MC

week 5 - observation methods & recording techniques

Methods of Observation (Cozby, 2005)

  • Naturalistic Observation

  • Systematic/Controlled/Structured Observation

Naturalistic Observation

Definisi & Karakteristik

  • Disebut juga field work/field observation.

  • Peneliti mengamati dalam setting alami (field) dalam jangka waktu panjang.

  • Akar: antropologi & studi perilaku hewan → kini luas digunakan di ilmu sosial.

  • Tujuan: memahami bagaimana orang hidup, bekerja, & mengalami realitas sosial.

  • Bersifat kualitatif: deskripsi observasi, bukan ringkasan statistik.

Deskripsi & Proses

  • Peneliti terlibat langsung (immersed) dalam situasi.

  • Mengamati keseluruhan: setting, hubungan personal, reaksi terhadap peristiwa.

  • Tujuan: menyediakan data lengkap & akurat, bukan menguji hipotesis awal.

  • Immersi → memberi kesempatan mengalami realitas seperti partisipan.

  • Refleksi personal peneliti penting untuk analisis budaya (Glesne, 1999).

Tahapan

  • Awal: masuk setting dengan minat umum, tanpa kategori ketat.

  • Identifikasi pola perilaku & hubungan → digunakan untuk membuat checklists kontekstual.

  • Tahap lanjut: observasi terfokus untuk menguji tema analitis dalam berbagai setting/waktu.

Teknik

  • Observasi langsung orang/peristiwa.

  • Wawancara dengan informan kunci.

  • Diskusi dengan orang tentang kehidupan mereka.

  • Analisis dokumen setting (koran, memo, newsletter).

  • Rekaman audio/video.

  • Street ethnography: observasi dalam setting berisiko (misal: polisi, pengguna narkoba, kultus, area konflik).

Tujuan Peneliti

  1. Mendeskripsikan setting, peristiwa, orang.

  2. Menganalisis & menginterpretasi hasil observasi → membangun hipotesis.

  3. Melaporkan hasil dalam struktur yang koheren.

Kelebihan

  • Menggambarkan setting nyata (rumah, kelas, bisnis, playground).

  • Relevan & mencerminkan kehidupan klien.

  • Efektif untuk perilaku frekuensi tinggi/global (misal: defisit atensi, penarikan sosial, depresi).

  • Bermanfaat untuk mengukur perubahan setelah intervensi.

Kelemahan

  • Membutuhkan waktu panjang.

  • Tidak cocok untuk perilaku jarang (misal: agresi, bunuh diri).

  • Tidak semua isu bisa dipelajari.

  • Kurang berguna untuk menguji hipotesis yang terdefinisi ketat.

  • Tantangan: etika, bahaya, peran unobtrusive, kesulitan menangkap gambaran besar di tengah perilaku kompleks.

Isu Penting

  • Partisipasi & concealment: seberapa besar keterlibatan peneliti? Apakah tujuan diungkap?

  • Scope: tidak mungkin mengamati semua hal → harus menentukan fokus.

Systematic/Controlled/Structured Observation

Definisi & Karakteristik

  • Observasi spesifik pada perilaku tertentu dalam setting (laboratorium/simulasi).

  • Fokus lebih sempit daripada naturalistik.

  • Biasanya kuantitatif, berbasis hipotesis yang sudah ada.

Prosedur

  • Perlu kode perilaku jelas, sampling & recording terstruktur, diuji reliabilitas & validitas.

  • Digunakan di luar lab untuk memaksimalkan ecological validity (Bakeman & Gnisci, 2006).

Langkah (Systematic Observation)

  1. Tentukan perilaku yang diobservasi.

  2. Definisikan perilaku secara operasional.

  3. Pilih setting observasi.

  4. Kembangkan coding system.

Contoh Coding Systems

  • Nursing Home Resident Behavior:

    • Resident independent → grooming.

    • Resident dependent → minta bantuan.

    • Staff support independence → memberi pujian.

    • Staff support dependency → memberi bantuan.

    • Other → perilaku tak terkait.

  • Family Interaction Coding System (FICS): 29 kategori (pro-sosial, aversive, dll).

