54d ago

Rangkuman Daulah Ayyubiyah

Proses Berdirinya Daulah Ayyubiyah

Daulah Ayyubiyah merupakan dinasti Sunni yang berkuasa di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekah, Hejaz, dan Dyarbakir. Dinasti ini didirikan oleh Shalahuddin al-Ayyubi, dengan nama dinasti dinisbatkan kepada kakeknya, Ayyub. Dinasti ini dikenal setelah Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi berhasil mendirikan kesultanan Sunni, menggantikan kesultanan Fathimiyah yang beraliran Syi'ah.

Keruntuhan Daulah Abbasiyah

Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran pada periode kedua kekhalifahannya karena kelemahan di bidang politik dan pemerintahan. Daulah-daulah kecil memanfaatkan kondisi ini untuk melepaskan diri, seperti:

  1. Daulah Idrisiyah di Maroko (172-311 H/788-932 M)

  2. Daulah Aghlabiyah di Tunisia (184-296 H/800-909 M)

  3. Daulah Thuluniyah (254-292 H/868-905 M)

  4. Daulah Ikhsidiyah (323-358 H/935-969 M)

  5. Daulah Hamdaniyah (293-394 H/905-1004 M)

  6. Daulah Thahiriyah (205-259 H/821-873 M)

Berdirinya Daulah Fathimiyah (297-567 H/909-1171 M)

Daulah Fathimiyah dinisbatkan kepada Fathimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW. Didirikan oleh Said ibn Husain dengan bantuan Abu Abdillah Asyi’i dan berfaham Syi’ah Ismailiyah. Setelah menaklukkan Daulah Aghlabiyah di Tunisia, Daulah Fathimiyah berdiri dengan khalifah pertama Ubaidillah al-Mahdi dan ibu kota di Qairawan, Tunisia.

Pada tahun 358 H/969 M, panglima Jauhar As-Siqli merebut Mesir dari Daulah Ikhsyidiyah dan membangun kota Al-Qahirah (Kairo), yang kemudian menjadi ibu kota Daulah Fathimiyah. Daulah Fathimiyyah berkuasa selama 262 tahun. Khalifah pertama adalah Ubaidillah Al-Mahdi dan yang terakhir adalah Al-Adid Billah. Puncak kejayaan terjadi pada masa Khalifah Abu Manshur Nizar Al-Aziz (975-996 M). Pada masa Khalifah Al-Muiz Lidinillah, Masjid Al-Azhar dibangun.

Proses Terbentuknya Daulah Ayyubiyah

Daulah Fathimiyah mengalami kemunduran di bawah Khalifah Al-Adid Billah (1160-1171 M). Kondisi ini diperparah oleh musim paceklik, serangan tentara salib, dan konflik internal. Assaduddin Syirkuh dan Shalahuddin Al-Ayyubi diutus oleh gubernur Syiria, Nuruddin Zangi, ke Mesir untuk mengusir tentara salib dan menguasai Mesir.

Perdana menteri Fathimiyah, Syawwar, bersekongkol dengan tentara salib, namun Assaduddin Syirkuh dan Shalahuddin Al-Ayyubi menangkapnya. Assaduddin Syirkuh menggantikan Syawwar sebagai perdana menteri, namun wafat setelah dua bulan menjabat. Shalahuddin Al-Ayyubi kemudian menjadi perdana menteri.

Setelah Khalifah Al-Adid Billah sakit, posisi Shalahuddin Al-Ayyubi semakin kuat karena dukungan rakyat Mesir yang sama-sama berfaham Sunni. Setelah Khalifah Al-Adid Billah wafat pada 10 Muharram 1171 M, Shalahuddin Al-Ayyubi memproklamirkan berdirinya Daulah Ayyubiyah.

Peradaban Islam Masa Daulah Ayyubiyah

Kemajuan Bidang Pendidikan

Pemerintahan Daulah Ayyubiyah menjadikan Damaskus sebagai kota pendidikan, dengan bukti arsitektur dan pendidikan yang dikembangkan. Madrasah didirikan sebagai sekolah pertama di Damaskus yang fokus pada pengembangan ilmu hadist. Madrasah ini kemudian menyebar ke seluruh Suriah dan dibangun sebagai bagian dari masjid. Madrasah yang didirikan mengikuti model madrasah Nizhamiyah.

