O

Fisika Farmasi: Koloid

Tujuan Pembelajaran

  • Menjelaskan pemanfaatan koloid dalam bidang farmasi
  • Menjelaskan tipe sistem koloid
  • Menjelaskan bentuk koloid
  • Menjelaskan sifat-sifat koloid
  • Menjelaskan stabilitas koloid

Koloid Dalam Berbagai Bidang

  • Bidang Pangan: Protein, karbohidrat, dan lemak, es krim, mayonais, agar-agar, susu, santan, sirup
  • Bidang Farmasi: Krim, losion, hair cream, gel, dan salep
  • Bidang Industri: Cat, semen, spray untuk serangga
  • Bidang Pertanian: Tanah, pasir
  • Teknologi: Sistem dispersi berguna dalam masalah yang timbul pada penyiapan dan peracikan sediaan farmasi, seperti emulsi, suspensi, koloid, serbuk, dan bentuk sediaan tablet

Sistem Koloid

  • Fase Terdispersi: Zat yang terdispersikan (terlarut) seperti susu, gula, pasir, teh, kopi, dll.
  • Fase Pendispersi/Medium Pendispersi: Medium yang digunakan untuk mendispersi (pelarut) seperti air, sirup dalam racikan obat
  • Partikel kecil (fase terdispersi) yang tersebar merata ke seluruh medium (medium pendispersi)
  • Dispersi Koloid: Campuran fase peralihan homogen menjadi heterogen

Golongan Sistem Dispersi Berdasarkan Ukuran Partikel

  • Sistem dispersi:
    • Dispersi Molekuler (larutan)
    • Dispersi Kasar (suspensi)
    • Dispersi Halus (koloid)

Golongan Sistem Dispersi Berdasarkan Ukuran Partikel

  • Dispersi Molekular
    • Jangkauan Ukuran Partikel: Kurang dari 1,0 nm, partikel tidak terlihat mikroskop elektron, dapat melewati ultrafiltrasi dan membran semi permiabel, difusi cepat
    • Sifat Sistem: Partikel tidak terlihat mikroskop elektron, dapat melewati ultrafiltrasi dan membran semi permiabel, difusi cepat
    • Contoh: Molekul oksigen, ion-ion umumnya, glukosa
  • Dispersi Koloid
    • Jangkauan Ukuran Partikel: 0,5 mm sampai 1,0 nm, tidak terlihat mikroskop biasa tetapi dapat terlihat mikroskop elektron, dapat melewati kertas saring, tidak dapat melewati membran semipermeabel, difusi lambat
    • Sifat Sistem: Tidak terlihat mikroskop biasa. Dapat terlihat mikroskop electron, Dapat melewati kertas saring, Tidak dapat melewati membrane Semipermeabel, Difusi lambat
    • Contoh: Sol perak koloidal, polimer alam dan polimer sintetis
  • Dispersi Kasar
    • Jangkauan Ukuran Partikel: Lebih besar dari 0,5 mm, terlihat mikroskop, tidak melewati kertas saring, partikel tidak mendifusi
    • Sifat Sistem: Terlihat mikroskop, tidak melewati kertas saring, partikel tidak mendifusi
    • Contoh: Butir-butir pasir, emulsi, suspensi farmasetika, sel-sel darah merah

Ukuran dan Bentuk Partikel Koloid

  • Partikel yang terletak dalam jangkauan ukuran koloid mempunyai luas permukaan yang sangat besar dibandingkan dengan luas permukaan partikel-partikel yang lebih besar dengan volume yang sama.
    • Contoh: Kubus dengan sisi 1 cm dan volume 1 cm^3, luas permukaan = 6 cm^2. Jika kubus dibagi-bagi lagi menjadi kubus-kubus kecil, masing-masing mempunyai sisi 100 cm, volume total tetap sama, luas permukaan total meningkat menjadi 600.000 cm^2. Maka luas permukaannya meningkat menjadi 10^5 kalinya
  • Untuk membandingkan secara kuantitatif luas permukaan dari bahan yang berbeda, digunakan batasan Luas Permukaan Spesifik didefinisikan sebagai luas permukaan per unit berat atau volume bahan.
  • Luas permukaan yang besar ini mengakibatkan sifat-sifat unik dari dispersi koloid.