  • Lab setting: studi kejujuran & kebohongan (Hartshorne & May, 1930).

Kelemahan

  • Hasil mungkin tidak generalizable ke kehidupan nyata.

  • Lebih cocok untuk perilaku jarang → harus disimulasikan.

Isu Metodologis

  • Equipment: kertas, video, stopwatch, kamera tersembunyi.

  • Reactivity: kehadiran observer mempengaruhi perilaku → bisa dikurangi dengan:

    • Observasi tersembunyi.

    • One-way mirror, mikrofon tersembunyi.

    • Membiarkan subjek terbiasa dengan observer.

  • Reliability: biasanya melibatkan ≥2 rater, dicek kesepakatan.

  • Sampling: data jangka panjang lebih akurat dibanding observasi tunggal.

Techniques of Observation Recording

(Altman, 1974; Barlow, Hayes, & Nelson, 1984; Cone & Foster, 1982)

  • Narrative Recording

  • Event Recording

  • Interval Recording

  • Time Sampling

  • Sequential Act Coding

  • Duration Recording

  • Global Rating Scale

  • Environmental Measures

Narrative Recording

  • Catatan naratif deskriptif.

  • Cocok untuk langkah awal → menghasilkan hipotesis.

  • Strengths: cocok untuk perilaku jarang, murah, menghasilkan banyak hipotesis.

  • Weaknesses: tidak kuantitatif, reliabilitas rendah, tergantung keterampilan observer.

Event Recording

  • Hitung setiap kejadian perilaku.

  • Cocok untuk: agresi, salam, ekspresi verbal (misal: asertif, kasar).

  • Strengths: sederhana, cocok untuk perilaku jarang, memantau perubahan.

  • Weaknesses: tidak analisis urutan, sulit untuk perilaku tanpa awal/akhir jelas, observasi lama membuat lelah.

Interval Recording

  • Periode observasi dibagi interval sama.

  • Whole interval: dicatat jika perilaku muncul sepanjang interval.

  • Partial interval: dicatat jika perilaku muncul sebagian interval.

  • Strengths: bisa rekam beberapa perilaku sekaligus, ukur frekuensi & durasi, efisien.

  • Weaknesses: perlu usaha ekstra, bisa melupakan perilaku lain.

Time Sampling

  • Observasi di momen tertentu (misal tiap 5 menit).

  • Strengths: cocok untuk perilaku kontinu/frekuensi tinggi.

  • Weaknesses: bisa melewatkan perilaku jarang.

Sequential Act Coding

  • Catat urutan kejadian.

  • Perlu coding system lengkap.

  • Weaknesses: sulit tentukan batas unit, tidak efisien jika urutan tidak penting.

Duration Recording

  • Catat durasi & latensi perilaku.

  • Fokus pada waktu mulai–akhir & jeda antar perilaku.

Global Rating Scale

  • Observer menilai kualitas perilaku secara keseluruhan.

  • Contoh: BPRS, MAS.

  • Strengths: efisien, bisa dianalisis statistik, fleksibel.

  • Weaknesses: subjektif, reliabilitas rendah, minim info antecedent/consequence.

Environmental Measures

  • Fokus pada lingkungan psikologis, bukan individu.

  • Metode: behavioral mapping (pola aktivitas pasien/staf).

  • Bisa pakai unobtrusive measures (fitur fisik lingkungan).

Tabel Perbandingan: Naturalistic vs Systematic Observation

Aspek

Naturalistic Observation

Systematic Observation

Setting

Alami (field)

Lab/simulasi/setting terstruktur

Tujuan

Deskripsi holistik, eksplorasi

Menguji perilaku spesifik, hipotesis terdefinisi

Data

Kualitatif

Kuantitatif

Fokus

Luas (setting, relasi, pola)

Sempit (perilaku spesifik)

Kelebihan

Relevan, reflektif, realistis

Terukur, reliabel, fokus, validitas tinggi

Kelemahan

Waktu lama, etis, bahaya, tidak semua perilaku bisa diobservasi

Hasil tidak selalu generalizable, artificial, dipengaruhi observer