penghambat (inhibitor) absorbsi Ca: Asam oksalat (bayam), asam fitat (serealia), serat, stres, kurang gerak, suasana basa bersama fosfat, dan rasio fosfat-kalsium yang tidak seimbang.
Fosfor (P): Mineral kedua terbanyak (85% dalam bentuk garam kalsium fosfat di tulang). Fungsinya meliputi kalsifikasi tulang dan gigi, mengatur peralihan energi, absorbsi dan transportasi zat gizi, bagian dari ikatan tubuh esensial (DNA dan RNA), dan pengaturan keseimbangan asam basa.
Apa saja dampak kekurangan atau kelebihan Natrium (Na) dan Kalium (K) bagi kesehatan?
Natrium (Na):
Kekurangan Na: Dapat menyebabkan kejang, apatis, dan kehilangan nafsu makan. Umumnya disebabkan oleh kehilangan cairan (diare, latihan berat, suhu panas). Tidak disarankan memberikan tablet garam dalam kondisi air terbatas karena dapat menyebabkan dehidrasi.
Kelebihan Na: Keracunan akut yang dapat menyebabkan edema (pembengkakan) dan hipertensi.
Kalium (K):
Defisiensi K: Jarang terjadi, namun kehilangan kalium banyak terjadi melalui saluran cerna (diare, muntah, penggunaan obat pencuci perut) dan ginjal (penggunaan obat diuretik). Gejalanya meliputi lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau, konstipasi, dan jantung berdebar.
Kelebihan K (Hiperkalemia): Dapat terjadi melalui asupan enteral atau parenteral dengan dosis kalium melebihi 12 g/hari. Hiperkalemia akut dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian, sedangkan dalam jangka panjang (kronis) dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal.
Bagaimana Magnesium (Mg) berperan dalam tubuh dan apa hubungannya dengan Kalsium (Ca)?
Magnesium adalah kation terbanyak kedua setelah natrium dalam cairan intraseluler. Sekitar 60% Mg berada di tulang dan 26% di otot.
Fungsi Mg: Pembentukan enzim, katalisator metabolisme energi (karbohidrat, protein, lemak, asam nukleat), berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot, dan pembekuan darah.
Hubungan dengan Kalsium: Fungsi Mg berlawanan dengan kalsium dalam kontraksi otot, yaitu mengendurkan otot (Kalsium menyebabkan ketegangan saraf, Mg melemaskan saraf). Absorbsi Mg juga dipengaruhi oleh faktor yang sama dengan absorbsi kalsium, kecuali vitamin D. Jika kadar kalsium turun, absorbsi Mg akan meningkat. Mg juga mencegah kerusakan gigi dengan menahan kalsium di email gigi.
Apa fungsi utama Besi (Fe) dan faktor apa yang memengaruhi bioavailabilitasnya dari makanan?
Besi merupakan mineral mikro terbanyak pada manusia dan hewan (3-5 gr dalam tubuh). Fungsi penting Besi meliputi:
Sebagai alat angkut O2 dari paru-paru ke jaringan tubuh (melalui hemoglobin).
Metabolisme energi.
Pembentukan hemoglobin.
Produktivitas kerja dan prestasi belajar.
Sistem imunitas (sel limfosit T).
Pelarut obat-obatan.
Faktor yang memengaruhi bioavailabilitas Besi:
Faktor peningkat (enhancer): Protein, vitamin C, dan bentuk besi (heme lebih mudah diserap daripada non-heme). Bioavailabilitas sumber Fe tertinggi pada makanan hewani.
Faktor penghambat (inhibitor): Asam fitat (dalam serat serealia), oksalat (dalam sayuran), tanin (dalam teh, kopi), dan tingkat keasaman lambung yang rendah (misalnya, karena kekurangan klorida atau penggunaan obat antasida yang bersifat basa).