Motivasi = Keadaan internal yang mendorong seseorang untuk berperilaku.
Terdiri dari 3 elemen:
Direction → Apa yang harus saya lakukan?
Intensity → Seberapa keras saya harus berusaha?
Persistence → Haruskah saya terus melakukannya?
Melihat motivasi berasal dari keinginan akan kebutuhan tertentu.
Urutan kebutuhan dari dasar hingga atas:
Physiological (makan, tidur)
Safety (keamanan)
Love (rasa memiliki)
Esteem (harga diri)
Self-actualization (aktualisasi diri)
Catatan: Orang naik ke tingkat berikutnya setelah kebutuhan sebelumnya terpenuhi.
Hygiene factors: Gaji, kondisi kerja, hubungan sosial → Tidak memotivasi, tapi kalau kurang bisa menimbulkan ketidakpuasan.
Motivator factors: Pekerjaan itu sendiri, tantangan, pengakuan → Bisa meningkatkan motivasi.
Catatan: Hanya motivator factors yang benar-benar meningkatkan kinerja kerja.
Catatan tambahan: Teori ini tidak didukung kuat oleh riset.
Farhan gelisah karena isu PHK → Maslow: kebutuhan safety-nya tidak terpenuhi, jadi ia tidak bisa fokus ke tingkat yang lebih tinggi seperti esteem atau self-actualization.
Motivasi ditentukan oleh 3 elemen:
Expectancy → Keyakinan bahwa usaha akan menghasilkan performa
Instrumentality → Performa akan menghasilkan reward
Valence → Seberapa berharga reward tersebut bagi individu
Rumus:
Force = Expectancy × Σ (Valence × Instrumentality)
Catatan: Semua elemen harus tinggi untuk menghasilkan motivasi.
Bonus tidak memotivasi → karena Expectancy rendah (target tak realistis), atau Valence rendah (bonus tidak menarik bagi mereka).
Keyakinan seseorang terhadap kemampuannya di tugas tertentu.
Lebih spesifik dibanding expectancy
Terkait dengan Galatea Effect: Jika kita percaya diri, maka performa meningkat.
Merasa tidak percaya diri meski mampu → Self-efficacy rendah, jadi menunda pekerjaan dan demotivasi.
Orang membandingkan rasio input vs outcome dengan orang lain.
Jika merasa underpaid → motivasi turun
Jika overpaid → bisa naik, tapi bukti riset kurang kuat
3 jenis keadilan:
Distributive justice: Adilkah pembagian reward?
Procedural justice: Adilkah proses pembagiannya?
Tidak hanya berdasarkan perbandingan sosial seperti Equity
Tahu gaji Rina lebih tinggi padahal pengalaman lebih sedikit → Merasa inequity → Mulai mengurangi kualitas kerja.
Tujuan bisa mengarahkan dan memfokuskan perilaku.
Faktor penting:
Komitmen terhadap tujuan
Feedback
Tingkat kesulitan tujuan
Spesifik atau tidaknya tujuan
Catatan: Ada perbedaan antara:
Learning orientation → Fokus pada perkembangan
Performance orientation → Fokus pada hasil
Diberi target tidak jelas → Tujuan tidak spesifik, jadi bingung dan demotivasi.
Fokus pada feedback dan progres terhadap tujuan.
Jika progres tidak cukup:
Tujuan bisa diubah
Strategi diperbarui
Terpukul karena belum capai target → Harus evaluasi dan sesuaikan strategi agar tetap bisa menyelesaikan tugas.
Teori komprehensif dari Jerman.
Fokus pada goal-oriented behavior
Proses dari niat → aksi → pencapaian
Perbedaan kepribadian:
Action-oriented → Cepat bertindak, tanggap
State-oriented → Banyak ragu, lambat bertindak
Langsung buat modul tanpa perencanaan → Tidak ada perencanaan tindakan → Kinerja tidak optimal
→ Solusi: Buat timeline, konsultasi, dan regulasi proses dengan baik.
Teori | Fokus Utama |
---|---|
Needs Theory | Pemenuhan kebutuhan (Maslow, Herzberg) |
Expectancy Theory | Ekspektasi × Nilai reward × Hubungan ke reward (Vroom) |
Self-efficacy Theory | Keyakinan diri atas kemampuan (Bandura) |
Justice Theories | Persepsi keadilan (Equity & Fairness) |
Goal-setting Theory | Tujuan yang jelas dan spesifik (Locke) |
Control Theory | Regulasi berdasarkan feedback dan progres |
Action Theory | Perilaku berorientasi tujuan dan eksekusi (Hacker) |