Administrative decisions: promosi, pemutusan kerja, merit pay
Union & legal issues
Employee development and feedback
Criteria for research
Criterion: standar untuk menilai performa seseorang.
Theoretical vs. Actual Criterion
Theoretical criterion: ideal, konseptual
Actual criterion: yang benar-benar diukur
Contamination: ketika pengukuran mencakup hal-hal yang tidak relevan
Deficiency: ketika pengukuran tidak mencakup semua aspek penting
Relevance: sejauh mana actual criterion merepresentasikan theoretical criterion
Quality vs. Quantity
Composite criterion approach: menggabungkan berbagai aspek menjadi satu skor
Multidimensional approach: nilai performa diukur dalam berbagai dimensi
Dynamic criteria: performa bisa berubah seiring waktu
Contextual performance: perilaku ekstra yang tidak diwajibkan tapi berkontribusi terhadap performa (misal: membantu rekan kerja)
Contoh: jumlah kecelakaan, unit yang diproduksi
Kelebihan:
Standar konsisten antar pekerjaan
Tidak bias (berbasis data)
Mudah dikuantifikasi
Validitas tinggi (berorientasi hasil)
Kelemahan:
Tidak selalu dapat diterapkan
Kinerja tidak selalu di bawah kendali individu
Terlalu sederhana → bisa deficient
Kurang stabil → dynamic criterion
Berdasarkan penilaian orang terhadap performa
Graphic Rating Form
Penilaian dilakukan dengan memberi nilai pada skala
Behavior-Based:
Critical Incident: deskripsi perilaku spesifik (positif/negatif)
Mixed Standard Scale (MSS): membandingkan perilaku dengan standar performa
Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS): skala disertai contoh perilaku konkret
Behavior Observation Scale (BOS): frekuensi pengamatan terhadap perilaku penting
Metode | Kelebihan | Kelemahan |
---|---|---|
Graphic Rating Form | Mudah digunakan, cepat | Rentan bias, kurang spesifik |
Critical Incident | Fokus pada perilaku nyata | Sulit dikembangkan, subjektif |
MSS | Standar jelas, membandingkan performa nyata | Rumit, bisa membingungkan |
BARS | Contoh konkret → konsistensi antar penilai | Membuatnya butuh waktu dan usaha |
BOS | Fokus pada frekuensi, data kuantitatif | Memerlukan pengamatan intensif |
Jenis kesalahan umum dalam penilaian:
Halo error: penilai memberi nilai tinggi karena satu aspek positif
Distributional errors:
Leniency error: semua dinilai terlalu tinggi
Severity error: semua dinilai terlalu rendah
Central tendency error: semua diberi nilai sedang
Rater Error Training (RET)
Fokus pada menghindari kesalahan seperti halo, leniency, severity.
Mengurangi error tetapi tidak meningkatkan akurasi.
Frame of Reference Training
Memberikan penilai pemahaman yang sama tentang kriteria penilaian.
Lebih efektif dalam meningkatkan akurasi dan konsistensi antar penilai.
Preferensi pribadi terhadap bawahan
Ekspektasi awal
Mood penilai
Persepsi terhadap motivasi bawahan
Ras bawahan
Evaluasi berasal dari berbagai sumber (atasan, rekan, bawahan, diri sendiri)
Kelebihan: informasi lebih menyeluruh, bisa bantu pengembangan
Kelemahan: bisa timbul konflik, rawan bias personal
Monitoring berbasis data objektif
Sistem terintegrasi → pelaporan otomatis, feedback real-time
Bisa dituntut secara hukum
Organisasi kalah dalam 41% kasus
Gunakan job analysis untuk mendefinisikan dimensi kinerja
Kembangkan formulir penilaian dari hasil job analysis
Latih penilai untuk menilai performa
Review oleh manajemen, berikan hak banding pada karyawan
Dokumentasikan performa secara detail
Berikan bantuan dan konseling