Madrasah yang didirikan oleh Nuruddin di Aleppo, Emessa, Hamah, dan Ba’labak mengikuti madzhab Syafi’i. Rumah sakit terus dibenahi. Rumah Sakit Al-Nuri menjadi rumah sakit kedua di Damaskus dan berfungsi sebagai sekolah kedokteran.

Penguasa Daulah Ayyubiyah menorehkan seni menulis indah pada monumen-monumen. Seni kaligrafi (khat) Arab gaya Kufi muncul dan berkembang, kemudian diperbaharui menjadi gaya kaligrafi Naskhi. Benteng pertahanan di Aleppo merupakan mahakarya arsitektural Arab kuno.

Masjid berfungsi sebagai lembaga pendidikan atau sekolah masjid dan mausoleum. Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi memperkenalkan pendidikan Madrasah ke berbagai wilayah, seperti Yerusalem dan Mesir. Ibnu Jubayr menyebutkan ada beberapa madrasah di kota Iskandariah. Di Kairo, Madrasah al-Shalahiyah menjadi madrasah terkemuka dan terbesar. Setelah Madrasah Nahamiah di Baghdad, madrasah terbesar selanjutnya didirikan oleh Shalahuddin al-Ayyubi.

Gaya arsitektur ini melahirkan monumen Arab yang indah di Mesir, seperti Madrasah Sultan Hasan di Kairo. Shalahuddin Yusuf al-Ayyubi juga membangun dua rumah sakit di Kairo yang mengikuti model rumah sakit Nuriyah di Damaskus, sebagai tempat pengobatan dan sekolah kedokteran. Salah seorang dokter terkenal adalah Ibnu Maymun.

Bidang Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintahan Daulah Ayyubiyah bekerja sama dengan penguasa muslim di wilayah lain, membangun perdagangan dengan kota-kota di laut Tengah, lautan Hindia, dan menyempurnakan sistem perpajakan. Hubungan internasional dalam perdagangan baik jalur laut maupun jalur darat semakin ramai dan membawa pengaruh bagi negara Eropa dan negara-negara yang dikuasainya. Dunia ekonomi dan perdagangan sudah menggunakan sistem kredit, bank, Letter of Credit, dan mata uang emas. Percetakan mata uang dirham campuran (fulus) dimulai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Al Kamil ibn Al Adil Al Ayyubi, sebagai alat tukar terhadap barang-barang yang tidak signifikan dengan rasio 4848$$48$$ fulus untuk setiap dirhamnya.

Dalam bidang industri, Daulah Ayyubiyah sudah mengenal kemajuan dengan dibuatnya kincir oleh seorang Syiria, pabrik karpet, pabrik kain, dan pabrik gelas.

Militer dan Sistem Pertahanan

Pada masa pemerintahan Shalahuddin, kekuatan militernya sangat tangguh, diperkuat oleh pasukan Barbar, Turki, dan Afrika. Selain alat-alat perang, pasukan berkuda, pedang, dan panah, dinasti ini juga memiliki burung elang. Shalahuddin juga membuat tembok kota di Kairo dan Muqattam, yaitu benteng Qal’al Jabal atau benteng Shalahuddin Al Ayyubi, yang berdiri megah sampai hari ini. Benteng ini terletak bersebelahan Bukit Muqattam dan berhampiran dengan Medan Sayyidah Aisyah, dibangun pada tahun 1183M. Bahan batu untuk membangun pondasi benteng diambil dari batu-batu di Piramid di Giza. Benteng ini dikelilingi pagar yang tinggi dan kokoh dengan beberapa pintu utama, diantaranya pintu Fath, pintu Nasr, pintu Khalk dan pintu Luq. Terdapat saluran air berasal dari sungai Nil. Di bahagian utara benteng terletak Masjid Mohammad Ali Pasha yang terbuat dari marmer dan granit. Di dalam kawasan benteng ini terdapat Muzium Polis, Qasrul Jawhara (Muzium Permata), dan Mathaf Fan al-Islami (Muzium Kesenian Islam).

