MA

SOCA Case 3 : HIV AIDS TB

HIV dengan Koinfeksi TB

Skenario 3: HIV dengan Koinfeksi TB Limfadenitis TB

Imunitas: Inate vs. Adaptif
  • Setiap orang normal memiliki 2 komponen imunitas: Inate dan Adaptif.

  • Inate Immunity: Respons cepat (0-4 jam) terhadap penyusup (patogen).

    • Komponen: Makrofag, sel dendritik, sel monosit, protein komplemen, neutrofil, basofil, eosinofil, sel mast, natural killer.

    • Universal, menyerang berbagai macam proses inflamasi.

    • Cepat, tetapi tidak spesifik.

  • Adaptive Immunity: Respons lambat (4-14 hari setelah paparan).

    • Lebih kuat dan spesifik.

    • Terjadi di limfonodi (kelenjar getah bening).

    • Dua sel utama: Sel B (menghasilkan antibodi) dan sel T (menjadi sel T sitotoksik).

Adaptive Immunity Lebih Detail
  • Sel B dan sel T berada di limfonodi.

  • Infeksi di paru-paru (contoh: bakteri TBC).

    • Tahap awal ditangani oleh Inate Immunity (makrofag).

    • Makrofag yang khusus disebut APC (Antigen Presenting Cell), mengumpulkan informasi tentang bakteri.

    • APC membawa sampel ke limfonodi.

  • Di limfonodi, APC bertemu dengan limfosit T helper.

    • T helper menerima informasi dari APC dan menghubungkan informasi ini ke sel B dan sel T.

  • Sel limfosit B memproses informasi dan menghasilkan sel plasma.

    • Sel plasma menghasilkan antibodi (immunoglobulin).

    • Antibodi menempel pada bagian tertentu dari patogen (misalnya permukaan bakteri TBC).

    • Antibodi mengalir dari limfonodi kembali ke paru-paru sebagai medan perang.

    • Mekanisme pertahanan humoral (cairan).

  • Sebagian sel limfosit B menjadi sel B memori.

    • Sel B memori berfungsi sebagai basis data.

    • Jika patogen yang sama masuk lagi, sel B memori langsung aktif dan menghasilkan antibodi.

    • Sel B memori terbentuk ketika kita divaksinasi.

  • Sel limfosit T berkembang menjadi sel T sitotoksik.

    • Sel T sitotoksik terjun langsung ke medan perang (tempat infeksi).

    • Membunuh patogen secara spesifik dan kuat.

    • Seluler Imunity.

Sel T: CD4 dan CD8
  • Sel T dibagi menjadi 2 kategori:

    • CD4: Memiliki fungsi sebagai T helper (jembatan).

      • T helper 1: Mengaktivasi sel B.

      • T helper 2: Mengaktivasi sel B (menghasilkan IgE).

      • TH17: Mengaktivasi neutrofil.

      • T regulator: Mengatur kinerja sel T sitotoksik.

    • CD8: Berpotensi menjadi pembunuh (sel T sitotoksik).

      • Senjata yang sangat mematikan.

Defisiensi Sel T
  • Jika seseorang mengalami defisiensi sel T (CD4 turun):

    • Adaptive Immunity tidak bekerja.

    • Hanya mengandalkan Inate Immunity yang tidak spesifik dan tidak sekuat Adaptive Immunity.

    • Infeksi bakteri (contoh: TBC) sulit disembuhkan.

    • Bakteri TBC sangat kuat dan dapat hidup di dalam makrofag.

HIV

  • HIV (Human Immunodeficiency Virus): Virus penyebab penyakit.

  • AIDS: Kondisi terminal dari stadium infeksi HIV.

  • HIV tidak langsung menjadi AIDS.

  • Fase infeksi HIV:

    • Fase Akut: Gejala batuk, pilek, demam.

    • Fase Kronik: Tidak ada gejala selama 5-10 tahun.

    • Fase AIDS: CD4 < 200 sel/µL, rentan terhadap infeksi oportunistik.

Struktur HIV
  • Envelope (glikoprotein GP41, GP120, P17).

  • Kapsid.

  • Materi genetik berupa RNA.

Replikasi HIV
  • HIV merupakan virus yang hanya bisa bereplikasi di dalam sel.