Jenis-Jenis Koloid

  • Sol Cair
    • Fase Terdispersi: Padat
    • Medium pendispersi: Cair
    • Contoh: Cat, lem kanji, tinta, tanah liat, sol emas, semir cair
  • Sol Padat
    • Fase Terdispersi: Padat
    • Medium pendispersi: Padat
    • Contoh: Gelas berwarna, intan hitam, mutiara, paduan logam (alloy), stainless steel, perunggu
  • Aerosol Padat
    • Fase Terdispersi: Padat
    • Medium pendispersi: Gas
    • Contoh: Asap, debu di udara, buangan knalpot, cat semprot
  • Aerosol Cair
    • Fase Terdispersi: Cair
    • Medium pendispersi: Gas
    • Contoh: Kabut, awan, parfum, hairspray, obat nyamuk semprot
  • Emulsi
    • Fase Terdispersi: Cair
    • Medium pendispersi: Cair
    • Contoh: Susu, santan, mayonaise, minyak ikan, losion
  • Emulsi Padat
    • Fase Terdispersi: Cair
    • Medium pendispersi: Padat
    • Contoh: Agar-agar, keju, mentega, margarin, nasi, lateks, selai, mutiara
  • Buih
    • Fase Terdispersi: Gas
    • Medium pendispersi: Cair
    • Contoh: Busa sabun, krim kocok, putih telur
  • Buih Padat
    • Fase Terdispersi: Gas
    • Medium pendispersi: Padat
    • Contoh: Karet busa, batu apung, gabus, roti, kerupuk

Bentuk Koloid

  • Bulatan atau bola
  • Batang pendek dan bentuk elips memanjang
  • Elips pipih dan lempengan
  • Batang panjang dan benang-benang
  • Benang tergulung longgar
  • Benang bercabang-cabang

Tipe Sistem Koloid

  • Liofilik: Koloid yang fase terdispersinya dapat menarik medium pendispersi karena gaya tarik antara partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersinya kuat. Membentuk lapisan disekitar partikel koloid.
  • Liofobik: sistem koloid yang fase terdispersinya tidak dapat menarik/mengikat medium pendispersinya
  • Amfifilik: Koloid gabungan. Medium pendispersinya cair.

Perbedaan Tipe Sistem Koloid

  • Liofilik
    • Fase terdispersinya umumnya molekul organik (ukuran koloid)
    • Molekul fase terdispersi mengalami solvasi
    • Molekul menyebar spontan
    • Viskositas medium pendispersi meningkat dengan adanya fase terdispersi
    • Stabil dengan adanya elektrolit (tidak mudah terkoagulasi)
    • Gerak Brown dan efek Tyndall kurang jelas
    • Umumnya dibuat dengan cara dispersi
  • Amfifilik
    • Fase terdispersi terdiri dari agregat dari molekul organik kecil (dibawah ukuran koloid)
    • Bagian hidrofilik dan liofilik dari molekul mengalami solvansi
    • Agregat koloid terbentuk dengan spontan bila konsentrasi amfifil lebih dari cmc
    • Viskositas meningkat dengan meningkatnya konsentrasi amfifil
    • Cmc dikurangi dengan penambahan elektrolit
  • Liofobik
    • Fase terdispersi terdiri dari partikel anorganik
    • Sedikit interaksi (solvasi) antara partikel dan medium pendispersi
    • Bahan tidak menyebar spontan
    • Viskositas medium pendispersi tidak banyak meningkat dengan adanya fase pendispersi
    • Tidak stabil dengan adanya elektrolit (mudah terkoagulasi)
    • Gerak Brown dan efek Tyndall jelas
    • Umumnya dibuat dengan cara kondensasi

Sifat Optik Koloid

  • Efek Tyndall: Gejala penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid
  • Pemendaran Cahaya: Sifat ini berdasarkan efek Tyndall
    • Partikel besar akan menghamburkan cahaya pada sudut yang sempit dengan intensitas tinggi
    • Partikel kecil akan menyebar di sudut yang lebih luas tetapi dengan intensitas rendah
    • Larutan sejati mempunyai partikel-partikel yang relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati
    • Koloid Mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar

Sifat Kinetis Koloid

  • Gerak Brown: Gerakan partikel koloid dalam medium pendispersinya
  • Difusi: Perpindahan molekul dari konsentrasi tinggi ke rendah
  • Osmosis: Perpindahan molekul pelarut (air) melewati membran semipermeabel
  • Sedimentasi: Pengendapan dari partikel koloid
  • Viskositas: Kekentalan zat cair

