Draft PowerPoint: Bakteriofaga
Slide 1: Judul
Bakteriofaga: Virus Pemangsa Bakteri
Nama Penyusun
Tahun
Slide 2: Pengantar
Bakteriofaga (faga) adalah virus yang menginfeksi bakteri.
Digunakan untuk penelitian virologi karena mudah ditumbuhkan dan dikendalikan.
Penting dalam studi genetika dan bioteknologi.
Slide 3: Sejarah Penelitian Faga
Volume penelitian faga sangat besar sejak 1915.
Virologi telah menerbitkan lebih dari 2000 artikel tentang faga.
Eksperimen klasik: Eksperimen Hershey-Chase.
Slide 4: Eksperimen Hershey-Chase
Menggunakan faga yang dilabel fosfor pada kapsid dan genom.
Percobaan menunjukkan bahwa genom faga bertanggung jawab atas replikasi, bukan kapsidnya.
Slide 5: Struktur Bakteriofaga
Terdiri dari kapsid dan genom.
Tidak memiliki envelope seperti beberapa virus lainnya.
Ukuran sangat kecil dibanding virus lain.
Tiga bentuk utama: Ikosahedral, Ikosahedral dengan ekor, Filamen.
Slide 6: Genom Faga
Rangkaian asam nukleat efisien.
Berbeda dengan genom manusia yang sebagian besar non-coding.
Mengandung banyak daerah overlapping.
Slide 7: Siklus Replikasi Faga
Lytic Pathway: Faga bereplikasi di sitoplasma, menghasilkan virion baru, menyebabkan lisis sel inang.
Lysogenic Pathway: Genom faga berintegrasi ke kromosom bakteri, diwariskan saat pembelahan bakteri.
Slide 8: Lysogen dan Virulensi
Bakteri yang mengandung profaga disebut lysogen.
Lysogen kebal terhadap infeksi oleh faga sejenis.
90% dari faga adalah profaga.
Beberapa bakteri mendapatkan gen virulen dari faga (transduksi).
Slide 9: Pertahanan Bakteri terhadap Faga
Enzim Restriksi: Memotong DNA faga.
Contoh: EcoR1 memotong urutan GAATTC.
Metilasi DNA Faga: Menonaktifkan genom faga.
Slide 10: Peran Faga dalam Kedokteran
Transduksi: Perpindahan gen antar bakteri oleh faga.
Konversi bakterial: Bakteri menjadi lebih virulen setelah menerima gen dari faga.
Contoh: Toksin difteri, toksin kolera, botulinum toxin.
Potensi dalam terapi gen: Faga sebagai vektor gen terapi.
Slide 11: Deteksi Faga (Plaque Assay)
Faga dicampur dengan bakteri dalam media padat.
Area jernih (plaque) menunjukkan tempat faga bereplikasi.
Slide 12: Kesimpulan
Bakteriofaga memainkan peran penting dalam virologi dan genetika.
Memiliki potensi besar dalam penelitian medis dan bioteknologi.
Studi tentang faga membantu memahami patogenesis virus dan mekanisme resistensi bakteri.
Slide 13: Referensi
Jawetz, 2013.
Aditya, 2014.
Anonim, 2017.
Yuwono, 2012.
Slide 1: Judul
Penemuan Bakteriofag
Mata Kuliah: Virologi
Disusun oleh: [Nama Anda]
[Tanggal Presentasi]
Slide 2: Pendahuluan
Bakteriofag (faga) adalah virus yang menginfeksi bakteri.
Memiliki peran penting dalam bioteknologi dan terapi antibakteri.
Slide 3: Sejarah Penemuan Faga
1915: Frederick Twort pertama kali menggambarkan fenomena lisis bakteri oleh agen yang tidak terlihat.
1917: Felix d'Herelle mengonfirmasi keberadaan entitas yang memakan bakteri.
d'Herelle menciptakan istilah "Bakteriofag", yang berarti "pemakan bakteri".
Slide 4: Karakteristik Faga
Tidak terlihat di bawah mikroskop cahaya.
Dapat berpindah dari satu kultur bakteri ke kultur lainnya.