Bidang Pertanian

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Mesir dan daerah lainnya, Daulah Ayyubiyah menggunakan sistem irigasi, pembangunan waduk dan bendungan serta terusan untuk mengairi kebun dan pertanian. Petani merasakan manfaat dari fungsi irigasi, waduk, dan terusan yang dibangun ini. Hasil panen melimpah seperti kurma, gula, dan gandum.

knowt logo

Rangkuman Daulah Ayyubiyah

Proses Berdirinya Daulah Ayyubiyah

Daulah Ayyubiyah merupakan dinasti Sunni yang berkuasa di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekah, Hejaz, dan Dyarbakir. Dinasti ini didirikan oleh Shalahuddin al-Ayyubi, dengan nama dinasti dinisbatkan kepada kakeknya, Ayyub. Dinasti ini dikenal setelah Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi berhasil mendirikan kesultanan Sunni, menggantikan kesultanan Fathimiyah yang beraliran Syi'ah.

Keruntuhan Daulah Abbasiyah

Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran pada periode kedua kekhalifahannya karena kelemahan di bidang politik dan pemerintahan. Daulah-daulah kecil memanfaatkan kondisi ini untuk melepaskan diri, seperti:

  1. Daulah Idrisiyah di Maroko (172-311 H/788-932 M)
  2. Daulah Aghlabiyah di Tunisia (184-296 H/800-909 M)
  3. Daulah Thuluniyah (254-292 H/868-905 M)
  4. Daulah Ikhsidiyah (323-358 H/935-969 M)
  5. Daulah Hamdaniyah (293-394 H/905-1004 M)
  6. Daulah Thahiriyah (205-259 H/821-873 M)

Berdirinya Daulah Fathimiyah (297-567 H/909-1171 M)

Daulah Fathimiyah dinisbatkan kepada Fathimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW. Didirikan oleh Said ibn Husain dengan bantuan Abu Abdillah Asyi’i dan berfaham Syi’ah Ismailiyah. Setelah menaklukkan Daulah Aghlabiyah di Tunisia, Daulah Fathimiyah berdiri dengan khalifah pertama Ubaidillah al-Mahdi dan ibu kota di Qairawan, Tunisia.

Pada tahun 358 H/969 M, panglima Jauhar As-Siqli merebut Mesir dari Daulah Ikhsyidiyah dan membangun kota Al-Qahirah (Kairo), yang kemudian menjadi ibu kota Daulah Fathimiyah. Daulah Fathimiyyah berkuasa selama 262 tahun. Khalifah pertama adalah Ubaidillah Al-Mahdi dan yang terakhir adalah Al-Adid Billah. Puncak kejayaan terjadi pada masa Khalifah Abu Manshur Nizar Al-Aziz (975-996 M). Pada masa Khalifah Al-Muiz Lidinillah, Masjid Al-Azhar dibangun.

Proses Terbentuknya Daulah Ayyubiyah

Daulah Fathimiyah mengalami kemunduran di bawah Khalifah Al-Adid Billah (1160-1171 M). Kondisi ini diperparah oleh musim paceklik, serangan tentara salib, dan konflik internal. Assaduddin Syirkuh dan Shalahuddin Al-Ayyubi diutus oleh gubernur Syiria, Nuruddin Zangi, ke Mesir untuk mengusir tentara salib dan menguasai Mesir.

Perdana menteri Fathimiyah, Syawwar, bersekongkol dengan tentara salib, namun Assaduddin Syirkuh dan Shalahuddin Al-Ayyubi menangkapnya. Assaduddin Syirkuh menggantikan Syawwar sebagai perdana menteri, namun wafat setelah dua bulan menjabat. Shalahuddin Al-Ayyubi kemudian menjadi perdana menteri.

Setelah Khalifah Al-Adid Billah sakit, posisi Shalahuddin Al-Ayyubi semakin kuat karena dukungan rakyat Mesir yang sama-sama berfaham Sunni. Setelah Khalifah Al-Adid Billah wafat pada 10 Muharram 1171 M, Shalahuddin Al-Ayyubi memproklamirkan berdirinya Daulah Ayyubiyah.

Peradaban Islam Masa Daulah Ayyubiyah

Kemajuan Bidang Pendidikan

Pemerintahan Daulah Ayyubiyah menjadikan Damaskus sebagai kota pendidikan, dengan bukti arsitektur dan pendidikan yang dikembangkan. Madrasah didirikan sebagai sekolah pertama di Damaskus yang fokus pada pengembangan ilmu hadist. Madrasah ini kemudian menyebar ke seluruh Suriah dan dibangun sebagai bagian dari masjid. Madrasah yang didirikan mengikuti model madrasah Nizhamiyah.