Gerak Brown

  • Gerakan partikel koloid yang tidak beraturan dalam medium pendispersinya
  • Penampakan Gerak brown pada mikroskop ultra
  • Bergerak terus menerus
  • Bergerak acak (zigzag)
  • Cepat
  • Bertumbukan dengan partikel lain dan medium
  • Dipengaruhi suhu
  • Dipengaruhi ukuran partikel koloid
  • Gerakan partikel-partikel menghasilkan tumbukan. Tumbukan ke segala arah (tidak seimbang karena partikel kecil). Perubahan arah partikel.
  • Gerak Brown dapat menstabilkan koloid. Gerak terus menerus partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak mudah mengendap

Difusi

  • Proses perpindahan massa molekul suatu zat yang dibawa oleh gerakan molekular secara acak
  • Contoh Fenomena Difusi: Gula + teh; Uap air + udara; Gerakan oksigen dari alveoli paru ke darah dari kapiler pulmoner
  • Hasil langsung dari gerak Brown
  • Partikel bergerak dari konsentrasi tinggi ke rendah
  • Energi untuk difusi dihasilkan oleh energi panas
  • Menurut hukum Fick pertama: \frac{dq}{dt} = -DS \frac{dc}{dx}
    • dq = jumlah zat yang mendifusi
    • dt = waktu difusi
    • D = koefisien difusi
    • S = luas bidang difusi
    • dc = konsentrasi
    • dx = jarak yang ditempuh
  • Jika partikel koloid dapat dianggap bulat dapat digunakan persamaan Suthreland dan Einstein untuk memperoleh jari-jari partikel dan berat partikel atau berat molekul:
    D = \frac{RT}{6 \pi \eta r N}
  • D = Koefisien difusi
  • R = Konstanta molar gas
  • T = temperatur absolut
  • N = bilangan Avogadro = 6,02 x 10^{23} mol
  • M = Berat molekul
  • V = volume spesifik parsial.
Contoh Soal

Koefisien difusi untuk protein bulat pada 20°C adalah 7,0 x 10^{-7} cm^2/det dan volume spesifik parsial 0,75 cm^3/g. Viskositas pelarut 0,01 poise (0,01 g/cm det). Hitung:

  • Berat molekul
  • Jari-jari partikel protein
Penyelesaian
  • a) Dengan menyusun persamaan di dapat : M = 100.000 g/mol
  • b) Dari persamaan r = 31 x 10^{-8} cm= 31 A

Osmosis

  • Difusi suatu zat pelarut melintasi membran semipermeabel dari konsentrasi tinggi ke rendah
  • Osmosis menggerakan air keluar dan masuk sel terus menerus
  • Pembengkakan atau penciutan sel, dehidrasi, diare, edema

Sedimentasi

  • Proses pengendapan zat terlarut karena pengaruh gaya berat
  • V{max} = V{konstan} = \frac{2r^2g(\rhob - \rhof)}{9\eta}
  • Keterangan:
    • v = kecepatan partikel (m/s) (cm/s)
    • \eta = koefisien viskositas (pois) (cp)
    • r = jari-jari bola (m) (cm)
    • g = percepatan gravitasi (m/s2) (cm/s2)
    • \rho_b = massa jenis bola (kg/m3) (g/ml)
    • \rho_f = massa jenis fluida (kg/m3) (g/ml)
  • Bola bergerak dalam suatu fluida yang diam maka terhadap bola itu akan bekerja gaya berat dan gaya gesek yang arahnya berlawanan dengan arah gerak bola
  • Hukum Stokes
Latihan Soal

Berapakah kecepatan mengendap serbuk Calamin dalam bedak kocok jika Calamin berukuran diameter rata-rata 10cm dengan masa jenis 2,1 g/ml. sebagai pembawa adalah Glycerolum dengan kerapatan 1,21 dan kekentalan 210cp pada suhu 20° gravitasi 978 cm/s2?

  • Untuk menghitung berat molekul dari sedimentasi digunakan rumus: M = \frac{RTs}{D(1-\rho_0 v)}
    • R = konstanta molar gas
    • T = temperatur absolut
    • \rho_0 = kerapatan pelarut
    • S = koefisien sedimentasi
    • D = koefisien difusi
    • M = berat molekul
Latihan Soal

Koefisien sedimentasi s untuk suatu fraksi metilselulosa tertentu pada 20°C adalah 1,7 x 10^{-13} detik. Koefisien difusi D 15 x 10^{-7} cm^2/detik, volume spesifik parsial v dari gom tersebut 0,72 cm3/g dan kerapatan air pada suhu tersebut 0,998 g/cm3. Hitung berat molekul metilselulosa. Konstanta gas R = 8,31 x 10^7 erg/derajat mol.

