week 2 - metode memperoleh pengetahuan
1. Mengapa Belajar Metode Penelitian Kuantitatif
Alasan utama:
Mata kuliah wajib untuk skripsi.
Ilmu perilaku = ilmu yang mendasarkan diri pada metode ilmiah untuk memperoleh dan menginterpretasi informasi.
Informasi yang dihasilkan bersifat objektif (bukan interpretasi subjektif atau bias dari orang terdekat subjek).
Manfaat:
Melakukan penelitian sendiri.
Membaca & mengevaluasi penelitian orang lain.
Memahami deskripsi singkat penelitian.
Mengumpulkan & mengevaluasi informasi sehari-hari.
2. Metode Memperoleh Pengetahuan
Metode Kekukuhan Pendapat (Tenacity)
Pengetahuan dianggap benar karena diyakini sejak lama atau karena takhayul (superstition).
Contoh: “Kalau malam jangan duduk di depan pintu, nanti susah jodoh.”
Metode Intuisi
Pengetahuan muncul dari insting / perasaan spontan.
Contoh: merasa ada sesuatu yang salah tanpa bukti nyata.
Metode Otoritas
Pengetahuan diperoleh dari orang yang berotoritas atau ahli.
Disebut juga metode iman.
Contoh: percaya penuh pada perkataan dokter atau pemuka agama.
Metode Rasional
Mengandalkan deduksi logis atau pemikiran rasional.
Contoh: “Jika semua A adalah B, dan X adalah A, maka X pasti B.”
Metode Empirik
Mengandalkan observasi atau pengalaman personal.
Contoh: belajar bahwa api panas karena pernah menyentuh api.
3. Metode Ilmiah
Definisi:
Pendekatan memperoleh pengetahuan dengan sistem menjawab pertanyaan hingga mendapatkan jawaban seakurat & selengkap mungkin.Ciri utama:
Menggabungkan rasionalisasi + empiris.
Bersifat siklik, bukan linear → selalu menghasilkan pengetahuan baru.
4. Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Observasi Fenomena/Perilaku
Observasi kasual (sering lewat metode empiris).
Tanpa metode ilmiah → bisa terjadi generalisasi berlebihan (penalaran induktif yang lemah).
Merumuskan Hipotesis
Jawaban/penjelasan sementara yang akan diuji.
Umumnya menjelaskan hubungan antar variabel (karakteristik/ kondisi yang bervariasi dalam diri individu).
Membuat Prediksi yang Dapat Diuji
Hipotesis → dioperasionalisasi jadi sesuatu yang spesifik, teramati, dan nyata.
Dari hipotesis bisa keluar beberapa prediksi → diuji dengan penalaran deduktif.
Evaluasi Prediksi dengan Pengamatan Sistematik
Dilakukan dengan eksperimen, kuesioner, atau metode lain.
Tahap ini = pengambilan data.
Gunakan Data untuk Mendukung/Menolak Hipotesis
Jika data mendukung → hipotesis bisa dikembangkan lebih lanjut.
Jika data tidak mendukung → hipotesis direvisi atau diganti.
Proses terus berulang (siklik).
5. Elemen Lain dalam Metode Ilmiah
Ilmu pengetahuan (science):
Empirik → berdasarkan pengamatan.
Terstruktur & sistematis.
Publik → hasil dapat direview & direplikasi (peer review).
Objektif → minim bias & kepercayaan personal.
Pseudoscience:
Klaim yang dipresentasikan seolah-olah ilmiah tapi tidak pakai metode ilmiah.
Contoh: astrologi, aromaterapi (sebagai “penyembuhan”).
6. Tabel Perbandingan Metode Pengetahuan
Metode | Sumber Pengetahuan | Kelebihan | Kelemahan |
---|---|---|---|
Kekukuhan Pendapat | Keyakinan lama, takhayul | Mudah diterima, turun-temurun | Tidak kritis, bisa salah total |
Intuisi | Insting/perasaan | Cepat, spontan | Subjektif, tidak dapat diuji |
Otoritas | Tokoh/ahli/otoritas | Praktis, sering dipercaya | Bisa bias, tergantung figur |
Rasional | Logika & deduksi | Sistematis, masuk akal | Tanpa data empiris bisa meleset |
Empirik | Observasi langsung | Konkret, bisa diuji | Terbatas pada pengalaman individu |
Ilmiah | Kombinasi rasional + empiris | Sistematis, teruji, replikatif | Butuh waktu, proses panjang |
7. Kesimpulan
Metode ilmiah = kombinasi rasional & empiris.
Bersifat siklik → pengetahuan lama → pengetahuan baru.
Selalu menuntut objektivitas, keterbukaan, dan etika.