  • HIV melakukan attachment (penempelan) menggunakan glikoprotein pada protein CD4 di sel target (T helper).

  • Setelah attachment terjadi fusion (penggabungan) antara envelope virus dan membran sel T helper.

  • HIV melepaskan materi genetiknya (RNA).

  • RNA akan di-reverse transcription menjadi DNA.

  • DNA virus masuk ke dalam nukleus dan bergabung dengan DNA sel normal.

  • Sel yang terinfeksi akan melakukan transkripsi dan translasi menghasilkan bagianbagian virus.

  • Kemudian akan digabung (assembly).

  • Virus baru dirilis dan siap menginfeksi sel T helper lainnya.

  • Sel T helper diperbudak dan mati karena nutrisi digunakan untuk membentuk virus.

  • Akibatnya CD4 akan turun.

Deteksi HIV
  • Fase Akut: Terjadi peningkatan antigen virus (P24, GP17) dan RNA.

  • Fase Kronik: Antigen virus sangat sedikit sehingga hasilnya bisa false negative.

  • Fase AIDS: CD4 menurun.

Program Terapi WHO
  • (Tambahan)

Kasus Tuan Boy

  • Tuan Boy, 48 tahun, datang dengan keluhan:

    • Benjolan di leher kiri dan selangkangan kanan.

    • Demam naik turun.

    • Penurunan nafsu makan dan berat badan (8 kg dalam 2 bulan).

    • Sering masuk rumah sakit 2 tahun terakhir dengan keluhan demam, diare, batuk, sesak.

Kecurigaan
  • Demam, batuk > 2 minggu, keringat malam, penurunan berat badan -> gejala khas TBC.

  • Seks bebas 10 tahun lalu -> kemungkinan sudah AIDS saat ini.

  • Sering infeksi -> immunocompromise (penurunan imunitas, terutama adaptive immunity).

Pemeriksaan
  • Pemeriksaan Fisik:

    • Keadaan umum lemah.

    • Ada benjolan (limfonodi membesar).

    • Paru kanan normal.

    • Hati dan limpa tidak teraba.

    • Ekstremitas hangat kering agak pucat, edema pitting pada tungkai bawah kanan dan kiri.

  • Pemeriksaan Darah Lengkap:

    • Hemoglobin 9.1 (anemia karena infeksi kronis).

    • Leukosit 6.000 (normal).

    • Diff count:

      • Neutrofil 80% (meningkat).

      • Limfosit 8% (rendah).

      • Monosit 12% (meningkat).

      • Eosinofil, basofil, Neutrofil step : Negatif.

    • Trombosit turun.

    • Fungsi ginjal dan hati aman.

  • Serologi:

    • Antibodi HIV reaktif.

    • CD4 50/µL (memenuhi kriteria AIDS).

    • TCM sputum: Mycobacterium tuberculosis terdeteksi.

  • Radiologi:

    • Infiltrat (mengarah pada infeksi TB).

Diagnosis
  • HIV fase AIDS dengan koinfeksi TB.

Terapi
  • HIV: ARV (antiretroviral virus) - Efavirenz dan Oclocide.

  • TB: OAT (obat antituberculosis) - 2HRZE/4-7HR:

    • 2 bulan pertama: Isoniazid, Rifampisin, Pyrazinamide, Ethambutol.

    • 4-7 bulan berikutnya: Isoniazid dan Rifampisin.

Sistem Limfatik
  • Sistem limfatik berupa saluran terbuka yang berfungsi untuk mereabsorpsi air.

  • Sebagai imunitas, dimana di titik-titik tertentu ada pembesaran dari aliran limfatik (lymph node).

  • Lokasi : Servikal, aksila, inguinal, toraks, dan abdomen.

Limfadenitis TB
  • Bakteri TBC dibawa ke limfonodi oleh makrofag tapi tidak mati.

  • Bakteri TBC merajalela dan menyebabkan infeksi limfonodi (limfadenitis TB).

Pitting Edema
  • Pembengkakan ketika ditekan dia tidak kembali, dibengkak penuh cairan.

  • Limfono di nya membesar menyebabkan alurannya tersumbat sehingga kelebihan cairan di jaringan (Banjir).