Madrasah yang didirikan oleh Nuruddin di Aleppo, Emessa, Hamah, dan Ba’labak mengikuti madzhab Syafi’i. Rumah sakit terus dibenahi. Rumah Sakit Al-Nuri menjadi rumah sakit kedua di Damaskus dan berfungsi sebagai sekolah kedokteran.

Penguasa Daulah Ayyubiyah menorehkan seni menulis indah pada monumen-monumen. Seni kaligrafi (khat) Arab gaya Kufi muncul dan berkembang, kemudian diperbaharui menjadi gaya kaligrafi Naskhi. Benteng pertahanan di Aleppo merupakan mahakarya arsitektural Arab kuno.

Masjid berfungsi sebagai lembaga pendidikan atau sekolah masjid dan mausoleum. Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi memperkenalkan pendidikan Madrasah ke berbagai wilayah, seperti Yerusalem dan Mesir. Ibnu Jubayr menyebutkan ada beberapa madrasah di kota Iskandariah. Di Kairo, Madrasah al-Shalahiyah menjadi madrasah terkemuka dan terbesar. Setelah Madrasah Nahamiah di Baghdad, madrasah terbesar selanjutnya didirikan oleh Shalahuddin al-Ayyubi.

Gaya arsitektur ini melahirkan monumen Arab yang indah di Mesir, seperti Madrasah Sultan Hasan di Kairo. Shalahuddin Yusuf al-Ayyubi juga membangun dua rumah sakit di Kairo yang mengikuti model rumah sakit Nuriyah di Damaskus, sebagai tempat pengobatan dan sekolah kedokteran. Salah seorang dokter terkenal adalah Ibnu Maymun.

Bidang Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintahan Daulah Ayyubiyah bekerja sama dengan penguasa muslim di wilayah lain, membangun perdagangan dengan kota-kota di laut Tengah, lautan Hindia, dan menyempurnakan sistem perpajakan. Hubungan internasional dalam perdagangan baik jalur laut maupun jalur darat semakin ramai dan membawa pengaruh bagi negara Eropa dan negara-negara yang dikuasainya. Dunia ekonomi dan perdagangan sudah menggunakan sistem kredit, bank, Letter of Credit, dan mata uang emas. Percetakan mata uang dirham campuran (fulus) dimulai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Al Kamil ibn Al Adil Al Ayyubi, sebagai alat tukar terhadap barang-barang yang tidak signifikan dengan rasio 4848 fulus untuk setiap dirhamnya.

Dalam bidang industri, Daulah Ayyubiyah sudah mengenal kemajuan dengan dibuatnya kincir oleh seorang Syiria, pabrik karpet, pabrik kain, dan pabrik gelas.

Militer dan Sistem Pertahanan

Pada masa pemerintahan Shalahuddin, kekuatan militernya sangat tangguh, diperkuat oleh pasukan Barbar, Turki, dan Afrika. Selain alat-alat perang, pasukan berkuda, pedang, dan panah, dinasti ini juga memiliki burung elang. Shalahuddin juga membuat tembok kota di Kairo dan Muqattam, yaitu benteng Qal’al Jabal atau benteng Shalahuddin Al Ayyubi, yang berdiri megah sampai hari ini. Benteng ini terletak bersebelahan Bukit Muqattam dan berhampiran dengan Medan Sayyidah Aisyah, dibangun pada tahun 1183M. Bahan batu untuk membangun pondasi benteng diambil dari batu-batu di Piramid di Giza. Benteng ini dikelilingi pagar yang tinggi dan kokoh dengan beberapa pintu utama, diantaranya pintu Fath, pintu Nasr, pintu Khalk dan pintu Luq. Terdapat saluran air berasal dari sungai Nil. Di bahagian utara benteng terletak Masjid Mohammad Ali Pasha yang terbuat dari marmer dan granit. Di dalam kawasan benteng ini terdapat Muzium Polis, Qasrul Jawhara (Muzium Permata), dan Mathaf Fan al-Islami (Muzium Kesenian Islam).

Bidang Pertanian

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Mesir dan daerah lainnya, Daulah Ayyubiyah menggunakan sistem irigasi, pembangunan waduk dan bendungan serta terusan untuk mengairi kebun dan pertanian. Petani merasakan manfaat dari fungsi irigasi, waduk, dan terusan yang dibangun ini. Hasil panen melimpah seperti kurma, gula, dan gandum.