MC

week 5 - strategi penelitian deskriptif

I. Selayang Pandang

Tujuan Utama

  • Mendeskripsikan fenomena atau masalah yang terjadi.

  • Melibatkan pengukuran variabel (atau serangkaian variabel) dalam setting naturalnya.

  • Tidak berfokus pada hubungan sebab-akibat, tetapi pada gambaran sistematis dari variabel yang diamati.

Manfaat

  • Sebagai riset pendahuluan untuk memahami suatu variabel sebelum penelitian eksperimental.

  • Membantu peneliti memperoleh gambaran awal tentang fenomena yang akan diteliti lebih lanjut.

Desain Penelitian yang Termasuk

  1. Observasional (Observational Research Design)

  2. Survei (Survey Research Design)

  3. Studi Kasus (Case Study Design)

II. Desain Penelitian Observasional

Definisi

  • Proses perekaman sistematis perilaku untuk menggambarkan perilaku sebagaimana adanya.

  • Dapat digunakan juga dalam desain lain seperti eksperimental atau korelasional.

Isu dalam Desain Observasional

Isu

Penjelasan

Cara Mengatasi

Kehadiran observer mengganggu setting natural

Partisipan sadar sedang diamati → perilaku jadi tidak alami

Habituasi (membiarkan partisipan terbiasa dengan kehadiran observer)

Deskripsi perilaku subjektif sesuai interpretasi observer

Perbedaan persepsi antar observer

Membuat kategori perilaku yang jelas atau menggunakan inter-rater observation

Kuantifikasi Perilaku

Menentukan cara untuk menghitung dan mencatat perilaku yang diamati:

  • Frekuensi → seberapa sering perilaku muncul.

  • Durasi → berapa lama perilaku berlangsung.

  • Interval → apakah perilaku muncul pada setiap interval waktu tertentu.

Sampling Perilaku

Jenis Sampling

Penjelasan

Time Sampling

Membagi waktu observasi ke dalam interval tertentu.

Event Sampling

Observasi dilakukan saat suatu peristiwa atau perilaku spesifik terjadi.

Individual Sampling

Dalam tiap interval, hanya satu partisipan yang diamati, lalu berpindah ke partisipan lain pada interval berikutnya.

Jenis-Jenis Observasi

Jenis

Ciri Utama

Kegunaan

Contoh

Naturalistic Observation

Observasi dalam setting natural, tidak mengganggu perilaku

Mendapatkan insight dunia nyata

Mengamati perilaku anak-anak bermain di taman tanpa intervensi

Participant Observation

Peneliti ikut berpartisipasi dalam aktivitas subjek

Mendapatkan perspektif orang dalam, terutama bila observasi pasif tidak mungkin

Peneliti ikut kegiatan kelompok remaja untuk meneliti interaksi sosial

Contrived Observation

Setting direkayasa agar perilaku muncul

Memunculkan perilaku spesifik yang sulit muncul secara alami

Simulasi layanan pelanggan untuk meneliti respons terhadap komplain

III. Desain Penelitian Survei

Tujuan

  • Mengumpulkan data melalui pertanyaan yang disusun hati-hati untuk memperoleh gambaran perilaku seakurat mungkin.

Aspek Penting dalam Survei

  1. Menyusun pertanyaan yang bermakna dan sesuai tujuan.

  2. Menyusun urutan pertanyaan agar logis dan tidak membingungkan.

  3. Menyeleksi partisipan yang representatif terhadap populasi.

  4. Menentukan cara administrasi survei (online, kertas, wawancara, dll).

Tipe Pertanyaan

Jenis Pertanyaan

Ciri

Contoh

Terbuka (Open-ended)

Responden bebas menjawab

“Apa yang membuat Anda merasa puas dengan pekerjaan Anda?”

Tertutup (Restricted)

Pilihan jawaban sudah ditentukan

“Apakah Anda merasa stres di tempat kerja? (Ya/Tidak)”

Rating Scale

Skala penilaian

“Seberapa puas Anda dengan layanan ini? (1–5)”

Panduan Menyusun Survei

  • Pertanyaan demografis → letakkan di akhir agar responden tidak bosan di awal.

  • Pertanyaan sensitif → di tengah, saat partisipan sudah lebih nyaman.

  • Model pertanyaan serupa (mis. semua rating scale) → dikelompokkan agar tidak membebani kognitif.

  • Tampilan survei → sederhana, jelas, mudah dipahami.

  • Gunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat pemahaman partisipan.

IV. Desain Penelitian Studi Kasus

Definisi

  • Pendekatan mendalam terhadap satu individu atau kasus tertentu.

  • Melibatkan deskripsi rinci tentang asesmen, diagnosis, dan perlakuan (treatment) yang dilakukan.

Komponen Utama

  • Case History (Sejarah Kasus): latar belakang individu, riwayat hidup, kondisi psikologis, dsb.

  • Bila tidak ada perlakuan (treatment), studi tetap fokus pada deskripsi mendalam fenomena.

Aplikasi

  • Cocok untuk fenomena langka atau kasus klinis tidak biasa.

  • Dapat berfungsi sebagai counterexample terhadap teori umum.

Contoh

  • Studi tentang seseorang dengan gangguan amnesia langka untuk memahami peran hippocampus.

  • Kasus pasien dengan fobia ekstrem terhadap warna tertentu untuk memahami mekanisme conditioning.

V. Ringkasan Perbandingan Desain Deskriptif

Aspek

Observasional

Survei

Studi Kasus

Fokus utama

Mengamati perilaku apa adanya

Mengumpulkan data dari responden melalui pertanyaan

Mendeskripsikan satu individu/kasus secara mendalam

Setting

Natural atau direkayasa

Terstruktur (kuesioner/interview)

Individual dan kontekstual

Kelebihan

Data perilaku nyata

Efisien, bisa mencakup banyak orang

Detail, mendalam, kaya konteks

Kelemahan

Potensi bias observer

Bias responden, representativitas

Tidak bisa digeneralisasi

Contoh

Observasi perilaku anak di taman

Survei kepuasan kerja

Kasus pasien amnesia

Catatan Penting

  • Strategi penelitian deskriptif tidak menguji hubungan sebab-akibat, tapi memberi gambaran sistematis tentang fenomena.

  • Validitas deskriptif bergantung pada objektivitas, akurasi pengukuran, dan representativitas data.

  • Sangat berguna sebagai tahap awal penelitian eksperimental.