week 4 - classroom management
1. Classroom Reality
Classroom can be chaotic karena:
Multidimensional → banyak aktivitas sekaligus.
Things happen quickly & unpredictable.
Little privacy.
Kelas punya histories (pola lama yang memengaruhi dinamika).
2. Classroom Management: Old vs New
Older View
Fokus pada aturan ketat & kontrol.
Siswa pasif, patuh → kurang engagement.
Newer View
Fokus pada kebutuhan relasi & self-regulation.
Guru sebagai guide, coordinator, facilitator.
Menumbuhkan self-discipline, bukan kontrol eksternal.
3. Getting Off to the Right Start
Hari pertama sekolah = menentukan tone setahun ke depan.
Strategi awal:
Komunikasikan aturan & prosedur.
Libatkan siswa untuk bekerja sama.
Segera engage siswa dalam aktivitas belajar.
4. Instruction & Positive Climate
Tujuan:
Kelola aktivitas kelompok.
Libatkan siswa dalam tugas bermakna.
Buat lingkungan positif & suportif.
Pendekatan:
Asset-based model: fokus pada kekuatan, merayakan keragaman, membuat siswa merasa dihargai.
Deficit model: fokus pada kelemahan → disengagement & resistance.
Perbandingan Model
Model | Fokus | Dampak |
---|---|---|
Asset-based | Kekuatan & kontribusi siswa | Engagement, rasa dihargai |
Deficit-based | Kelemahan siswa | Resistensi, disengagement |
5. Goals of Classroom Management
Maksimalkan waktu belajar, minimalkan perilaku non-goal.
Preventif: mencegah masalah sebelum muncul.
Siswa yang engaged → kecil kemungkinan bermasalah.
6. Physical Environment
Prinsip dasar penataan:
Kurangi kemacetan area sibuk.
Guru bisa melihat semua siswa.
Bahan ajar & perlengkapan mudah diakses.
Semua siswa bisa melihat presentasi.
Variasi seating arrangement: memengaruhi interaksi.
Action Zone: area duduk tertentu lebih dekat interaksi dengan guru.
7. Effective Classroom Managers
“With-it” → sadar situasi kelas.
Coping dengan situasi overlap.
Lesson lancar & berkesinambungan.
Memberikan tantangan variasi aktivitas.
Lingkungan aman & terbuka → siswa bebas berbagi ide.
Rasa saling menghargai antar siswa & guru.
8. Teacher Management Styles
Style | Ciri | Dampak |
---|---|---|
Authoritative | Monitoring + dialog | Dorong siswa berpikir independen |
Authoritarian | Ketat & menghukum | Fokus pada order, bukan belajar |
Permissive | Otonomi tinggi tapi minim dukungan | Siswa kurang terarah |
9. Rules & Procedures
Aturan kelas harus:
Reasonable & perlu.
Jelas, konsisten dengan tujuan pembelajaran.
Selaras dengan aturan sekolah.
10. Getting Students to Cooperate
Bangun relasi positif antar siswa.
Dorong tanggung jawab bersama.
Gunakan reward efektif (untuk mastery, bukan kontrol).
Libatkan siswa: invite input, validate variability, encourage curiosity.
11. Communication
Speaking Skills: gunakan kosakata sesuai usia, jelas, terstruktur.
Barriers: kritik, labeling, advising, ordering, threatening, moralizing.
Active Listening: perhatian penuh, parafrase, sintesis, feedback.
Nonverbal: ekspresi wajah, ruang personal, kontak mata, silence.
12. Dealing with Problem Behaviour
Strategi umum: de-escalation, konsistensi, hormat pada siswa, cari akar masalah.
Intervensi:
Minor: nonverbal cues, redirection, proximity, assertiveness.
Moderate: hilangkan privilese, isolasi, penalty.
Aggression:
Fighting → tekankan perspektif & kerja sama.
Bullying → iklim sekolah positif, keterlibatan orang tua.
Defiance → atasi privat, hindari power struggles.
13. Special Focus: Engaging Gen Z & Gen Alpha
Siswa mencari voice & meaning.
Koneksi pembelajaran dengan dunia nyata → memperdalam pemahaman.
Gunakan media & pendekatan yang relevan dengan generasi digital.
14. Ringkasan Penting
Classroom management bukan sekadar kontrol, tapi membangun relasi & iklim positif.
Guru efektif = kombinasi strategi fisik, relasional, komunikasi, & disiplin.
Preventif lebih baik daripada reaktif → fokus pada engagement.
Model manajemen terbaik → authoritative + asset-based approach.