Melewati filter terkecil yang tersedia saat itu.
Slide 5: Struktur Faga Filamen M13
Memiliki struktur filamen yang tersusun dari ~2700 subunit protein yang dikodekan oleh gen VIII (gpVIII).
Disebut faga filamen karena bentuknya yang panjang dan ramping.
Slide 6: Protein pada Faga M13
Ujung Filamen:
Terikat dengan gpVII dan gpIX.
Ujung Lainnya:
Terikat dengan gpIII dan gpVI.
Slide 7: Kesimpulan
Faga pertama kali ditemukan oleh Twort dan d'Herelle.
Faga dapat menghancurkan bakteri dan memiliki potensi dalam berbagai aplikasi ilmiah.
Faga M13 memiliki struktur unik yang memungkinkan infeksi spesifik pada bakteri target.
Slide 8: Referensi
[Masukkan sumber literatur yang relevan]
Catatan: Anda dapat menambahkan gambar faga, diagram struktur, dan animasi untuk memperjelas konsep dalam presentasi.
Draft PowerPoint: Daur Litik pada Virus
Slide 1: Judul
Daur Litik pada Virus
Nama: [Isi Nama]
Mata Kuliah: Virologi
Dosen: [Isi Nama]
Slide 2: Litik atau Virulen
Fage litik menginfeksi sel inang dan menghasilkan virus baru.
Pada akhir inkubasi, sel inang pecah (lisis) dan melepaskan virus baru.
Virus yang dilepaskan akan menginfeksi sel inang lainnya.
Slide 3: Tahapan Daur Litik
Fase Adsorbsi (Penempelan)
Fase Injeksi (Penetrasi)
Fase Sintesis
Fase Perakitan
Fase Litik (Lisis)
Slide 4: Fase Adsorbsi (Penempelan)
Ujung ekor virus menempel pada dinding sel bakteri.
Penempelan terjadi pada protein khusus di dinding bakteri.
Interaksi bersifat spesifik seperti kunci dan gembok.
Virus mengeluarkan enzim lisozim untuk membentuk lubang di dinding bakteri.
Slide 5: Fase Injeksi (Penetrasi)
Seludang ekor virus berkontraksi, mendorong DNA virus ke dalam sel bakteri.
DNA virus masuk ke dalam sel, sedangkan kapsid tetap di luar.
Virus kehilangan seludangnya setelah injeksi.
Slide 6: Fase Sintesis
DNA virus menghancurkan DNA bakteri menggunakan enzim lisozim.
DNA virus menggandakan diri dan mengambil alih metabolisme sel inang.
Sintesis protein kapsid (kepala, ekor, serabut ekor) menggunakan ribosom bakteri.
Slide 7: Fase Perakitan
Bagian-bagian kapsid yang telah terbentuk dirakit menjadi virus baru.
DNA virus dimasukkan ke dalam kapsid.
Virus baru yang utuh terbentuk.
Slide 8: Fase Litik (Lisis)
Setelah sekitar 20 menit, terbentuk 200 bakteriofaga baru.
Sel bakteri pecah (lisis) dan melepaskan virus-virus baru.
Virus yang dilepaskan akan menginfeksi bakteri lain.
Slide 9: Ilustrasi Daur Litik
[Tambahkan gambar diagram daur litik]
Penjelasan singkat tiap tahap dalam diagram.
Slide 10: Kesimpulan
Daur litik adalah siklus reproduksi virus yang menghasilkan virus baru dengan menghancurkan sel inang.
Terdiri dari lima tahap utama: adsorbsi, injeksi, sintesis, perakitan, dan litik.
Virus litik sangat berbahaya karena menyebabkan kematian sel inang secara cepat.
Slide 11: Referensi
[Masukkan sumber referensi yang relevan]
Slide 1: Judul
Daur Lisogenik dalam Virologi
Mata Kuliah: Virologi
Nama: (Isi Nama Anda)
Dosen: (Isi Nama Dosen)
Slide 2: Pengantar
Tenang atau Lisogenik
Tidak menyebabkan lisis secara langsung.
Asam nukleat virus direplikasi dalam sel bakteri dari generasi ke generasi.
