Definisi dan Ruang Lingkup:
Analisis toksikologi bertujuan mendeteksi, mengidentifikasi, dan mengukur zat-zat toksik dalam sampel biologis.
Kebutuhan Analisis Toksikologi:
Digunakan dalam forensik, klinik, lingkungan, dan penelitian obat.
Perkembangan Metode:
Dari metode konvensional yang sederhana ke teknologi modern dengan sensitivitas dan spesifisitas tinggi.
Ciri Utama:
Mengandalkan teknik manual dan reaksi kimia dasar.
Contoh Teknik:
Uji Warna:
Misal: Reaksi Ferric Chloride untuk senyawa fenolik.
Uji Presipitasi & Flokulasi:
Contoh: Tes RPR untuk deteksi antibodi reagin (skrining sifilis).
Spektrofotometri Konvensional:
Pengukuran absorbansi dengan spektrofotometer sederhana.
Kromatografi Tipis (TLC):
Pemisahan zat berdasarkan Rf value pada lapisan tipis.
Keunggulan:
Relatif mudah, murah, dan dapat dilakukan di laboratorium dengan sumber daya terbatas.
Keterbatasan:
Sensitivitas dan spesifisitas lebih rendah, interpretasi lebih subjektif.
Contoh Prosedur TLC:
Persiapan Sampel:
Ekstraksi zat toksik dari sampel (misalnya, darah atau urin) dengan pelarut organik.
Aplikasi pada Plat TLC:
Meneteskan ekstrak sampel dan standar pada plat silika.
Pengembangan:
Mengembangkan plat dalam wadah berisi pelarut hingga zat terpisah.
Visualisasi:
Menggunakan cahaya UV atau pewarna khusus untuk mengidentifikasi spot berdasarkan Rf value.
Catatan:
Perlu pengulangan dan kontrol internal untuk validasi hasil.
Ciri Utama:
Menggunakan instrumen canggih dengan otomatisasi, meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas.
Contoh Teknik:
GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry):
Memisahkan dan mengidentifikasi zat volatil berdasarkan massa molekul.
LC-MS/MS (Liquid Chromatography-Tandem Mass Spectrometry):
Cocok untuk analit non-volatil dengan sensitivitas tinggi.
HPLC dengan Detektor UV/Fluoresensi:
Untuk analisis kuantitatif zat dengan standar tinggi.
Teknologi Biosensor dan Microfluidic Chips:
Analisis cepat dengan volume sampel kecil dan integrasi data real-time.
Keunggulan:
Hasil lebih akurat, reproduktif, dan dapat mendeteksi konsentrasi yang sangat rendah.
Keterbatasan:
Memerlukan peralatan yang mahal, teknisi terlatih, dan biaya operasional lebih tinggi.
Contoh Prosedur LC-MS/MS:
Persiapan Sampel:
Ekstraksi menggunakan teknik SPE (Solid-Phase Extraction) untuk membersihkan dan mengkonsentrasikan analit.
Injeksi Sampel:
Sampel dimasukkan ke dalam sistem LC dengan kolom yang sesuai.
Pemisahan oleh LC:
Zat dipisahkan berdasarkan interaksi dengan fase diam.
Deteksi MS/MS:
Fragmentasi dan deteksi dilakukan untuk identifikasi dan kuantifikasi analit.
Catatan:
Metode ini memungkinkan analisis simultan berbagai zat dalam satu injeksi.
Aspek Sensitivitas & Spesifisitas:
Konvensional: Terbatas, cenderung menghasilkan false positive/negative.
Modern: Tinggi, mampu mendeteksi konsentrasi yang sangat rendah.
Waktu Analisis:
Konvensional: Prosedur manual memakan waktu.
Modern: Otomatisasi mempercepat waktu analisis.
Biaya dan Ketersediaan:
Konvensional: Lebih ekonomis dan mudah diakses.
Modern: Investasi awal tinggi, namun efisien untuk volume sampel besar.
Kemudahan Interpretasi:
Konvensional: Hasil subjektif dan bergantung pada operator.
Modern: Data kuantitatif yang terstandarisasi dan reproducible.
Evolusi Metode:
Analisis toksikologi telah berkembang dari metode konvensional yang sederhana ke teknik modern yang canggih.
Pilihan Metode:
Pemilihan metode tergantung pada tujuan analisis, ketersediaan sumber daya, dan kebutuhan sensitivitas.
Integrasi Data:
Kombinasi hasil dari berbagai metode dapat meningkatkan akurasi diagnosis dan evaluasi toksik.
Implikasi Klinis & Forensik:
Prosedur yang tepat sangat krusial untuk mendukung keputusan dalam penatalaksanaan kasus keracunan dan investigasi forensik.