MC

6. Employee's Motivation

Definisi Motivasi

Motivasi = Keadaan internal yang mendorong seseorang untuk berperilaku.
Terdiri dari 3 elemen:

  • Direction → Apa yang harus saya lakukan?

  • Intensity → Seberapa keras saya harus berusaha?

  • Persistence → Haruskah saya terus melakukannya?

Teori-Teori Motivasi

1. Needs Theory

Melihat motivasi berasal dari keinginan akan kebutuhan tertentu.

a. Maslow’s Hierarchy of Needs (1943)

Urutan kebutuhan dari dasar hingga atas:

  1. Physiological (makan, tidur)

  2. Safety (keamanan)

  3. Love (rasa memiliki)

  4. Esteem (harga diri)

  5. Self-actualization (aktualisasi diri)

Catatan: Orang naik ke tingkat berikutnya setelah kebutuhan sebelumnya terpenuhi.

b. Herzberg’s Two-Factor Theory (1968)
  • Hygiene factors: Gaji, kondisi kerja, hubungan sosial → Tidak memotivasi, tapi kalau kurang bisa menimbulkan ketidakpuasan.

  • Motivator factors: Pekerjaan itu sendiri, tantangan, pengakuan → Bisa meningkatkan motivasi.

Catatan: Hanya motivator factors yang benar-benar meningkatkan kinerja kerja.
Catatan tambahan: Teori ini tidak didukung kuat oleh riset.

Studi Kasus: Farhan

Farhan gelisah karena isu PHK → Maslow: kebutuhan safety-nya tidak terpenuhi, jadi ia tidak bisa fokus ke tingkat yang lebih tinggi seperti esteem atau self-actualization.

2. Expectancy Theory (Vroom, 1964)

Motivasi ditentukan oleh 3 elemen:

  • Expectancy → Keyakinan bahwa usaha akan menghasilkan performa

  • Instrumentality → Performa akan menghasilkan reward

  • Valence → Seberapa berharga reward tersebut bagi individu

Rumus:
Force = Expectancy × Σ (Valence × Instrumentality)
Catatan: Semua elemen harus tinggi untuk menghasilkan motivasi.

Studi Kasus: Tim penjualan

Bonus tidak memotivasi → karena Expectancy rendah (target tak realistis), atau Valence rendah (bonus tidak menarik bagi mereka).

3. Self-efficacy Theory (Bandura, 1982)

Keyakinan seseorang terhadap kemampuannya di tugas tertentu.

  • Lebih spesifik dibanding expectancy

  • Terkait dengan Galatea Effect: Jika kita percaya diri, maka performa meningkat.

Studi Kasus: Aldi

Merasa tidak percaya diri meski mampu → Self-efficacy rendah, jadi menunda pekerjaan dan demotivasi.

4. Justice Theories

a. Equity Theory (Adams, 1965)

Orang membandingkan rasio input vs outcome dengan orang lain.

  • Jika merasa underpaid → motivasi turun

  • Jika overpaid → bisa naik, tapi bukti riset kurang kuat

b. Fairness Theory (Cropanzano)

3 jenis keadilan:

  • Distributive justice: Adilkah pembagian reward?

  • Procedural justice: Adilkah proses pembagiannya?

  • Tidak hanya berdasarkan perbandingan sosial seperti Equity

Studi Kasus: Bayu

Tahu gaji Rina lebih tinggi padahal pengalaman lebih sedikit → Merasa inequity → Mulai mengurangi kualitas kerja.

5. Goal-setting Theory (Locke)

Tujuan bisa mengarahkan dan memfokuskan perilaku.
Faktor penting:

  • Komitmen terhadap tujuan

  • Feedback

  • Tingkat kesulitan tujuan

  • Spesifik atau tidaknya tujuan
    Catatan: Ada perbedaan antara:

  • Learning orientation → Fokus pada perkembangan

  • Performance orientation → Fokus pada hasil

Studi Kasus: Riko

Diberi target tidak jelas → Tujuan tidak spesifik, jadi bingung dan demotivasi.

6. Control Theory (Klein)

Fokus pada feedback dan progres terhadap tujuan.
Jika progres tidak cukup:

  • Tujuan bisa diubah

  • Strategi diperbarui

Studi Kasus: Mira

Terpukul karena belum capai target → Harus evaluasi dan sesuaikan strategi agar tetap bisa menyelesaikan tugas.

7. Action Theory (Hacker)

Teori komprehensif dari Jerman.

  • Fokus pada goal-oriented behavior

  • Proses dari niat → aksi → pencapaian

  • Perbedaan kepribadian:

    • Action-oriented → Cepat bertindak, tanggap

    • State-oriented → Banyak ragu, lambat bertindak

Studi Kasus: Dimas

Langsung buat modul tanpa perencanaan → Tidak ada perencanaan tindakan → Kinerja tidak optimal
→ Solusi: Buat timeline, konsultasi, dan regulasi proses dengan baik.

Ringkasan Teori-teori Motivasi

Teori

Fokus Utama

Needs Theory

Pemenuhan kebutuhan (Maslow, Herzberg)

Expectancy Theory

Ekspektasi × Nilai reward × Hubungan ke reward (Vroom)

Self-efficacy Theory

Keyakinan diri atas kemampuan (Bandura)

Justice Theories

Persepsi keadilan (Equity & Fairness)

Goal-setting Theory

Tujuan yang jelas dan spesifik (Locke)

Control Theory

Regulasi berdasarkan feedback dan progres

Action Theory

Perilaku berorientasi tujuan dan eksekusi (Hacker)