Bisa menjadi virulen dan menyebabkan lisis di generasi berikutnya.
Slide 3: Tahapan Daur Lisogenik
Fase Adsorpsi
Fase Injeksi
Fase Penggabungan
Fase Pembelahan
Fase Sintesis
Fase Perakitan
Fase Litik
Slide 4: Fase Penggabungan
DNA virus menyisip ke dalam DNA bakteri.
DNA bakteri terputus dan DNA virus bergabung.
Bakteri yang terinfeksi memiliki DNA virus dalam gennya.
Slide 5: Fase Pembelahan
DNA virus menjadi bagian dari DNA bakteri (profage).
Saat bakteri membelah, DNA virus juga ikut bereplikasi.
Jumlah DNA virus mengikuti jumlah sel bakteri inang.
Slide 6: Fase Sintesis
Jika terkena zat kimia atau radiasi tinggi, DNA virus aktif kembali.
DNA virus menghancurkan DNA bakteri dan mulai mensintesis kapsid baru.
Virus baru mulai terbentuk.
Slide 7: Fase Perakitan
Kapsid virus dirakit menjadi utuh.
DNA hasil replikasi masuk ke dalam kapsid.
Virus-virus baru terbentuk dalam sel bakteri.
Slide 8: Fase Litik
Sama seperti daur litik.
Sel bakteri mengalami lisis, melepaskan virus baru.
Virus baru dapat kembali mengalami daur litik atau lisogenik.
Slide 9: Kesimpulan
Daur lisogenik memungkinkan virus bertahan dalam sel bakteri tanpa langsung merusaknya.
DNA virus dapat bereplikasi bersama DNA bakteri hingga diaktifkan kembali.
Infeksi dapat berubah menjadi daur litik saat kondisi tertentu terjadi.
Draft PowerPoint - Virologi
Slide 1: Judul
Judul: Fase Lisogenik dan Litik pada Virus Bakteriofage
Nama: (Isi Nama Anda)
Mata Kuliah: Virologi
Slide 2: Pendahuluan
Virus dapat mengalami dua siklus reproduksi utama: lisogenik dan litik
Peralihan dari lisogenik ke litik terjadi karena perubahan kondisi lingkungan
Contoh: infeksi bakteriofage pada bakteri
Slide 3: Fase Lisogenik
Virus menginfeksi bakteri tetapi tidak menyebabkan lisis
DNA virus bergabung dengan DNA bakteri sebagai profage
Bakteri tetap hidup dan bereplikasi bersama profage
Terjadi saat bakteri memiliki daya tahan tinggi
Slide 4: Peralihan ke Fase Litik
Perubahan lingkungan dapat melemahkan daya tahan bakteri
Profage menjadi aktif dan memasuki fase litik
Virus menjadi virulen dan menyebabkan lisis bakteri
Slide 5: Fase Litik
DNA virus mereplikasi diri dan membentuk virus baru
Sel bakteri pecah (lisis), melepaskan banyak virus
Virus-virus baru menginfeksi sel bakteri lainnya
Slide 6: Struktur Fage
Semua faga memiliki kromosom dalam kapsid
Kapsid tersusun dari protein yang dikodekan oleh faga
Beberapa faga memiliki struktur ekor untuk infeksi
Slide 7: Contoh Bakteriofage - T4 dan P1
T4:
DNA beruntai ganda linier (172 kb)
Kapsid memanjang icosahedral
Struktur ekor kompleks dengan sarung kontraktil dan serat ekor
P1:
DNA beruntai ganda linier (90 kb)
Kapsid icosahedral, ekor fleksibel dengan serat ekor
Slide 8: Contoh Bakteriofage - M13
M13:
DNA beruntai tunggal melingkar (6407 nukleotida)
Dikelilingi oleh lima protein faga
Tidak menyebabkan lisis, tetapi replikasi berkelanjutan
Slide 9: Kesimpulan
Virus dapat mengalami fase lisogenik atau litik
Faktor lingkungan menentukan peralihan lisogenik ke litik
Struktur bakteriofage berbeda-beda, tergantung jenisnya
Slide 10: Terima Kasih
Diskusi dan Pertanyaan