Sistem pelayanan kesehatan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Tujuan pembangunan kesehatan tercapai lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran melalui sistem kesehatan.
Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan bergantung pada dana, fasilitas penunjang, dan sumber daya manusia (perawat, dokter, ahli radiologi, fisioterapi, gizi, kesehatan masyarakat, dll.).
Sistem memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang efektif dengan memperhatikan nilai budaya komunitas.
Teknologi tepat guna kesehatan membantu masyarakat memenuhi kebutuhan hidup sehat.
Definisi Teknologi Fasilitas Kesehatan
Teknologi: Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia (Henny, 2016:165).
Teknologi: Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia (KBBI, 2008).
Teknologi Kesehatan (UU No.36 Tahun 2009): Segala bentuk alat dan/atau metode yang ditujukan untuk membantu menegakkan diagnosa, pencegahan, dan penanganan permasalahan kesehatan manusia.
Pasal 42 UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan:
Ayat 1: Teknologi dan produk teknologi kesehatan diadakan, diteliti, diedarkan, dikembangkan, dan dimanfaatkan bagi kesehatan masyarakat.
Ayat 2: Teknologi kesehatan mencakup segala metode untuk mencegah penyakit, mendeteksi penyakit, meringankan penderitaan akibat penyakit, menyembuhkan, memperkecil komplikasi, dan memulihkan kesehatan setelah sakit.
Ruang Lingkup Teknologi Fasilitas Kesehatan
Penyedia pelayanan kesehatan: Pihak yang memberikan layanan tertentu kepada konsumen, baik jasa maupun barang.
Sumber daya yang tersedia secara faktual dan potensial untuk pemecahan masalah kesehatan menjadi instrumen bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan dan meningkatkan mutu kehidupannya tanpa meninggalkan budaya lokal (Szilagyi.PG. 2009).
Kebutuhan manusia timbul secara alami untuk memenuhi segala sesuatu yang diperlukan dalam kehidupannya sebagai alat mencukupi kebutuhan hidupnya dalam kaitannya dalam pelayanan kesehatan.
Keinginan tersebut diwujudkan dalam permintaan dengan mencari penyedia layanan kesehatan.
Pihak yang meminta dan menggunakan pelayanan kesehatan sebagai pengguna (Szilagyi.PG. 2009).
Manfaat Teknologi Fasilitas Kesehatan
Mengelola data menjadi informasi dan pengetahuan yang berguna bagi praktisi kesehatan.
Praktisi kesehatan dapat berkonsentrasi untuk mengidentifikasi, memperoleh, memanipulasi, menyimpan, dan mentransformasikan data menjadi informasi yang bermanfaat (Szilagyi. PG. 2009).
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting, terutama dalam memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.
Pengembangan Teknologi Kesehatan
Kemajuan teknologi di bidang kesehatan berkembang pesat.
Perubahan sistem yang digunakan di rumah sakit dari zaman dahulu hingga saat ini.
Dahulu sistem bersifat manual, sekarang perubahan melalui perpaduan dengan teknologi menciptakan teknik pengobatan terbaru.
Kemajuan teknologi sangat besar dalam bidang kesehatan, dengan perkembangan teknologi menimbulkan dampak perkembangan pengetahuan yang begitu cepat.
Penggunaan teknologi informasi untuk mendukung manajemen informasi kesehatan yang memiliki kemampuan pengolahan lebih cepat dengan berbagai aplikasi inovatif terbaru (Dr. dr. P. Sudiharto, Sp. BS. 2009).
Tahapan Pengembangan Teknologi
Pengembangan adalah proses/cara mengembangkan agar menjadi maju, baik, atau sempurna.
Tahapan pengembangan teknologi kesehatan:
Inovasi
Pengembangan
Difusi/Diseminasi
Evaluasi (Feeney, 1986)
Inovasi
Proses saling terkait, jarang merupakan garis lurus.
Dimulai dengan pengenalan akan kebutuhan, dimana klinisi sebagai penyedia utama pelayanan kesehatan sebagai orang yang kemungkinan paling mengetahui apa yang dibutuhkan dan menyatakan masalah dalam konteks yang secara medis tepat.
Diawali dengan proses pengembangan ilmu pengetahuan melalui riset dasar (Reiser. SJ., Anbar. M., 1984).
Proses Pengembangan Teknologi
Teknologi bakalan (emerging technology): Teknologi yang sedang diterapkan dalam taraf pengembangan di laboratorium inkubator atau sedang dalam uji coba laboratorium.
