week 2 - intro to interview
PSIKODIAGNOSTIKA
Pengertian
Psikodiagnostik adalah proses penggunaan berbagai media bantu untuk menggambarkan kepribadian individu.
Tujuan Utama:
Mengumpulkan data
Menganalisis data
Menarik kesimpulan → menegakkan diagnosa melalui deskripsi kepribadian
Definisi Kepribadian
“Personality refers to those characteristics of a person that account for consistent and distinctive patterns of feeling, thinking, and behaving.”
PROSES, METODE, & TEKNIK DALAM PSIKODIAGNOSTIKA
1. Proses Informal
Kesalahan bisa muncul dari penilai maupun yang dinilai.
a. Kesalahan dari Penilai
Jenis Kesalahan | Penjelasan |
---|---|
Impresi pertama | Kesan awal sering dianggap penting, namun bisa salah secara internal. |
Desas-desus (Hearsay) | Menilai berdasarkan rumor atau informasi dari pihak lain. |
Halo effect | Generalisasi dari satu kesan positif/negatif ke keseluruhan penilaian. |
Stereotipe | Penilaian berdasarkan label sosial tertentu. |
Leniency effect | Terlalu lunak atau toleran dalam menilai. |
Mood (suasana hati) | Emosi penilai memengaruhi objektivitas. |
Proyeksi (defense mechanism) | Penilai menilai orang lain berdasarkan karakter pribadinya sendiri. |
b. Kesalahan dari Orang yang Dinilai
Karakteristik sulit dinilai secara objektif.
Cenderung menampilkan kesan terbaik (self-presentation bias).
Bisa berpura-pura atau menyesuaikan diri dengan harapan penilai.
2. Proses Formal
Pendekatan | Karakteristik | Contoh |
---|---|---|
Klinis (Qualitative) | Fokus pada pemahaman kepribadian individu untuk intervensi (treatment/terapi). | Wawancara, anamnese, observasi, analisis dokumen pribadi, tes proyeksi. |
Objektif (Quantitative) | Mengukur kemampuan individu secara kuantitatif dan terstandar. | Tes psikometri (inteligensi, kepribadian, inventori). |
INTRODUCTION TO INTERVIEWING
Definisi
“An interactional communication process between two parties, at least one of whom has a predetermined and serious purpose, that involves the asking and answering of questions.”
Catatan Penting
Wawancara bukan sekadar obrolan sehari-hari.
Meski mirip dengan percakapan sosial atau presentasi, wawancara memiliki tujuan dan struktur khusus.
THE FUNDAMENTAL CHARACTERISTICS OF INTERVIEWS
Karakteristik | Penjelasan |
---|---|
Interactional | Ada pertukaran peran, perasaan, informasi. Makna dibentuk bersama melalui kata dan sinyal nonverbal (tatapan, ekspresi, gerakan tubuh). |
Two Parties (Dyadic) | Minimal dua pihak (interviewer dan interviewee), tetapi bisa lebih. |
Purpose | Salah satu atau kedua pihak memiliki tujuan serius dan terencana. Wawancara memiliki struktur: pembukaan, topik, pertanyaan, penutupan. |
Questions | Selalu ada proses tanya jawab. Pertanyaan digunakan untuk memperoleh informasi, memverifikasi kesan, atau memancing pikiran/perasaan. |
FORMS OF INTERVIEWING
A. Traditional Forms
Jenis Wawancara | Tujuan | Contoh / Ciri |
---|---|---|
Information-Giving | Menyampaikan informasi (orientasi, pelatihan, instruksi). | Briefing, coaching, training. |
Information-Gathering | Mengumpulkan data atau informasi yang akurat. | Survei, exit interview, investigasi, riset. |
Selection Interview | Memilih kandidat terbaik untuk posisi tertentu. | Rekrutmen kerja, placement interview. |
Performance Review | Menilai performa, kemampuan, perilaku. | Evaluasi kinerja karyawan atau siswa. |
Counseling | Menangani masalah personal interviewee. | Konseling akademik atau psikologis. |
Persuasion | Mempengaruhi atau mengubah pandangan/orientasi pihak lain. | Penjualan, kampanye, rekrutmen anggota. |
Focus Group Interview | Menggali opini, ide, atau persepsi kelompok kecil (6–12 orang). | Diskusi produk, strategi kampanye, brainstorming ide. |
B. Nontraditional Forms
Jenis | Karakteristik | Kelebihan | Kekurangan |
---|---|---|---|
Telephone Interview | Digunakan untuk screening awal, polling, fundraising. | Cepat, hemat biaya. | Kurang “kehadiran” (nonverbal terbatas). |
Video Conference Interview | Dilakukan secara daring via video call. | Efisien dan interaktif. | Harus menjaga gestur, kontak mata, ekspresi, dan suara. |
E-Mail Interview | Tanya jawab tertulis via email. | Fleksibel waktu. | Jawaban bisa pendek karena malas mengetik panjang. |
Webinar Interview | Dipakai dalam seminar, pelatihan, konferensi daring. | Dapat menjangkau banyak peserta. | Interaksi terbatas. |
Virtual Interview | Dilakukan dalam job fair virtual atau proses rekrutmen daring. | Hemat waktu dan biaya perjalanan. | Kurang interaksi personal langsung. |
ETHICS ON INTERVIEWS
Prinsip Etika Wawancara (berdasarkan Kode Etik Psikologi Indonesia):
Informed Consent yang jelas
Tujuan dan prosedur dijelaskan.
Risiko disampaikan.
Kerahasiaan Data
Nama dan identitas disamarkan.
Informasi pribadi dijaga.
Izin untuk Perekaman
Harus ada izin untuk audio/video/foto.
Tidak boleh menampilkan wajah partisipan tanpa persetujuan.
Menghindari Pelecehan (Pasal 14)
Termasuk SARA atau bentuk intimidasi lain.
Menghindari Dampak Buruk (Pasal 16)
Antisipasi risiko seperti lokasi, waktu, dan durasi wawancara.
Pertimbangkan usia dan kesibukan partisipan.
Menghindari Konflik Kepentingan (Pasal 17)
Contoh: mewawancarai bawahan sendiri untuk evaluasi kerja.
INFORMED CONSENT (Isi yang Wajib Ada)
Tujuan dan prosedur penelitian (termasuk durasi).
Risiko atau ketidaknyamanan yang mungkin terjadi.
Jaminan privasi, anonimitas, dan kerahasiaan data.
Identitas peneliti dan kontak untuk pertanyaan/keluhan.
Pernyataan bahwa partisipasi sukarela dan bisa berhenti kapan saja.
Alternatif prosedur (jika ada).
Informasi tentang kompensasi/manfaat dan jumlah partisipan.
Tawaran untuk memberikan ringkasan hasil penelitian.
SUMMARY
Interviewing adalah proses komunikasi dua arah dengan tujuan serius yang melibatkan pertanyaan dan jawaban.
Perbedaan besar antara pewawancara/peserta yang terampil dan tidak terampil terletak pada pemahaman prosesdan latihan yang sadar.
Kunci utama dalam menguasai wawancara adalah memahami kompleksitas prosesnya dan variabel-variabel yang saling berinteraksi.