Viskositas

  • Ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida
  • Semakin besar viskositas (kekentalan) fluida, semakin sulit suatu fluida untuk mengalir, semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida
  • Resistensi fluida
  • Kohesi dan Laju pertukaran momentum molekuler
    • Molekul rapat: Kohesi besar
    • Molekul renggang: Kohesi kecil
  • Cair vs Gas: Gaya yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair lebih besar daripada zat gas

Sifat Elektris Koloid

  • Elektroforesis: Fenomena pergerakan partikel di dalam medan listrik
  • Potensial sedimentasi: Partikel kolid bermuatan mengendap karena pengaruh perbedaan potensial.
  • Elektro-Osmosis: Gerakan partikel koloid bermuatan melalui membran semipermiabel, oleh pengaruh medan listrik.
  • Potensial aliran: Partikel koloid dipaksa bergerak melalui membran. (kebalikan electroosmosis). Pergerakan suatu permukaan yang bermuatan

Elektroforesis

  • Suatu cara analisis kimiawi yang didasarkan pada pergerakan molekul-molekul bermuatan di dalam medan listrik
  • Dua elektrode dicelupkan dalam koloid
  • Mendeteksi muatan koloid
    • Partikel koloid berkumpul pada elektrode positif: Koloid bermuatan negatif
    • Partikel koloid berkumpul pada elektrode negatif: Koloid bermuatan positif
  • Memisahkan partikel dalam campuran
    • Partikel yang ingin dipisahkan akan ditarik ke salah satu elektrode sehingga terpisah dari mediumnya
  • Bentuk, ukuran, besar muatan dan sifat kimia dari molekul

Adsorbsi

  • Proses melekatnya muatan di permukaan partikel koloid
  • Ukuran partikel koloid kecil: Luas permukaan besar, adsorbsinya besar, kemampuan untuk menarik partikel kecil besar, tegangan permukaan yang cukup tinggi. Partikel yang menempel tidak mudah lepas
  • Ion yang menempel pada permukaan koloid menjadikan koloid bermuatan
    • Sol As2S3 mampu mengabsorbsi ion-ion S^{2-}, sehingga sol As2S3 menjadi bermuatan negatif
    • Sol Fe(OH)3 mampu mengadsorpsi ion-ion H^+, sehingga Sol Fe(OH)3 bermuatan positif.

Koagulasi

  • Penggumpalan partikel koloid sehingga kestabilan sistem koloid menghilang
  • Proses Koagulasi
    • Muatan koloid hilang (netral)
      • Koloid bermuatan negatif menarik ion positif
      • Koloid bermuatan positif menarik ion negatif
    • Membentuk lapisan kedua, jika terlalu dekat maka akan menetralkan koloid
    • Membentuk partikel yang lebih besar
    • Penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan

Stabilitas Koloid

  • Stabilitas dari koloid akan dipengaruhi oleh faktor adanya muatan listrik pada permukaan koloid dan medium untuk menjaga kestabilan koloid.
  • Koloid yang dapat memberikan efek kestabilan terhadap koloid lain disebut koloid pelindung
  • Gaya tolak menolak antar partikel membuat koloid menjadi stabil
  • Faktor stabilitas koloid: Pemanasan / pendinginan; Pencampuran elektrolit; Besar muatan ion; Penambahan pengental

Solubilisasi

  • Pelarutan spontan suatu sediaan yang bersifat isotrop melalui interaksi surfaktan dalam pelarut yang melarutkan zat yang tidak larut atau sedikit larut dalam air
  • Peningkatan kelarutan. Melarutkan suatu senyawa pada pelarut yang biasanya tidak dapat melarutkan zat tersebut
  • Kelarutan senyawa sukar larut sangat rendah sampai kadar kritis tercapai. Kelarutan meningkat tajam setelah melewati kadar kritis
  • Molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik)

Surfaktan

  • Surfaktan Berfungsi menurunkan tegangan permukaan
    • Surfaktan anionik: Surfaktan yang bagian alkilnya terikat suatu anion
    • Surfaktan kationik: Surfaktan yang bagian alkilnya terikat suatu kation
    • Surfaktan nonionik: Surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan
    • Surfaktan amfoter: Surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif dan negatif