Teknologi baru (new technology): Secara fundamental berbeda dengan teknologi yang sudah ada sebelumnya.Menunjukkan perbaikan dalam diagnosis dan ketepatan diagnosis, juga memberikan teknologi terapi yang baru.
Contoh teknologi diagnostik baru: Multislices CT (Computerized Tomograph) Scan lebih baik dari CT scan tipe lama.
Teknologi terapi baru: intervensi endovaskuler, transplantasi organ, organ buatan (Artifisial Organ), katup jantung prostetik.
Teknologi masa kini (current technology, establish technology): Teknologi yang sudah biasa dikenal, contohnya: MRI (Magnetic Resonance Imaging).
Teknologi masa depan (future technology): sistem mikroelektro mekanik, robotik untuk membantu pembedahan sebagai pengembangan dari kombinasi Ilmu Fisika, Tehnik dan Ilmu Informasi, Nano tehnologi, Rekayasa Genetik dan sebagainya (Reiser. SJ., Anbar. M., 1984).
Difusi Teknologi
Proses dimana teknologi memasuki dan menjadi bagian dari sistem pelayanan kesehatan (Banta et al, 1981).
Fase ini mengikuti tahap riset dan pengembangan dan mungkin juga tidak mengikuti uji klinik yang teliti untuk menunjukkan efikasi dan keselamatan pasien (Reiser. SJ., Anbar. M., 1984)
Pada awal fase difusi biasanya berjalan lambat, hal ini menunjukkan kehati-hatian dari sebagian pengguna walaupun boleh jadi juga menunjukkan masalah komunikasi informasi tentang inovasi yang sudah dikembangkan.
Dipengaruhi oleh pembuat keputusan dan kendala-kendala yang dihadapi oleh perorangan terhadap keputusan untuk penggunaan teknologi tersebut.
Untuk rumah sakit biasanya terkendala dengan keterbatasan anggaran atau kendala dalam penggunaannya (Reiser. SJ., Anbar. M., 1984).
Evaluasi
Evaluasi teknologi fasilitas kesehatan menyangkut beberapa faktor:
Potensi terapi
Kemampuan diagnosis dan skrining
Efektivitas di masyarakat
Kepatuhan pasien
Evaluasi cakupan
Potensi Terapi
Evaluasi dikaitkan dengan kemampuan teknologi baru untuk meningkatkan derajat kesehatan secara langsung maupun tidak langsung.
Apakah teknologi terapi yang baru itu lebih bermanfaat dibandingkan dengan kerugian terhadap pasien yang diagnosanya tepat, diobati dengan tepat dan taat pada rekomendasi pengobatan tersebut.
Kemampuan Diagnosis dan Skrining
Area yang tumbuh paling cepat dalam teknologi kesehatan, misalnya pengembangan dalam CT Scan dan MRI.
Dikaitkan dengan kemanfaatan terapi dan untuk meningkatkan perbaikan hasil akhir (outcome) (Reiser. SJ., Anbar. M., 1984).
Efektivitas di Masyarakat
Menentukan efektivitas teknologi di masyarakat perlu dilibatkan penilaian terhadap besarnya peningkatan derajat kesehatan yang dapat diharapkan sebagai akibat aplikasi dari teknologi spesifik di dalam masyarakat atau populasi yang terjangkau.
Kepatuhan profesional kesehatan merupakan salah satu komponen efektivitas penggunaan teknologi di masyarakat di sini diperlukan informasi sejauh mana profesional kesehatan tersebut mematuhi aplikasi teknologi yang diperlukan untuk aplikasi diagnosa yang tepat dan teknologi manajemen (pencegahan, penyembuhan paliatif dan rehabilitasi) (Reiser. SJ., Anbar. M., 1984).
Kepatuhan Pasien
Seberapa jauh kepatuhan pasien terhadap penyedia pelayanan kesehatan dalam hal rekomendasi dan terapi dapat dinilai tergantung dari jenis teknologi yang secara substansial mempengaruhi besarnya manfaat yang diperoleh darinya (Reiser. SJ., Anbar. M., 1984).
Evaluasi Cakupan (Evaluation Coverage)
Cakupan diartikan sebagai seberapa jauh teknologi yang bermanfaat diterapkan secara tepat terhadap semua pasien atau masyarakat yang memperoleh manfaat darinya. (Reiser. SJ., Anbar. M., 1984)
Referensi
Juaria, Henny. 2016. Bahan Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Akbid Griya Husada: Surabaya
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Sekretariat Negara. Jakarta.
Sudiharto, P. 2009. Orasi Pengembangan Teknologi Kesehatan Untuk Menjawab Tantangan Dan Kebutuhan Masa Depan Demi Kemandirian Bangsa. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.